Teddy Setiawan, seorang set designer asal Indonesia, adalah bagian dari tim artistik itu.
"Saya belajar banyak sekali dalam proyek Crazy Rich Asians," kata Teddy lewat surel kepada Medcom.id. Dia sedang berada di Maroko untuk produksi John Wick 3.
"Selalu ada perasaan lega ketika bisa menampilkan adaptasi visual dari novel ke layar lebar," imbuhnya.
Waktu itu, Teddy baru saja selesai produksi film Beirut (2018, Brad Anderson). Gary Mackay, art supervisor serial Marco Polo (2014-2016, Netflix), menghubungi Teddy dan mengajak untuk terlibat di Crazy Rich Asians. Sebelumnya, Teddy pernah ikut mengerjakan Marco Polo sebagai design assistant.
Untuk Crazy Rich Asians, Teddy menjadi draughtperson atau set designer bersama Kyle White. Tugas spesifik mereka adalah merancang ruangan atau lingkungan yang perlu dibuat untuk mengakomodasi latar atau set di dalam skenario. Mereka bekerja dalam tim artisik pimpinan desainer produksi Nelson Coates.
"Hampir semua set menantang dan menarik, tetapi yang paling rumit mungkin adalah set interior pesawat milik keluarga Young," kata Teddy
Menurut produser Nina Jacobson dan Brad Simpson, seperti dilaporkan The Wrap, awalnya set kabin pesawat tidak hendak dibangun sendiri, tetapi memakai kabin asli milik Singapore Airlines. Seperti film-film lain, langkah ini bisa menjadi kerja sama iklan karena merek maskapai muncul di film. Namun pihak maskapai menolak karena tidak yakin dengan citra positif dan seberapa besar skala film tersebut.
Akhirnya mereka membuat maskapai fiktif bernama Pacific Asean Airlines. Dalam wawancara dengan The Points Guy, Nelson Coates menyebut mereka melakukan riset atas berbagai layanan pesawat paling mewah. Dari situ, mereka merancang kabin yang lebih bagus versi "Crazy Rich Asians". Kabin ini dibangun di Kuala Lumpur, Malaysia.
Selain kabin pesawat, set paling menantang bagi Teddy adalah lokasi upacara pernikahan dan resepsi. Adegan matrimoni dilakukan di Gereja St. Joseph Singapura, sedangkan adegan resepsi di Gardens by the Bay. Menurut Teddy, hal paling rumit dari set pernikahan adalah waktu.
"Kami hanya mempunyai sedikit waktu untuk memasang sekian banyak dekorasi di kedua lokasi di Singapura," ujar Teddy.
Sebagian besar syuting memang dilakukan di Singapura dan Malaysia. Sejumlah lokasi syuting lain yang unik adalah mansion Carcosa Seri Negara, Muzium Diraja, Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah, Hotel St. Regis Kuala Lumpur, Pulau Langkawi, serta George Town (Penang).
Muzium Diraja digunakan sebagai set rumah keluarga Goh yang nyentrik.
"Kami harus ekstra hati-hati agar tidak merusak koleksi museum," kata Teddy.
Teddy adalah pria kelahiran Cirebon 1980. Dia kuliah jurusan Desain Produk di Institut Teknologi Bandung. Sebagai set designer, sejumlah film lain yang pernah dikerjakan adalah Joker Game (2015), 1965 (2015), Lost in the Pacific (2016), dan Beyond Skyline (2017). Setelah John Wick 3, setidaknya sudah ada satu proyek menanti, yaitu Crazy Rich Asians 2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News