Film Ozora mengangkat kisah nyata tentang penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora. Kasus ini menjadi sorotan nasional hingga akhirnya membongkar kasus lain berupa korupsi yang dilakukan ayah Mario Dandy.
"Menurut aku, film ini sangat penting. Film ini adalah suara, film ini adalah sebuah harapan. Bahwa kita tidak bisa semena-mena menggunakan kekuasaan,” kata Chicco Jerikho di Jakarta.
"Film ini simbol perlawanan untuk orang yang abuse of power," lanjutnya.
Selain soal penyalahgunaan kekuasaan, Chicco ingin film jadi pengingat penting tentang bahaya perundungan. Dia ingin par korban lebih berani bersuara melawan perundungan.
“Untuk film Ozora, karena mereka relate. Kejadian seperti ini banyak terjadi di sana, tapi tidak pernah bisa speak up karena privilege. Kekuasaan di sana lebih tertutup daripada di sini. Jadi mereka berharap film ini bisa menjadi campaign terhadap bullying atau penganiayaan yang terjadi di sana atas nama power abuse," kata Anggy.
Film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel mengisahkan seorang anak bernama David Ozora yang dianiaya secara brutal oleh seorang pemuda bernama Dennis hingga membuatnya koma di rumah sakit. Sang ayah, Jonathan, kemudian memperjuangkan keadilan dengan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
“Niatnya bukan kita ingin menjelek-jelekkan atau mendiskreditkan siapa pun, tapi kita benar-benar menceritakan apa adanya sebagai refleksi dan pembelajaran,” ujar Anggy.
Film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel bakal tayang di bioskop pada 4 Desember 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
