Melansir dari laman ensiklopedia kemendikbud, novel ini adalah awal dari proyek penerbitan Seri Sastra Tionghoa Peranakan yang sedang dikerjakan penerbit KPG kala itu. Tujuannya, untuk mengenalkan proses kebangsaan di Indonesia.
Secara keseluruhan, novel Ca Bau Kan berkisah mengenai cinta dari etnis yang berbeda antara seorang perempuan Betawi dan seorang pedagang Tionghoa. Walaupun merupakan novel fiktif, Ca Bau Kan tetap menampilkan realitas Indonesia dari masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.
Pada 2002, novel tersebut diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama Ca Bau Kan. Film tersebut disutradarai oleh Nia Dinata. Pemeran dari film tersebut adalah Niniek L. Karim, Ferry Salim, dan Lola Amaria.
Film adaptasi novel itu menjadi film yang melegenda karena merupakan film Indonesia pertama yang sarat dengan tema budaya dan bahasa Tionghoa Peranakan yang kental saat zaman kolonial Hindia Belanda.
Film Ca Bau Kan pertama kali ditayangkan di dunia perfilman internasional, yaitu Asia Pacific Film Festival tahun 2002. Kemudian, ditayangkan di Palm Springs International Film Festival pada 2003.
Kini, penulis dari novel abadi itu, Remy Sylado telah beristirahat dengan tenang. Remy meninggal pada 1 Desember 2022. Meski tiada, karya-karyanya akan selalu tetap dikenang.
(Sherviana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id