Dalam beberapa tahun terakhir, film asal Indonesia berhasil menembus kancah internasional. Selain itu, ada juga yang berhasil memenangkan penghargaan dalam festival film internasional.
Contohnya, seperti Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) yang berhasil memenangkan penghargaan Grand Prize di Tokyo FilmEX International Film Festival 2017 dan tayang di Cannes Film Festival. Ada juga Pengabdi Setan (2017) yang menjadi Film Horor Terbaik di ajang Overlook Film Festival, Toronto After Dark Film Festival, dan Popcorn Frights Film Festival.
Tentunya dengan pencapaian itu bisa membuktikan bahwa film Indonesia bisa menembus pasar global. Apalagi dengan menampilkan sesuatu yang 'seksi', sehingga bisa menarik perhatian dunia.
Menurut Angga Sasongko, CEO dan Founder Visinema, agar film Indonesia terlihat 'seksi' di pasar global bisa dimulai dari pemilihan tema. Tentunya perlu ada sesuatu yang khas dalam tema yang dipilih.
"Mulai dari pemilihan tema. Film perlu punya kekhasan secara lokal, tapi juga appeal terhadap penonton global," tutur Angga, saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Angga mengaku bahwa ia sedang mencoba menerapkan hal itu kepada film yang digarapnya, khususnya dalam film 24 Jam Bersama Gaspar dan Ali Topan.
"Itu yang coba Visinema bikin sebenernya di 24 Jam Bersama Gaspar dan Ali Topan," tambah Angga.
Diketahui bahwa dua film yang disebutkan itu masuk ke dalam nominasi Busan International Film Festival 2023. Melansir dari web resmi BIFF, 24 Jam Bersama Gaspar berhasil masuk ke dalam daftar seleksi Jiseok, sedangkan Ali Topan masuk ke dalam A Window on Asian Cinema.
(Rafi Alvirtyantoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News