Ketika saya selesai menonton Decision to Leave untuk pertama kalinya, saya sepakat dengan banyak pendapat di luar sana yang menyebut bahwa ini merupakan film bagus. Namun, ketika menontonnya berulang kali, saya malah makin kagum dengan film ini, terlebih dengan gaya penyutradaraannya Park Chan-wook, sang sutradara kondang yang disebut-sebut sebagai salah satu filmmaker paling berpengaruh di industri film Korea Selatan.
Premis yang ditawarkan memang sederhana, yakni seorang detektif pria yang selingkuh dengan terduga pelaku pembunuhan. Namun, Park Chan-wook mampu meracik bahan baku yang sederhana itu menjadi hidangan mewah lewat plot yang menarik, sinematografi cantik, tata suara yang apik, serta chemistry kedua karakter utama yang seksi.
Berikut ulasan film Decision to Leave.
1. Chemistry ciamik dua aktor utama
Performa akting duo aktor utama di film ini, yakni Park Hae-il sebagai Jang Hae-jun dan Tang Wei sebagai Song Seo-rae, benar-benar ciamik. Keduanya berhasil memerankan dua karakter yang saling mau, tapi malu. Kita dapat melihat bagaimana keduanya saling menunjukkan rasa ketertarikan terhadap satu sama lain lewat cara-cara yang halus.Ketika akhirnya mereka benar-benar dekat, meskipun tidak saling memuji dan jarang bersentuhan fisik, saya sendiri bisa merasakan kalau hubungan Hae-jun dan Seo-rae sangat romantis dan intim. Hal ini tentu bisa dicapai berkat chemistry kedua aktornya, yang mampu menampilkan kesan romantis dan intim hanya lewat tatapan mata serta gestur dan tindakan kecil.
Selain diajak menikmati dinamika cinta Hae-jun dengan Seo-rae, Park Chan-wook juga mengajak kita untuk menyelami sisi psikologis keduanya. Baik Hae-jun maupun Seo-rae merupakan pribadi yang sama-sama rumit, perasaan mereka sangat kompleks, dipenuhi ambiguitas, bahkan mereka sendiri pun tampak bingung memahami apa yang sebenarnya mereka inginkan.

2. Plot berlapis tapi tetap rapi
Park Chan-wook dan Chung Seo-kyung selaku penulis cerita berhasil mengembangkan premis yang sederhana menjadi sebuah cerita yang disusun oleh plot yang berlapis namun tetap rapi dan tetap menarik untuk diikuti. Secara pelan-pelan tapi pasti, kita diajak untuk mengikuti proses Hae-jun memecahkan kasus, bagaimana Hae-jun menginterogasi dan menyelidiki Seo-rae, hingga bagaimana Hae-jun dan Seo-rae saling tarik ulur perasaan.Kita juga diajak untuk melihat pekerjaan Seo-rae sebagai perawat, juga bagaimana Hae-jun bersikap acuh tak acuh terhadap istrinya. Masing-masing plot itu menyimpan teka-teki yang saling berhubungan layaknya puzzle yang kemudian akan mengarahkan kita untuk menyingkap misteri yang ada.
Meski begitu, unsur misteri dan detektif dalam film ini tidaklah se-noir film-film misteri lainnya yang dipenuhi plot berat berlapis dan dibumbui dengan lebih dari satu twist. Decision to Leave bisa dibilang hadir dengan gaya yang berbeda, namun tetap berhasil membuat kesan misterius.
3. Visual cantik bak puisi
Cantik, elok, dan indah adalah kata yang pas untuk menggambarkan visual yang ditampilkan dalam film ini. Hal ini tentuk tak lepas berkat kolaborasi Park Chan-wook dengan sinematografer Kim Ji-yong.Jika diamati dengan detail, setiap gambar dalam film ini dikomposisikan dengan detail, mulai dari posisi kameranya, angle kameranya, juga pergerakan kameranya yang seringkali mencuri perhatian di banyak momen. Teknis pencahayaan dan penyuntingan yang apik pun turut mengangkat level sinematografi di film ini lebih lagi.
Shot bird's eye ketika Hae-jun sedang berada di puncak gunung atau shot medium-low ketika Hae-jun sedang di pantai menjadi salah dua shot favorit saya di film ini. Visual-visual cantik tersebut turut memperkuat rasa yang ingin disampaikan filmnya.

4. Tata suara yang terasa emosional
Aspek tata suara atau scoring dalam film ini juga menarik untuk dibahas. Pada banyak momen, kita dapat mendengar bahwa scoring dalam film ini terdengar minimalis. Seringkali hanya terdengar gesekan instrumen biola atau cello, namun komposisi musiknya sangat pas dengan scene yang sedang ditampilkan. Alhasil, aspek scoring ini pun ikut memperkuat perasaan yang sedang dibangun scene-nya.Pada beberapa momen, scoring-nya membuat saya merasa harap-harap cemas menanti kejutan apa yang akan ditampilkan atau misteri apa yang akan disingkap oleh filmnya dalam beberapa detik ke depan.
5. Simbolisme yang sarat makna
Sama seperti film-film bagus lainnya, Decision to Leave juga menyimpan banyak simbol yang sarat akan makna. Misalnya, film ini banyak menampilkan gunung dan laut, dimana kedua simbol tersebut juga digunakan Park Chan-wook untuk mengembangkan cerita di film ini.Di film ini, karakter laki-lakinya beberapa kali diperlihatkan mendaki sebuah gunung dan berdiri di atas puncak gunung, yang mana gunung ini bisa jadi semacam simbol maskulinitas dan patriarki. Gunung merupakan sesuatu yang menjulang tinggi dan kokoh, layaknya pria yang diharapkan menjadi kaum yang kuat dan punya kedudukan yang lebih tinggi dalam sistem sosial.
Sementara karakter Seo-rae sangat identik dengan laut, mulai dari bajunya yang berwarna biru laut sampai sampul buku dan wallpaper dinding rumahnya juga bermotif ombak. Sama seperti laut yang misterius, Seo-rae juga merupakan sosok yang misterius yang menyimpan banyak sisi yang tak ia perlihatkan. Sampai film ini berakhir pun, masih banyak sisi dari Seo-rae yang belum terungkap, layaknya misteri lautan yang sulit dipecahkan manusia.
Decision to Leave bisa ditonton di platform streaming Viu.
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id