Andrei coba menggali beragam fenomena sosial, mulai dari kehidupan sosialita, konflik rumah tangga, hingga perselingkuhan, dan mengemasnya dengan cara yang elegan namun menyentuh. Proses produksi film ini memakan waktu sekitar delapan bulan di Indonesia dan Malaysia.
Musisi Joshua March merasa bersyukur ikut terlibat sebagai pengisi soundtrack film. Joshua ingin lagu ciptaannya tidak sekadar menjadi latar belakang, tetapi juga sebagai jembatan emosional bagi penonton untuk lebih memahami konflik dan dinamika karakter filmini.
"Musik harus bisa bicara, bukan hanya jadi pelengkap," kata Joshua yang menciptakan tiga komposisi khusus untuk film ini.
baca juga: Deretan Film Indonesia Seru Tayang Juni 2025 |
Proses pengerjaan musik dilakukan dalam waktu sekitar satu bulan. Meski relatif singkat, Joshua ingin memastikan setiap nada dan lirik mampu menyampaikan nuansa cerita.
"Tantangan terbesar adalah menciptakan musik yang tidak hanya enak didengar, tetapi juga mewakili jiwa film," ujarnya.
Joshua mengungkapkan bahwa keterlibatannya berawal dari kedekatannya dengan tim produksi AX Entertainment. "Semua kru film ini adalah teman-teman saya, jadi ketika diajak terlibat, saya langsung antusias," katanya.
Joshua pun merasa terhormat bisa bekerjasama dengan aktor-aktor senior seperti Anjasmara, Cut Keke, Intan Baiduri, dan Charles Huang di film ini. Anjasmara yang juga berperan sebagai Executive Producer meminta Joshua membuat musik yang menyatu dengan film ini.
"Beliau menekankan bahwa lagu dan musik harus bisa 'berbicara' dan memperkuat tema film. Itu tantangan besar, karena saya harus benar-benar memahami esensi cerita," ujar Joshua.
Ini menjadi proyek film kedua Joshua. Sebelumnya, dia pernah terlibat dalam film Pelangi Tanpa Awan (2016) produksi Citra Sinema.
"Film pertama sangat berkesan, tapi di proyek ini saya merasa lebih matang dalam menerjemahkan narasi visual ke dalam musik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News