Film A Documentary of Mocca: Life Keeps On Turning (Foto: Good News Film)
Film A Documentary of Mocca: Life Keeps On Turning (Foto: Good News Film)

Hari Musik Nasional

6 Rekomendasi Film Dokumenter Wajib Tonton untuk Rayakan Hari Musik Nasional

Rafi Alvirtyantoro • 09 Maret 2025 10:00
Jakarta: Hari Musik Nasional diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta musik, setiap tanggal 9 Maret. Peringatan itu ditetapkan mengikuti hari lahir dari pahlawan nasional W. R. Soepratman.
 
Peringatan Hari Musik Nasional telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun, terhitung sejak pertama kali dilakukan pada 9 Maret 2013 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013.
 
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Musik Nasional adalah menonton film dokumenter. Dengan begitu, kamu bisa melihat kembali perjalanan para pelaku industri musik tanah air.
 
baca juga: 7 Fakta Menarik Chrisye, Sang Legenda Musik Indonesia
 

Rekomendasi Film Dokumenter Musik Indonesia

1. A Documentary of Mocca: Life Keeps On Turning (2011)

Film dokumenter ini merupakan karya garapan sutradara Ari Rusyadi dan Nicholas Yudifar. Film yang menampil para anggota band Mocca, yakni Indra Massad Effendy, Arina Ephipania, dan Toma Pratama ini telah tayang perdana pada 15 Desember 2011.

A Documentary of Mocca: Life Keeps On Turning menceritakan tentang perjalanan band Mocca sebelum vakum untuk sementara waktu setelah 12 tahun bersama. Film ini merekam konser Mocca untuk para penggemarnya yang disebut Swinging Friends.
 
6 Rekomendasi Film Dokumenter Wajib Tonton untuk Rayakan Hari Musik Nasional

2. MINORITAS, Indonesian Extreme Metal Documentaries (2019)

Ini merupakan gabungan dari enam film dokumenter yang dibuat secara independen oleh Tri Andoko di tiga titik kota utama yang berbeda, yakni Kediri (Jawa Timur), Bandung (Jawa Barat) dan Jakarta. Film ini digarap bawah naungan media independen, Indonesian Extreme Scene, dengan memulai pembahasan sosok, biografi, industri hingga komunitas sejak 2015 lalu. Film ini dirilis melalui sebuah DVD pada 28 Oktober 2019.
 
MINORITAS, Indonesian Extreme Metal Documentaries merupakan film dokumenter yang bertujuan untuk mendokumentasikan sejarah dan perkembangan musik ekstrim di Indonesia, yang seringkali terabaikan, khususnya musik metal. Film ini berusaha untuk menangkap pencapaian komunitas dan individu yang terlibat dalam ranah musik ekstrim.

3. Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua (2021)

Ini merupakan film dokumenter yang disutradarai oleh Alvin Yunata, gitaris Teenage Death Star. Film ini telah dirilis pada Juni 2021, sebagai bagian dari program DistorsiKERAS yang digagas oleh Rich Music.
 
Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua memceritakan tentang perjalanan Gedung Saparua di Bandung, dari tempat pertunjukan musik anak muda tahun 1960-an, menjadi ikon musik rock dan metal tahun 1970-1990-an, hingga melahirkan generasi musik underground yang kolektif sebelum gedung tersebut dinonaktifkan. Film ini menampilkan wawancara dengan berbagai tokoh musik, seperti Sam Bimbo, Arian13 (Seringai), Dadan Ketu (manajer Burgerkill/Riotic Records), Eben (Burgerkill), dan Suar (mantan vokalis Pure Saturday), yang berbagi pengalaman dan kenangan mereka tentang Gedung Saparua.

4. Nada-Nada Penting / The Most Important Serenade (2022)

Film dokumenter ini merupakan garapan sutradara Linda Ochy yang skenarionya ditulis oleh Astri Apriyani. Film ini dibintangi oleh gitaris band Slank, Ridho Hafiedz, dan penyanyi Yura Yunita.
 
Film yang menjadi episode pertama dalam proyek Nada Nusantara ini telah tayang di saluran YouTube Atsanti Foundation sejak 13 Desember 2022.
 
Nada-Nada Penting (The Most Important Serenade) menceritakan tentang perjalanan Ridho Hafiedz dan Yura Yunita menjelajahi Karangasem, Bali, untuk menyelamatkan alat musik tradisional "penting" yang terancam punah. Mereka belajar membuat dan memainkan "penting" dari musisi lokal, sambil mendalami filosofi hidup masyarakat Bali dan menikmati kolaborasi musik yang indah.
 
Film ini pun menghasilkan sebuah lagu bertajuk “Nada Kaya” yang dirilis oleh Ridho Hafiedz dan Yura Yunita pada 18 Desember 2022.

5. Mena Musik Amboina / The Ballad from Ambon (2022)

Ini menjadi episode kedua dalam proyek film Nada Nusantara yang kembali disutradarai oleh Linda Ochy dengan Astri Apriyani yang menjadi penulis skenarionya. Film dokumenter ini dibintangi oleh Ridho Hafiedz dan Ardhito Pramono.
 
Sama seperti episode pertamanya, film Mena Musik Amboina (The Ballad from Ambon) menghasilkan sebuah lagu bertajuk “Nusa Ina.” Lagu tersebut dirilis oleh Ridho Hafiedz dan Ardhito Pramono pada 16 Desember 2022.
 
Mena Musik Amboina (The Ballad from Ambon) menceritakan tentang Ridho Hafiedz, seorang musisi dan putra daerah Ambon, ingin mendalami musik Ambon. Bersama Ardhito Pramono, ia menjelajahi Ambon, bertemu para maestro musik tradisional seperti Rence Alfons (suling bambu), Yoonas Silooy (tifa totobuang), Usman Ipaenin (suling sawat), dan Grizzly Nahusuly (hip hop Ambon). Mereka belajar membuat, memainkan, dan melestarikan alat musik khas Ambon. Perjalanan ini mengungkap budaya persaudaraan "pela gandong" dan alasan Ambon dijuluki Kota Musik Dunia.

6. Musik Bhumi Sambhara Budhara / Music on the Mountain of Knowledge (2022)

Ini menjadi episode ketiga dari proyek film Nada Nusantara. Film dokumenter yang disutradarai oleh Linda Ochy dan ditulis skenarionya oleh Astri Apriyani ini menampilkan Ridho Hafiedz dan Marcello Tahitoe.
 
Melalui film ini, Ridho Hafiedz dan Marcelo Rubens menghasilkan sebuah lagu bertajuk Ku Selalu di Sini yang dirilis pada 17 Desember 2022.
 
Film Musik Bhumi Sambhara Budhara (Music on the Mountain of Knowledge) menceritakan tentang Ridho Hafiedz dan Marcello Tahitoe yang menjelajahi Jawa Tengah, khususnya Candi Borobudur, untuk menelusuri jejak musik Nusantara kuno. Mereka menemukan relief candi yang menggambarkan berbagai alat musik tradisional. Bersama peneliti dan maestro seperti Drs. Haryanto (replika alat musik relief), Elisabeth Pangesti dan Ganang Tri Laksana (tari relief), serta Erira Maharani Putri (gendang gerabah), mereka mempelajari dan menghidupkan kembali alat musik dan seni tari tersebut.

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan