Poster 24 Jam Bersama Gaspar
Poster 24 Jam Bersama Gaspar

Ulasan Film 24 Jam Bersama Gaspar

Rafi Alvirtyantoro • 12 Maret 2024 11:37
Persahabatan dimulai dengan kebahagiaan. Namun Gaspar mengakhirinya dengan penderitaan.
 
24 Jam Bersama Gaspar merupakan produksi Visinema dan KawanKawan Media yang akan tayang di Netflix, pada Kamis, 14 Maret 2024. Film ini dibintangi oleh Reza Rahadian, Laura Basuki, Shenina Cinnamon, dan Kristo Immanuel. 
 
Sebelumnya, film 24 Jam Bersama Gaspar telah melakukan penayangan perdana di Busan Internasional Film Festival pada 6 Oktober 2023. Film tersebut juga ditayangkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 28-29 November 2023 dan Singapore International Film Festival pada 4 Desember 2023.

Film 24 Jam Bersama Gaspar menceritakan tentang kisah seorang detektif yang ingin menemukan teman masa kecilnya yang hilang. Namun, Gaspar (Reza Rahadian) mengalami kelainan jantung dan akan meninggal dalam waktu 24 jam.
 
 
Baca juga: Jimmy Kimmel Sindir Donald Trump di Panggung Oscar 2024 

 
Agnes (Shenina Cinnamon), sahabat Gaspar, ingin ikut dalam misi pencarian teman masa kecil sahabatnya itu. Setelah diizinkan, Gaspat mengajak mantan kekasihnya, Kik (Laura Basuki) dengan kekasihnya Njet (Kristo Immanuel) untuk bergabung dalam rencananya.
 
Selain itu, Gaspar juga melibatkan keluarga dari target, bernama Ibu Tati (Dewi Irawan) dan anaknya Yadi (Sal Priadi). Mereka bersama-sama menyiapkan rencana untuk mendatangi rumah dari ayah teman masa kecilnya Gaspar, yakni Wan Ali (Iswadi Pratama).
 
Ulasan Film 24 Jam Bersama Gaspar

Hadirkan Gambaran Masa Depan

Film 24 Jam Bersama Gaspar akan memperlihatkan dunia yang berbeda seolah berada di masa depan, pada era kehancuran Bumi. Kejahatan di sana pun sangat merajalela. Masyarakat bisa melakukan apa pun sesukanya tanpa khawatir adanya pihak kepolisian yang menangkap. 
 
Ini bukan tentang masa depan Bumi yang akan diwarnai dengan berbagai teknologi canggih sehingga umat manusia bisa hidup sejahtera. Namun bagaimana manusia bertahan hidup di dunia yang terlihat sudah dipenuhi oleh hukum rimba.
 
Yosep Anggi Noen selaku sutradara sepertinya ingin menampilkan sebuah estetika dari perjalanan waktu seorang Gaspar. Gambaran kilas balik itu dibuat dengan indah, apalagi kenangan masa kecil antara Gaspar dengan temannya itu.
 
Para penonton seolah sedang diajak untuk berenang menyelam menelusuri kenangan yang dimiliki oleh Gaspar. Bahkan sepertinya sulit membedakan antara kejadian nyata dengan khayalan sang detektif. 
 

Kesenjangan Sosial yang Sangat Melekat

Sejak awal hingga akhir film, 24 Jam Bersama Gaspar memang sangat memperlihatkan kesenjangan sosial yang ada di tengah masyarakat. Mereka yang masih memiliki uang dan tempat tinggal bisa hidup dengan cukup. Namun berbeda dengan masyarakat yang tidak memiliki rumah dan harus menjadi pengemis atau pemulung untuk bertahan hidup.
 
Salah satu adegan yang disoroti adalah ketika kematian Gaspar tiba. Masyarakat yang melihat itu tidak menolong sang detektif untuk dibawa ke rumah sakit atau mencari bantuan lain. Mereka hanya mengambil barang-barang yang dimiliki dan dikenakan oleh Gaspar. Sepertinya kematian seseorang di sana sudah hal biasa dan tidak menjadi kekhawatiran masyarakat. 
 
 
Baca juga: Daftar Lengkap Pemenang Piala Oscar 2024 
 

Gunakan Bahasa Baku

Yosep Anggi Noen selaku sutradara benar-benar mengadaptasi novel 24 Jam Bersama Gaspar dengan baik. Dengan bantuan sang penulis skenario, M. Irfan Ramli, gambaran novel tersebut bisa menjadi kenyataan.
 
Khususnya bahasa yang digunakan oleh para karakter dalam berdialog. Semuanya menggunakan bahasa baku seperti di dalam novelnya.
 
Penggunaan bahasa baku dalam film 24 Jam Bersama Gaspar bisa menjadi daya tarik bagi film ini. Para pemain pun bisa mengimplementasikannya dengan baik tanpa adanya rasa kaku atau tidak nyaman ketika berbicara.
 

Ulasan Film 24 Jam Bersama Gaspar

Ketegangan Aksi Laga Si Gaspar

Film 24 Jam Bersama Gaspar akan menampilkan aksi laga yang penuh ketegangan. Seperti diketahui bahwa sang karakter utama, Gaspar, akan meninggal dunia dalam 24 jam karena kelainan jantung yang dimilikinya. Namun apa jadinya jika dalam kondisi tersebut, ia masih ikut melakukan misi gilanya itu.
 
Tentu para penonton akan menyaksikan adegan laga itu dengan penuh ketegangan. Ketika Gaspar memberikan perlawanan kepada musuh, ia terlihat beberapa kali menahan sakit pada bagian dadanya. Kelainan jantung yang dideritanya itu cukup menjadi hambatan baginya dalam bertarung.
 
Apalagi dengan latar musik yang sangat membantu untuk membangun suasana bagi para penonton. Adegan-adegan yang ada di dalamnya seolah hidup dan membawa penonton ke dalamnya.
 
Selain itu, ketika menjelang akhir, kelompok petarung yang dipimpin oleh Gaspar itu memulai aksinya. Namun sesuatu yang tidak diharapkan pun terjadi. Aksi kejar-kejaran pun dimulai dan di sana kejadian yang tidak diharapkan terjadi.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan