"Ini pertama kalinya virtual tapi dengan proses yang baik, karena lebih banyak orang dari nusantara yang bisa menonton film di FSAI," ujar Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox, dalam virtual press conference.
Menurutnya, ada tantangan dalam mengadakan FSAI secara virtual dibandingkan kegiatan secara langsung. Namun, ada sisi positif yang didapatkan. Sebab, ketika sebelumnya mengadakan FSAI di kota tertentu, pihaknya perlu menyiapkan banyak hal.
"Untuk memilih film, kami selalu harus bernegosiasi dengan perusahaan film untuk menayangkan film di acara ini. Ada situs untuk login dan nonton virtual. Namun sekarang tidak begitu sulit," tuturnya.
"Sebenarnya ada kesulitan juga untuk menyelenggarakan FSAI di kota besar. Kami harus kirim staf dan untuk mendukung staf di sana. Tentu ada kesulitan baik dengan virtual maupun non virtual," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dengan menyelenggarakan festival secara virtual, pihaknya dapat memastikan jumlah penonton akan lebih besar dari sebelumnya. Bahkan, penonton memiliki kesempatan untuk mengakses film hingga seminar masterclass yang luar biasa secara aman dan gratis.
Selain itu, penonton diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan sesama pentonton. Dalam hal ini, berinteraksi melalui fasilitas live chat.
"Jika tahun depan ada kesempatan untuk non virtual, kami harap bisa juga dilengkapi dengan fasilitas virtual juga untuk memberikan kesempatan penonton di luar kota besar," pungkasnya.
Pada FSAI, penikmat film Indonesia di seluruh nusantara dapat mengakses film bioskop kelas atas Australia dan Indonesia secara gratis. Tiket untuk semua pemutaran film dan acara dalam FSAI 2021 telah tersedia di fsai2021.com.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
