Film yang disutradara Sidharta Tata ini mengusung alur yang cerdas, menghubungkan trauma masa lalu dari film pertama dengan tragedi yang terjadi dua puluh tahun kemudian di Desa Giritirto.
“Di Waktu Maghrib 2, kami berdua yang secara nggak sengaja membangkitkan Jin Ummu Sibyan,” kata Muzakki Ramdhan, pemeran Endro, sambil tertawa getir dalam sesi wawancara eksklusif dengan Medcom.
Baca juga: 400 Seniman Inggris Bersatu Lawan Penyalahgunaan AI, Ada Coldplay dan Dua Lipa |
Konfliknya dimulai dari kekesalan Yogo dan Endro anggota tim cadangan sepak bola yang menyalahkan tim inti atas kekalahan mereka. Rasa dendam yang dilampiaskan lewat sumpah serapah di waktu maghrib menjadi pemicu malapetaka.
“Kami nggak ngapa-ngapain, tapi disalahin. Padahal kami cuma tim cadangan. Terus kami nyumpah-nyumpahin aja karena kesal,” ujar Muzakki.
Tak hanya dari sisi Sulthan Hamonangan (Yogo) dan Muzakki Ramdhan (Endro), karakter Wulan yang diperankan Anantya Kirana juga menyumbang amarah yang memicu kekuatan gelap.
Wulan merasa cemburu pada adik sepupunya, Yogo, yang tinggal bersama keluarganya setelah menjadi yatim piatu.
“Wulan itu ambisius. Dia lagi ngejar beasiswa, tapi diganggu sama Yogo. Jadinya dia kesal banget sampai akhirnya nyumpahin juga,” ungkap Anantya.
Konflik emosional ini ternyata cukup untuk membuka kembali gerbang bagi Jin Ummu Sibyan, sosok makhluk halus yang dikenal sangat sensitif terhadap energi negatif saat waktu maghrib.
Tradisi dan larangan yang sering diucapkan para orang tua desa, seperti larangan keluar rumah saat maghrib dan tidak mengucapkan hal buruk, menjadi latar budaya yang kuat.
“Sebenarnya kami harusnya salat maghrib. Tapi karena udah kesel dan bandel, kami pulang aja. Dan itu jadi awal petaka,” kata Muzakki.
Kehadiran tokoh Adi dari film pertama sebagai pria dewasa yang kini membantu anak-anak di Desa Giritirto menambah lapisan emosional dan nostalgia bagi para penonton setia.
“Adi punya dendam pribadi ke Jin Ummu Sibyan karena dulu teman-temannya dibunuh. Makanya dia tergerak membantu anak-anak ini,” kata Anantya.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News