"Sebenarnya, pasti mikir pas ambil peran ini. Cuma pas saya baca script cerita tentang rumah bordil, sebagai pemain, enggak akan saya tolak. Peran menantang ini kan jarang. Sesuatu yang ditunggu pemain. Kalau salah eksekusi, bisa terlihat jorok. Karena dibuat baik, bisa jadinya baik pula," jelas Wulan saat ditemui di Cinemaxx, FX, Jakarta Pusat, Senin (31/8/2015).
Untuk mendalami peran sebagai seorang germo kelas atas, Wulan melakukan riset. Dia banyak belajar dari internet. Aktris berdarah Jawa-Inggris ini mengambil inspirasi dari film berjudul The French Woman. Film yang rilis pada 1977 itu menceritakan tentang germo kelas atas.
"Saya riset film Prancis berdasarkan kisah nyata. Dia germo high class, punya klien hingga presiden. Di film ini saya banyak belajar. Di dunia yang kita tidak tahu, ternyata ada (prostitusi). Film itu jendela kehidupan," papar ibu tiga anak ini.
Sebagai seorang aktris, dia merasa peran-peran menantang seperti itu sangat dibutuhkan demi pengembangan karier.
"Aku memang pernah berperan sebagai ibu kecanduan seks, wanita pengidap HIV. Memang semua aktor/aktris butuh peran yang menantang. Dan enggak melulu peran utama, bisa jadi cameo juga. Seperti film Nada untuk Asa, meski jadi cameo saya berasa main tiga film. Peran saya luar biasa, dan sampai sakit," kata Wulan.
Lily Bunga Terakhirku bercerita tentang Tura (Baim Wong), pria psikopat pemilik toko bunga, dengan pelacur kelas atas bernama Lily (Salvita Decorte) yang ingin keluar dari profesinya.
Tura bermasa lalu kelam. Dia hidup sebatang kara setelah melihat ibunya diperkosa, lalu dibunuh. Sejak kejadian itu, dia berusaha membasmi para pemerkosa dengan caranya sendiri.
Film produksi 700 Pictures ini dirilis di bioskop Indonesia, 3 September 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id