Dalam film ini, Adriyanto Dewo dipilih sebagai sutradara. Sutradara pemenang Piala Citra ini mengaku senang bisa berkesempatan membuat film bertema musik.
Ia mengatakan bahwa dirinya tumbuh bersama musik bergenre rock dan metal sehingga senang menggarap film ini. Selain itu, sutradara film Mudik ini, memang mempunyai mimpi untuk membuat film bertema musik sebelumnya.
Film ini mengambil latar di Bandung pada tahun 2008. Tahun tersebut bukan dipilih sembarangan, melainkan karena di tahun tersebut, kreativitas musik di Bandung sedang naik-naiknya. Tak hanya itu, industri kreatif lain seperti distro pun sangat berjaya pada masa itu. Dapat dikatakan, tahun 2008 adalah era kebangkitan skena musik Bandung.
Spirit para seniman khususnya musisi Bandung pada 2008 merupakan unsur yang ingin disampaikan pada film ini. Bukan hanya untuk bernostalgia, film ini diproyeksikan sebagai pesan untuk masyarakat Indonesia, terlebih para pelaku industri kreatif, untuk bangkit walaupun sedang dilanda keterpurukan yang merugikan semua orang.
Pemilihan jadwal tayang bulan Desember juga tidak sembarang. Desember dinilai sebagai simbol akhir dari keterpurukan Indonesia melawan pandemi dan akan bangkit pada tahun berikutnya.
Film ini dibintangi oleh Elang El Gibran hingga Asmara Abigail. Film ini juga melibatkan cameo dari sejumlah musisi tanah air seperti Savor of Filth, Tcukimay, Rocket Rockers hingga Buluk Superglad dan Iyo Pure Saturday.
(Ifdal Ichlasul Amal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id