Produser Amrit Punjabi dan sutradara Jose Purnomo mengungkap potensi kelanjutan film horror tersebut.
Selama satu tahun ke belakang, nama Roy Kiyoshi jadi fenomena yang menarik lewat program televisi bernuansa horor. Acara tersebut menyuguhkan Roy sebagai anak indigo yang mampu menerawang masa lalu seseorang, kemudian menjatuhkan vonis terhadap masalah yang ia hadapi.
Pengalaman Roy yang sudah menangani ratusan masalah menajdi modal oleh produser dan sutradara untuk mengangkat topik misteri itu di layar lebar. Secara garis besar, film Roy Kiyoshi: The Untold Story itu menceritakan sosok Roy Kiyoshi sebelum ia tampil di program dan serial televisi.
“Suatu kehormatan untuk membuat suatu film dan mengangkat hal-hal yang pernah terjadi oleh Roy di kehidupan nyata, (tentu yang) belum pernah diceritakan,” ujar Amrit pada jumpa pers.
“Dan ide pembuatan itu baru ada setelah tiga bulan Jose ngobrol dengan Roy,” lanjutnya.
Sutradara film ini, Jose, pun mengungkap panjangnya perjalanan dan proses kreatif dalam pembuatan film horor tersebut.
“Beberapa kali kita ketemu, dia menceritakan banyak sekali. Sampai akhirnya film tersebut adalah rangkuman dari banyaknya pengalaman yang ia ceritakan. Namun bukan berarti film itu biografi, tapi lebih ke entertainment dan menyatukan perasaan apa yang pernah ia rasakan,” ungkap Jose untuk menemukan formula pembuatan film tersebut.
Potensi Roy Kiyoshi di Layar Lebar
Jika memakai kacamata industri, melewatkan sosok Roy begitu saja adalah sebuah kesalahan. Penggemar Roy banyak, hal itu menggiurkan jika dikonversi ke jumlah tiket. Kendati demikian, tim produksi tetap harus memikirkan strategi yang tepat untuk menjaring sebanyak-banyaknya penonton.
“Jujur, dari awal kalo memang pemainnya punya program di televisi jangan dibuatkan dulu layar lebarnya,” ungkap Jose Pramono. “Tapi balik lagi ini keputusan produser, terus, gimana Roy memasarkannya juga. Taktik-taktik apa yang dipakai untuk (menjual) film tersebut,” lanjut Jose.
Bukan hal mudah menyusun sebuah cerita dari pengalaman yang begitu banyak. Jose mengaku hal itu butuh waktu, merangkum kisah-kisah mistis yang dialami Roy, memilihnya, dan kemudian menyajikannya ke dalam sebuah sinema.
“Sementara ini sudah yang terbaik untuk merangkum (dalam layar lebar) dari banyak yang diceritakan oleh Roy tentang pengalaman kesehariannya,” sambung Jose.
Roy Kiyoshi dan mistisme yang dihadirkan sepertinya belum siap untuk menembus dimensi layar yang lebih lebar lagi. Kesulitan visual dan banyak pengalaman indigonya hanya menghasilkan film yang menjadi perpanjangan tangan industri televisi ke layar lebar saja.
Mungkin penonton akan menilai saat rilisnya film ini pada 21 Maret 2019, apakah kisah Roy layak dipertontonkan dalam layar lebar, atau cukup sampai televisi saja.
(Mardinal Afif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id