Sudah delapan tahun Hou Hsiao-hsien tidak aktif dalam dunia perfilman Taiwan. Kini, ia kembali membuat sebuah film berjudul The Assassin yang digarap dengan sinematografi sangat realistis.
Hou memiliki ciri khas dalam setiap filmnya, yakni menampilkan setiap adegan sangat rapi dengan kualitas gambar tinggi yang epik.
Hou pun memiliki pandangan dan gaya yang unik dengan mengutamakan sebuah atmosfir filosofis dan meditasi yang menyerap ruang sinematik serta mengandalkan setiap adegan secara realistis.
"Saya bukan tipe yang fokus menampilkan petarung terbang ke udara. Hal itu akan menjadi sulit dikontrol dan gambar yang diambil menjadi tidak berguna. Saya senang dengan sesuatu yang nyata di dalam sebuah film, meskipun agak sulit karena harus mengeluarkan banyak tenaga," ujar Hou seperti tertera dari press rilis yang diterima Metrotvnews.com.
Untuk memaksimalkan efek nyata dalam filmnya, maka tidak sebentar waktu yang diperlukan oleh Hou untuk menggarap film. Artis-artis yang bermain pun memerlukan waktu berlatih yang lama untuk melakukan adegan aksinya.
"Oleh karena itu, para aktor dan aktris membutuhkan latihan yang panjang karena hal terpenting lainnya adalah ekspresi wajah. Sebagai Assassin dan petarung, mereka tidak boleh menampilkan ekspresi saat bertarung dengan membesar-besarkan seluruh adegan," kata Hou.
The Assassin adalah sebuah film dengan latar masa dinasti Tang di tengah konflik politik antara pemerintah pusat dan propinsi.
Film yang memakan biaya hampir 90 juta Yuan ini membawa Hou pada sebuah penghargaan "Best Director" di Festival Film Cannes 2015.
Film ini terinspirasi dari sebuah cerita rakyat dinasti Tang yang ditulis melalui novel yang berjudul “Nie Yin Niang”.
Film ini akan tayang perdana di layar kaca melalui saluran TV kabel Celestial Movies pada Minggu 13 Maret 2016, pukul 20.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id