(Foto: Metronews)
(Foto: Metronews)

Film Lion Ramaikan Festival Sinema Australia Indonesia 2017

22 Januari 2017 11:40
medcom.id, Jakarta: Lazimnya, seseorang merayakan ulang tahun pada tanggal ia dilahirkan. Namun, tidak bagi Saroo Brierley (Dev Patel). Saroo memilih merayakan ulang tahunnya pada tanggal kala dia ditemukan, dan bukan pada tanggal kelahirannya, 22 Mei.
 
Semua bermula saat anak laki-laki berusia lima tahun di pinggir India pada 1986. Saroo Brierley namanya. Ia mengumpulkan recehan di atas kereta untuk membantu keluarganya di Khandwa.
 
Suatu ketika, Brierley tertidur dalam sebuah rangkaian gerbong kereta, yang membawanya jauh meninggalkan kota menuju Kalkuta.

Akibat dari hal tersebut, Brierley terkatung-katung di Kalkuta selama beberapa minggu. Ia harus bertahan hidup dalam kerasnya kehidupan jalanan hingga ia diadopsi pasangan Australia dan hijrah ke Hobart, Tasmania.
 
Kisah itu dituangkannya dalam buku nonfiksi A Long Way Home. Buku itu kemudian diadaptasi dalam film Lion karya Garth Davis. Film ini dibintangi Nicole Kidman yang berperan sebagai Sue, ibu adopsi Brierley.
 
Film berdurasi 118 menit itu pun berhasil masuk nominasi Golden Globe 2017, untuk kategori best drama motion picture, best supporting actor in a motion picture untuk Dev Patel, Best Supporting Actress in a Motion Picture bagi Nicole Kidman, dan Dustin O'Halloran, Volker Bertelmann masuk kategori Best Original Score.
 
Lion menjadi salah satu film yang meramaikan Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2017 di XXI Plaza Senayan yang akan terselenggara pada 26 Januari sampai dengan 5 Februari mendatang. Selain di Jakarta, FSAI akan dilaksanakan di Makassar dan Surabaya.
 
Selain Lion, film lain yang patut disaksikan ialah Girl Asleep, yang menceritakan peralihan masa anak-anak ke masa remaja seorang gadis kecil Greta Driscoll. Driscoll yang merayakan ulang tahun ke-15 mengalami pergulatan hati karena belum siap melepas masa kecilnya untuk beralih ke masa remaja.
 
Film karya Rosemary Myers itu menyabet beberapa penghargaan, seperti The Age Critics Prize for Best Australian Film pada ajang Melbourne International Film Festival.
 
"Warga Australia dan Indonesia sama-sama mencintai film sebagai cara untuk mengekspresikan harapan, impian, dan tantangan dan kedua negara memiliki industri yang dinamis dan kekayaan bakat kreatif," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.
 
Selain dua film itu, FSAI 2017 akan memutar sembilan film pilihan peraih sejumlah penghargaan dan telah diakui di panggung internasional. Selain dua film itu, empat film lain karya sineas Australia lainnya ialah Looking for Grace, Satellite Boy, Spear, dan The Ravens. Sementara itu film karya anak bangsa yang tayang ialah Sendiri Diana Sendiri karya Kamila Andini, What They Don't Talk About When They Talk About Love karya Mouly Surya, dan Sokola Rimba karya Riri Riza. (Zuq/M-4/Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan