Film The Parcel bakal dibintangi Atiqah Hasiholan, Putri Ayudya, Baim Wong Whani Dharmawan, Aditya Lakon, Achi Breyvi, Totos Rasiti, dan Reza Maulana. Dua artis Malaysia seperti Amir Ahnaf, dan Nora Danish juga turut bergabung.
"Film horor punya pasar global berdasarkan permintaan dari penonton. Film horor masih diminati dan mudah dipahami secara narasi cerita. 4ward Pictures merasa ada persamaan budaya dan nilai antara dua negara serumpun, Malaysia dan Indonesia. Kami juga mendukung film-film berkualitas yang rilis di pasar kedua negara," kata Nashrul Nasir selaku Eksekutif Produser di Jakarta.
Senada dengan Nashrul, Alif juga melihat Indonesia memiliki banyak menawarkan keunikan dan keistimewaan dalam sebuah karya film. Ditambah lagi dengan kualitas produksi yang mumpuni dan juga deretan aktris dan aktor terbaik di bidangnya.
“Dari dulu kami juga sangat minat dengan film Indonesia dan kini kembali mendapat kesempatan menciptakan nama dan legasi di Indonesia,” kata Alif Nabil dalam keterangan yang sama.
Mengenai pemilihan Atiqah Hasiholan sebagai pemeran utama dalam film The Parcel, Nashrul menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan riset dan juga casting terhadap sosok istri Rio Dewanto tersebut.
“4ward memang mencari bintang yang bisa menyampaikan karakter utama sesuai dengan skenario dan hasilnya Atiqah mampu memberikan itu semua, mulai dari ciri-ciri, image, kriteria, fisik, dan lakon yang dikehendaki,” jelasnya.
Meski bergenre horor, film The Parcel juga akan mengangkat sedikit kritik sosial di kawasan rumah susun atau rusun yang berada di wilayah Jakarta. Hal itulah yang membuat Atiqah langsung tertarik ditawari bergabung dengan film yang disutradarai Andibachtiar Yusuf itu.
"Dulu banget di awal karier saya pernah membintangi horor. Beberapa bulan lalu, Ucup kirim cerita film ini. Aku bilang gua harus ada di film ini. Jadi karena ceritanya bukan karena horornya," ucap Atiqah.
The Parcel mengisahkan tentang sosok bernama Radha, seorang perempuan yang berprofesi sebagai photo journalist. Nasibnya di kantor tengah berada di ujung tanduk karena sebuah kasus.
Dengan kondisi keuangan yang morat-marit, Radha dan anak laki-lakinya harus mencari sebuah rumah yang lebih murah. Akhirnya mereka menempati sebuah rumah susun. Uniknya, Radha menempati sebuah rusun di mana di dalamnya sudah ada sebuah kamar khusus untuk memproses film negative. Sayang tidak ada tetangga yang mau memberi tahu Radha mengenai cerita lama pemilik sebelumnya.
Misteri dimulai saat Radha menerima sebuah paket tanpa nama dan alamat jelas. Rasa ingin tahu yang besar, membuat Radha membuka paket tak bertuan itu. Hasilnya, teror mencekam mewarnai rusun tempat Radha tinggal, salah satunya tetangga Radha yang meninggal mendadak dengan kondisi mengenaskan.
"Aku dapat kesempatan sesi sendiri untuk belajar mencetak foto. Kita dibikin darkroom juga di tempat latihan. Dari itu aja minat aku dalam dunia fotografi terbangun lagi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News