Tak seperti lagu asli yang dinyanyikan Benyamin Sueb, nyanyian versi film ini memiliki tempo yang lebih cepat. Latar artistik menampilkan suasana festival meriah bernuansa Betawi dengan beragam warna ceria. Dalam setelan merah mentereng, Reza tampak bernyanyi bersama band serta menari bersama para aktor dan penari.
Jelas bahwa unsur Betawi yang dibawa Benyamin di film Biang Kerok versi 1972, naik kelas di film terbaru versi Hanung dan Reza. Modern dan mewah menjadi salah satu perbedaan besar yang diajukan Hanung. Lagipula, kata Hanung, film ini bukan daur ulang (remake), tetapi hanya mengambil judul yang sama, karakter Pengki, dan unsur 'biang kerok'.
"Biar film lama jadi film lama, cerita sendiri. Kami masuk ke satu hal yang baru. Bahkan kalau yang lama itu Bang Ben menjadi supir tengil, kelas sosial rendah, Betawi yang rendah. Betawi kan enggak rendah-rendah amat," kata Hanung dalam jumpa pers di Karno's Studio Cibubur, Jakarta Timur, Rabu 24 Januari 2018.
"Betawi saya naikkan ke level yang tinggi sekali. Maminya Pengki, dimainkan Mbak Mer (Meriam Bellina), itu adalah orang paling berpengaruh di negara ini. Dia berhasil meluncurkan satelit sendiri keluar ke bulan. Jadi alat telekomunikasi, IT, segala macam dipegang oleh maminya Pengki," lanjut Hanung.
Hanung menambahkan, mereka juga mengambil semangat karakter yang diperankan Benyamin di serial Si Doel Anak Sekolahan. Babe, ayah Si Doel (Rano Karno) adalah orang Betawi kelas ekonomi rendah yang punya pemikiran maju. Babe ingin Doel jadi insinyur.
"Babe selalu mendorong Si Doel untuk jadi tukang insinyur. Nah ini spirit kelanjutan dari itu. Betawi itu tidak hanya jadi pembantu, buruh, tidak terpinggirkan. Tapi Betawi itu insinyur," tukas Hanung.
Selain Reza dan Meriam, film ini juga melibatkan aktor Rano Karno, Adjis Doa Ibu, Aci Resti, dan Delia Husein. Benyamin: Biang Kerok dijadwalkan rilis di bioskop Kamis, 1 Maret 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
