Belasan insan perfilman tersebut hadir guna menunjukkan partisipasi dan apresiasinya di FFI 2015, serta sebagai penghormatan kepada almarhum Teguh Karya.
Di antaranya yang hadir yaitu, Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Rina Hasyim, El Manik, Roy Marten, Ayu Azhari, Eros Djatot, dan Niniek L. Karim
Slamet Rahardo bersyukur dengan adanya acara yang mempertemukan kembali teman-teman satu angkatannya sehingga bisa bernostalgia bersama.
"Sebetulnya kami tidak pernah berpisah. Bahagia karena ada event yang mempertemukan kami. ada kenangan yang dulu waktu syuting kembali teringat, kita bernostalgia lagi," jelas Slamet saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis 12 November malam.
Begitupun dengan Rina Hasyim yang langsung terkenang akan sosok Teguh Karya. "Dia seorang sutradara yang sangat tegas dan telaten. Orangnya sangat kritis. Kalau membuat satu film tidak asal. Kita memang ada reading, pengepasan baju kostum. Kalau pakai baju ini, perannya ini, bagaimana. Dia melihat sebuah karakter cocok atau tidak," jelas Rina.
Bagi Rina, kesempatan bermain film arahan sutradara Teguh Karya adalah hal yang ia impikan. "Saya begitu diajak main sama dia, senangnya setengah mati. Saat itu mungkin umur saya 30-an. Saya main dua film, yang satu untuk televisi. Judul pertama Merobek Angan-angan tapi diganti menjadi Secangkir Kopi Pahit," terangnya.
Nantinya, segala rangkaian acara FFI 2015 akan mengusung tema Teater dan Film. Hal ini karena Teguh Karya lahir dari dunia teater dan film. Teguh Karya adalah pemimpin teater populer sejak 1986. Dia enam kali memenangkan penghargaan sutradara terbaik FFI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News