Ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dan menjadi mimpi dari banyak sineas di seluruh dunia. Wregas Bhanuteja menjadi sutradara pertama dari Indonesia yang berhasil meraih penghargaan di festival film tersebut.
Wregas kini berhasil menjadi perhatian dalam dunia film berkat pencapaiannya. Namun bagaimana, seorang Wregas bisa tertarik masuk ke dalam dunia film?
Wregas menceritakan bahwa ia sudah tertarik dengan dunia film sejak dirinya masih kelas 3 SMP, dalam sebuah ajang lomba membuat film antar kelas di sekolahnya.
“Waktu kelas 3 SMP ada lomba film antar kelas. Pada saat itu saya jadi aktornya tapi saya sering intervensi sutradara. Sampai sutradara kita itu ngambek, dari situ saya merasa kalau saya lebih cocok jadi film maker ketimbang aktor," tutur Wregas Bhanuteja di kawasan Thamrin, Jakarta.
Ketika SMA, Wregas semakin menekuni dunia film. Ia pun bergabung dengan ekstra kurikuler sinematografi semasa SMA.
Pada saat lulus SMA, Wregas memutuskan untuk semakin serius menekuni dunia film. Ia memutuskan untuk masuk IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Keputusannya tersebut ditentang oleh orangtuanya.
Orang tua Wregas berharap bahwa anaknya bisa masuk kedalam jurusan Teknik di UGM (Universitas Gajah Mada).
“Waktu aku bilang mau masuk jurusan film di IKJ, orangtua aku enggak setuju. Mereka pinginnya aku masuk UGM. Kemudian aku buktiin ke orangtua ku dengan bikin film pendek waktu sekolah dulu. Aku bikin satu film, dua film, orangtua ku masih enggak percaya, aku bikin lagi, mereka masih enggak percaya juga,” tutur Wregas.
Setelah membuat cukup banyak film pendek, akhirnya orangtua Wregas menyetujui dirinya berkuliah di IKJ dan mendalami film.
Semasa kuliah, Wregas membuat beberapa film pendek yang juga berhasil masuk ke dalam festival film internasional. Seperti Lembusura yang berhasil masuk tahap seleksi di Festival Film Berlinale 2015 dan juga Floating Chopin yang berhasil masuk Festival Film Hong Kong 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News