Disney menjadi salah satu brand media massa dan hiburan yang ikut mendukung kekejaman Zionis Israel tersebut. Pada pameran D23 tahun lalu, Disney mengumumkan karakter pahlawan super baru dari Israel bernama Sabra yang bergabung dengan Marvel Cinematic Universe.
Deepak Sarma, Profesor di Fakultas Seni dan Sains di Case Western Reserve University, mengatakan bahwa, “Ketika karakter Sabra disandingkan dengan Captain America, pasti akan memperkuat ideologi dan keyakinan nasionalis dan politik, dan secara tidak sengaja dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah”, ungkapnya dilansir dari laman Newsweek.
Sabra dibayangkan sebagai rekan Israel dari Captain America, dan digambarkan mengenakan bodysuit putih berhiaskan bintang David.
“Tentu saja Sabra akan dianggap ofensif oleh warga Palestina, Arab, Muslim, dan pendukungnya, mengingat kompleksitas kebangsaan dan nasionalisme di Timur Tengah. Tetapi konflik yang terjadi saat ini meningkatkan ketegangan secara signifikan," kata Sarma.
Eliza Jane Schneider, seorang artis sekaligus pengisi suara aktris di video game dan animasi, juga setuju dengan pendapat Sarma tersebut.
“Ini berpotensi menyinggung, karena menyoroti pahlawan super Israel, khususnya intelijen anti-teroris Israel dalam skala global, dengan jangkauan luas yang dimiliki Marvel, beresiko menimbulkan polarisasi lebih lanjut”, katanya.
“Hal ini dapat dilihat sebagai tindakan Marvel dan Amerika Serikat yang mendukung dan membesar-besarkan kebijakan Israel," tambahnya.
Ramainya hal tersebut, membuat publik ramai-ramai menyerukan untuk memboikot Disney dan Marvel.
(Alya Sekar Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id