"Jadi sistem aku kalau mau berbagi tidak punya patokan bahwa apa yang dikasih harus general. Jadi aku lihat dulu, unggulnya di mana," kata Prisia kepada Metrotvnews.com usai mengajar di Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 25 Oktober 2017.
Bintang film Sang Penari itu menuturkan, film merupakan media pop. Pesan yang disampaikan sebuah film lebih mudah dicerna oleh semua orang ketimbang media lain. "Semua orang mudah menikmati film dibanding mendengarkan ceramah misalnya," ujar Prisia menambahkan.
Namun, perempuan berusia 33 tahun itu menilai para siswa yang hari ini mengikuti kelas film pendek ini masih tampak malu-malu. Sehingga, kemampuan mereka membuat film belum terlihat jelas. "Kalau di Semarang warna-warninya cukup dapat, cuma masih malu-malu. Nah tugas saya, gimana caranya menbuka pikiran mereka agar keluar di sini," jelas Prisia.
Prisia didaulat sebagai guru dadakan dalam workshop pembuatan film pendek untuk siswa SMK dan SMA di sebuah hotel di Semarang. Prisia menjadi pemateri karena undangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Pencegahan dan Penanggulangan Teroris (FKPT) Jawa Tengah.
Menurut Sekretaris FKPT Jawa Tengah, Dandan Febri Herdiana, Prisia ditunjuk sebagai pemateri karena jelita kelahiran 1 Juni 1984 itu paham dunia perfilman tanah air. "Kita datangkan narasumber yang paham dunia perfilman. Dia membagi pengalaman cara membuat film pendek, cara berdialog," ujar Febri di tempat sama.
Febri menuturkan kelas membuat film pendek itu bagian dari kampanye anti-radikalisme, terorisme, dan intoleran. Para siswa yang ikut kelas ini berasal dari 18 kabupaten atau kota se-Jawa Tengah. "Di kelas ini, mereka diberi waktu satu jam setengah membuat film pendek," jelas Febri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id