Hal ini dibuktikan lewat berbagai penghargaan yang berhasil mereka raih. Salah satunya adalah Animasi Drenched yang disutradarai oleh Raffael A. Gumelar yang menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam Festival The 2015 World Animation Celebration di California, AS. Drenched di-screening dalam kategori 2D Computer Animation untuk Student Film.
Tak hanya Drenched, baru-baru ini film dokumenter pendek Bibi Siti Switi juga keluar sebagai juara dalam Kategori Film Pendek Dokumenter Terbaik di XXI Short Film Festival 2016.
Padahal, diakui oleh Cythia Natalia, sutradara film Bibi Siti Switi, krunya merupakan finalis termuda dalam kategori ini. Mereka pula yang paling sedikit memiliki pengalaman dalam dunia perfilman.
Baik Drenched dan Bibi Siti Switi ini ditayangkan pula dalam acara UMN Screen, yang merupakan ajang tahunan program studi FTV UMN. Acara ini diadakan supaya selain menjadi ajang unjuk gigi karya terbaik mahasiswa FTV UMN.
"UMN Screen menjadi wadah bagi sineas dan animator muda UMN untuk menjalin networking dengan para praktisi dunia film dan animasi. Ini merupakan modal bagi mereka untuk ke depannya tetap eksis dan sukses dalam industri ini di masa yang akan datang," ujar Brandon Hetarie selaku Ketua UMN Screen 2016.
UMN Screen 2016 memiliki perbedaan dari segi jumlah animasi yang ditampilkan. Pada tahun ini, konten animasi dan penggabungan animasi dalam film terbilang lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Perlu diakui industri animasi berkembang dengan pesat. Namun sayang saat ini Indonesia masih sangat kekurangan konten produksi. Production House (PH) besar juga banyak mencari project talent dari PH-PH kecil yang independen. Ini sebenarnya jadi peluang usaha bagi mahasiswa bahwa bidang animasi ini tidak hanya dibutuhkan di perusaan besar, tapi juga sangat besar peluangnya di dunia entrepreneur," ungkap M. Cahya Daulay, koordinator Peminatan Animasi FTV.
Melihat peluang ini juga, maka FTV UMN mempersiapkan mahasiswanya tak hanya siap untuk menjadi profesional di dunia industri film dan animasi, tetapi juga menjadi seorang entrepreneur sukses di bidang ini.
"Di FTV UMN, fokus mahasiswa dibuat lebih mengerucut. Mahasiswa jadi bisa lebih produktif sejak awal dan memiliki daya juang yang tinggi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pembekalan tentang peluang usaha di industri kreatif melalui empat mata kuliah utama, yaitu Introduction to Film and Animation Business, Film and Animation Business, Film Marketing, dan Professional Development. Melalui ini, diharapkan daya saing dan kreativitas mahasiswa lebih terbuka sejak dini untuk memenuhi peluang di bidang entrepreneurship," lanjut pria yang juga merupakan pendiri startup Digiworks yang bergerak di bidang animasi ini.
UMN Screen 2016 dilakukan di dua tempat yang berbeda. Pada 23-25 Mei, UMN Screen dilangsungkan di Lecture Hall UMN. Acara ini terbuka untuk umum dan memutarkan film-film pendek dan animasi hasil tugas akhir mahasiswa.
Sedangkan puncak acara dilangsungkan di GoetheHaus, Jakarta pada Kamis (26/5). Di sini, sebanyak enam film pendek dan lima animasi karya terbaik mahasiswa FTV UMN diperlihatkan kepada penonton yang berasal dari kalangan pakar dan praktisi dunia perfilman dan animasi, produsen film, dan kritikus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News