"Kualitas (sinetron saat ini) tidak sebaik sinetron dulu. Dulu segi cerita, semuanya bagus-bagus," kata Nafa saat dihubungi wartawan.
Menurut Nafa, penurunan kualitas sinetron saat ini terjadi karena proses kejar tayang. Hal ini menyebabkan proses kreativitas dan pendalaman materi sinetron menjadi tak matang.
"Karena mereka gini loh kadang-kadang mereka itu suka dikejar-kejar sama waktu karena stripping. Sudah stripping bikin ceritanya ribetnya bukan main, nanti ada adegan tabrakanlah, yang ditabrak truklah, apa segala macam," papar dia.
Dengan kemerosotan kualitas tersebut, Nafa khawatir penonton sinetron Indonesia menjadi berkurang. Hal ini terbukti dengan beralihnya penonton ke drama Korea yang menyuguhkan kualitas yang jauh lebih baik dari segi cerita hingga pengambilan gambar.
"Menurut perkembangan selama masa karantina ini, pengguna streaming itu kenaikannya 30-40 persen. Nah itu menurut aku akan menjadi suatu ancaman buat sineas sinetron Indonesia," ucap dia.
Agar tak kehilangan gairah penontonnya, Nafa meminta sineas Indonesia mulai berbenah dan memberilan kualitas sinetron yang sedang digarap. Salah satunya dengan mengesampingkan proses kejar tayang serta memberikan gebrakan baru.
"Aku mikir, sineas selarang enggak usah banyak-banyak episode. Cukup dua season. Dengan begini kualitasnya akan lebih terjaga. Penayangannya juga paling tidak seminggu tiga kali," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News