John Wick: Chapter 4 melanjutkan kisah John Wick (Keanu Reeves) yang masih berjuang untuk memperoleh kebebasan dari buruan The High Table, sebuah dewan kriminal kelas kakap. Kali ini, Wick dibantu oleh Bowery King (Laurence Fishburne).
Menurut Medcom, setidaknya ada tiga poin yang membuat John Wick: Chapter 4 layak disebut sebagai film aksi yang apik. Berikut ulasannya (Spoiler Alert).
Ensemble cast mumpuni
Sama seperti prekuelnya, film keempatnya ini juga menyajikan premis cerita yang sederhana dan to the point. Tapi setidaknya, Shay Hatten dan Michael Finch selaku penulis naskah mampu menghadirkan karakter-karakter baru yang menarik perhatian dan yang paling penting; berdampak pada jalan cerita.Kali ini, High Table menunjuk Marquis de Gramont (Bill Skarsgard) dan memberikannya hak untuk menjadi jaksa, hakim, dan eksekutor agar bisa mengirim John Wick ke akhirat. Bill Skarsgard mampu tampil baik sebagai sosok Marquis yang merupakan antagonis arogan dan intimidatif.
Dalam menjalankan tugasnya itu, Marquis kemudian mengutus Caine (Donnie Yen). Rekam jejak Donnie Yen sebagai aktor film laga tak perlu diragukan lagi. Deretan film aksi Hong Kong sudah ia bintangi, termasuk serial film Ip Man.
Caine sendiri merupakan seorang pria buta sekaligus teman lama John Wick. Caine yang juga merupakan seorang pembunuh bayaran jelas sangat sulit dikalahkan dalam pertarungan, sekalipun ia bertarung tanpa melihat.
Dalam menjalankan tugas sebagai pemburu John Wick, Caine mampu menghabisi Shimazu Koji (Hiroyuki Sanada), manajer Osaka Continental Hotel yang sekaligus merupakan sekutu John Wick.
Hadir juga Scott Adkins yang berperan sebagai Killa Harkan yang memimpin High Table cabang Jerman. Killa Harkan yang bertubuh besar dan kuat mampu memberikan perlawanan dengan amat sengit buat John Wick.
Selain itu, kehadiran Mr. Nobody (Shamier Anderson) yang ikut memburu nyawa John Wick juga turut menambah keseruan sekaligus menghadirkan sub-plot cerita baru yang menarik. Mr. Nobody ikut memburu John Wick bersama seekor anjingnya.
Action sequence memukau
Aksi pukul-pukulan dan tembak-menembak tentu jadi menu utama dalam film laga. Chad Stahelski sebagai sutradara dan Jeremy Marinas selaku koreografer mampu menghadirkan adegan aksi yang padat dengan intensitas tinggi. Setiap gerakan aksi yang diperagakan John Wick dan yang lainnya pun terlihat telah dikonsep dengan matang.Dilansir dari The Credits, John Wick memadukan seni bela diri judo dan jujitsu ketika bertarung. Sementara Caine punya gaya bertarung yang seolah sedang menari balet. Caine punya pukulan, tendangan, dan serangan balik yang anggun, namun cukup kuat untuk menjatuhkan John Wick.
“Donnie adalah seniman bela diri Tiongkok yang bangga, jadi kami tahu dia ingin mempertahankan akar Tiongkoknya dalam hal gaya bertarung," ucap Jeremy Marinas, dikutip dari The Credits.
“Tapi kami juga ingin menyatukan kedua karakter (Caine and Wick) dan menunjukkan bahwa mereka pernah latihan bersama. Kami memastikan untuk menyisipkan Jujitsu secara sekilas pada gaya bertarung Caine. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah saudara sejak lama dan tahu bagaimana satu sama lain berpikir dan bergerak dalam pertarungan,” lanjut Marinas.
Pertarungan pertama yang dilakukan John Wick dalam film ini di berlangsung di Osaka Continental Hotel, Jepang. Pertarungan ini turut melibatkan Shimazu Koji bersama anaknya Akira (Rina Sawayama) dan juga para assassin yang merupakan anak buah Koji. Mereka bertarung melawan pasukan High Table yang dipimpin Chidi (Marko Zaror) dan Caine.
Pertarungan yang berlangsung di awal-awal film ini sangat memukau dari sisi koreografi, sebab banyak melibatkan seni bela diri Jepang beserta senjata-senjatanya, seperti katana, shuriken, dan nunchaku.
Action sequence lainnya berlangsung di Markas Killa Harkan di Berlin, Jerman. Kemudian, di bagian akhir film menuju pertarungan puncak, Chad Stahelski menyuguhkan tiga action sequence di kota Paris, yakni di Arc de Triomphe, bangunan kosong, dan di sebuah tangga panjang menuju gereja.
Sinematografi cantik
Setiap adegan aksi di film ini ditampilkan dengan sinematografi yang sama apiknya. Pergerakan kamera, pemilihan angle-nya, tata cahaya, hingga editing-nya mampu mempertontonkan setiap pertarungan dengan baik.Sebuah pertarungan di bangunan kosong bertingkat di Paris jadi salah satu contoh bagaimana John Wick: Chapter 4 menyuguhkan sinematografi yang apik. Di adegan ini, ada beberapa momen dimana kamera di tempatkan di atas Keanu (flat lay) yang kemudian mengikutinya menyusuri ruang demi ruang dalam bangunan itu dan 'menyikat' setiap orang yang menyerangnya.
Setelahnya, ada adegan aksi dimana John Wick bertarung sambil menaiki tangga yang amat panjang untuk menuju pertarungan puncak di sebuah gereja. Adegan ini juga menjadi contoh lainnya betapa memukaunya sinematografi di film ini.
Akhir kata, menurut kami, John Wick: Chapter 4 memang layak mendapat apresiasi bagus dari para kritikus. Tidak berlebihan jika menyebut film ini sebagai film aksi terbaik yang tayang sejauh ini di 2023.
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News