Masyarakat Indonesia biasa menyebutnya dengan tontonan 'layar tancap' ataupun 'bioskop keliling' untuk menikmati film lokal buatan anak bangsa. Konsep menonton yang menjadi ciri khas itu kini mulai hilang, dan budaya menonton film lokal pun kian menurun.
Bioskop yang biasanya menyatu dengan adanya mal pun sepertinya tidak terlalu banyak tersebar di pelbagai daerah di Indonesia. Reza juga berharap pemerintah fokus terhadap potensi untuk memiliki bioskop yang dinaungi oleh negara itu.
"Karena di daerah daerah masih banyak yang belum terjangkau bioskop. Ini yang hari dipikirkan baik untuk pemerintah atau kerja sama dengan pihak pihak terkait," ujar Reza seperti dikutip dari Antara.
Reza juga menganggap kesempatan ini untuk meraih kembali masyarakat menonton minat pada film lokal yang semakin meningkat pad tiga tahun belakangan.
"Karena semakin banyak bioskop, semakin banyak layar, maka kesempatan untuk meraih penonton juga semakin tinggi. Dari market share-nya deh, yang dari tahun sebelumnya sekitar 48 persen, kalau enggak salah di tahun ini diperkirakan akan ada di angka 52 persen," lanjutnya.
Di hari perfilman nasional yang diperingati 30 Maret, Reza ingin mengapresiasi keberagaman dan seluruh pekerja film yang sudah bekerja keras untuk membuat perfilman di Indonesia semakin baik.
"Para sutradara, para penulis skenario, para kru, para editor, para produser yang tetap setia membuat film film Indoensia. Buat saya ini perlu mendapat apresiasi tertinggi untuk pembuat film Indonesia," ujar Reza. ((Mardinal Afif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News