"Dari dulu saya dicap, pokoknya film yang dimainkan Pia (panggilan akrab Prisia) pasti bagus, tetapi enggak laku," kata Pia di kawasan Gelora, Jakarta, Rabu, 14 Maret 2018.
"Menariknya di sini, IBOMA bisa mematahkan itu. Kalau film zaman dulu orang bilang: Filmnya bagus banget, pasti enggak laku di pasar, atau filmnya laku banget di pasar, pasti alay. Nah ini IBOMA diadakan untuk mematahkan itu. Film bagus bisa juga banyak yang menonton dan suka," lanjutnya.
Terkait dikotomi ini, Pia menyebut bahwa para sineas juga sedang mencari formula untuk mencari titik tengah antara film berkualitas tetapi juga mampu menarik minat lebih banyak orang.
"Gimana cara bikin film bagus tapi ditonton banyak orang, atau formula bagi orang Indonesia agar suka filmnya sendiri," tukas Pia.
Pia menjadi juri IBOMA 2018 bersama Erwin Arnada, Sentot Sahid, Rako Prijanto, Lola Amaria, Ginatri S Noer, dan Titi Rajo Bintang. Tahun ini adalah gelaran ketiga ajang IBOMA yang digelar oleh SCTV. Ajang ini memberi penghargaan lewat sistem nominasi khusus bagi 10 film bioskop terlaris tahun edar 2017.
Pia aktif sebagai aktor film panjang sejak 2011. Selain Sang Penari, beberapa film antara lain Sokola Rimba (2013), Pendekar Tongkat Emas (2014), dan Comic 8: Casino Kings (2015-2016).
Tahun lalu, Pia muncul dalam empat film, yaitu The Curse, Membabi-buta, Merah Putih Memanggil, dan Wage. Dia juga beradu akting dengan Adipati Dolken dalam serial The Publicist. Salah satu filmnya yang belum dirilis adalah The Night Comes for Us garapan sutradara Timo Tjahjanto dan produser Gareth Evans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id