"Saya, mewakili teman pekerja seni, sangat mengapresiasi bahwa ada satu media baru untuk kami pekerja lokal. Jadi tanpa pikir panjang, saya langsung sambut," kata Monty saat jumpa pers di CGV Grand Indonesia, Rabu 22 November 2017.
Setelah bertemu dengan pihak Viu, Monty semakin tertarik dan segera mengambil tawaran proyek serial ini kendati belum siap dengan gagasan cerita. Alokasi waktu produksi juga tidak banyak, yaitu sekitar dua bulan dengan waktu persiapan 1,5 bulan.
"Enggak punya (cerita pada awal sepakat), tapi ingin ikutan saja dulu karena visi mereka menarik bagi saya. Akhirnya kami bahas bersama dengan tim kreatif Viu dan tim kreatif Moviesta (rumah produksi Monty). Jadilah The Publicist. Kami diberi kepercayaan untuk 13 episode," ujar Monty.
The Publicist bercerita tentang hubungan antara seorang aktor pria, yang karier dia terancam karena skandal narkoba, dan seorang humas wanita, yang diminta untuk membantu mengembalikan reputasi si aktor. Adipati Dolken dan Prisia Nasution menjadi pemeran utama.
Monty menyebut latar cerita semacam ini dekat dengan kehidupan dia sebagai pembuat film. Monty, 41, telah aktif di industri film sejak era 2000-an awal. Faktor kedekatan ini yang menjadi alasan dia berani mengambil tawaran tersebut.
"Saya paham luar dalam. Tanpa perlu banyak riset, saya bisa ciptakan sebuah cerita," ucap dia.
The Publicist diproduksi oleh Moviesta dan menjadi serial asli kedua Viu Indonesia setelah Switch garapan Nia Dinata. Sumarsono dan Monty bertindak sebagai produser sekaligus perancang produksi.
Dua episode pertama tayang perdana di Viu pada Rabu 22 November 2017. Lalu 11 episode berikutnya dirilis setiap Rabu dan Kamis berturut-turut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News