"Di sini kita akan melihat bagaimana keluarga selalu bersama di tengah perbedaan yang ada. Serial ini juga akan memperlihatkan bukan cuma gelitikan komedi tapi juga keotentikan masakan Minang," kata Salman Aristo dalam presentasi serial Saiyo Sakato di Jakarta Selatan.
Ditemui usai acara, Salman menjelaskan Saiyo Sakato mengangkat konflik poligami yang dikemas dalam genre komedi. Kultur Padang diangkat berdasarkan daerah asal Salman Aristo yang berasal dari Minang. Singkatnya cerita ini mengangkat imbas dari keputusan poligami.
"Waktu itu sudah tidak membicarakan lagi, bahwa ternyata bisa ada ruang, sudah tidak lagi berbicara apakah ini (poligami) boleh atau tidak. Sudah beyond itu tapi langsung berbicara impact-nya terhadap keluarga seperti apa," jelas Salman.
Ide kreatif ini diakui sudah ada sejak 2012. Namun, mereka menolak tawaran televisi yang ingin mempublikasikan dengan sistem sinetron striping demi mempertahankan kualitas konten dan cerita.
"Kami menolak tawaran TV nasional besar sekali jumlah kontraknya karena harus striping berarti harus bisa mengorbankan ceritanya. Jadi kami kayak jodoh banget ketika ada GoPlay hadir dan sesuai format yang kami bayangkan," kata Gina S. Noer.
Saiyo Sakato berkisah tentang dua keluarga yang merintis bisnis restoran Padang. Mereka bersaing untuk membuktikan siapa yang lebih unggul, sekaligus pembuktian sosok istri yang paling dicintai suami.
Serial ini dikemas dalam 10 episode. Gina dan Salman menjadi showrunner serial bersama Arif Assyidiq. Penulis, sutradara, dan pemain sudah ditemukan tetapi baru akan dirilis dalam waktu dekat. Serial Saiyo Sakato menjadi satu dari sekian GoPlay Original yang sudah disiapkan.
"Saiyo Sakato hanya eksklusif ada di GoPlay," terang Gina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
