Yayan Ruhiyan.(foto: Teresia May)
Yayan Ruhiyan.(foto: Teresia May)

'Mad Dog' Hanya Bengis di Film

Nia Deviyana • 02 September 2014 16:32
SALAH satu karakter  paling khas dalam film aksi The Raid adalah Mad Dog. Tubuhnya kecil, tetapi auranya bengis. Sejumlah adegan berkelahi, mempertontonkan daya tahannya  yang luar biasa.  Ia seperti tak kenal rasa sakit,  meski akhirnya harus tersungkur di tangan Rama (Iko Uwais)  karena tuntutan skenario.
 
Di dunia nyata, Mad Dog adalah Yayan Ruhian.  Sebelum sosoknya dikenal luas di jagad laga, ia sudah memperlihatkan aksi-aksi memikat dalam adegan pertarungan di film  Merantau,  film yang juga digarap  PT Merantau Film.
 
Yayan memang spesialis adegan pertarungan.  Dia jarang terlihat banyak  bercakap-cakap di film yang dibintanginya. Sekali muncul, biasanya detik demi detik langsung diwarnai aksi perkelahian.

Selain berperan, ia juga menjadi pengarah gaya untuk adegan-adegan laga.  Pria asal Tasikmalaya ini bukan hanya pandai merangkai gerakan perkelahian sehingga terlihat indah, tetapi  ia memang benar-benar seorang petarung.  
 
Dalam banyak kesempatan, terutama saat promosi film, Yayan sering memeragakan kekuatan tubuhnya dalam menahan pukulan atau tendangan.  Biasanya, Iko Uwais sering jahil, tiba-tiba menendangnya dari belakang.  Tetapi berbeda dengan adegan duel keduanya di The Raid, setelah menendang Yayan, Iko  langsung cengar-cengir.  Iko hanya ingin menunjukkan bahwa Yayan memang tahan banting.  Yayan pun membalasnya dengan senyum.
 
Berawal dari Pencak Silat
 
Tak pernah terbesit angan untuk bisa menjadi seorang aktor laga saat Yayan mulai memperdalam ilmu beladiri.  Saat usianya 13 tahun, Yayan tertarik belajar bela diri pencak silat murni karena ingin menunjukkan sisi maskulinitasnya.
 
Meski berperawakan kecil, Yayan remaja cepat menguasai ilmu beladiri silat, keahlian yang mengantarnya sebagai pelatih di Perguruan Silat Tenaga Dasar (PSTD) di Tasikmalaya.
 
Pada 2008, Gareth Evans,  sutradara di PT Merantau Films mengajak pria kelahiran Tasikmalaya, 19 Oktober 1968 ini untuk berkontribusi dalam pembuatan film Merantau. Yayan diminta menjadi koreografer untuk adegan  perkelahian.
 
Namun, seiring berjalannya produksi film, ada satu peran yang masih kosong karena sutradara belum menemukan kandidat yang pas untuk mengisi peran Eric. Saat itu banyak orang yang menyarankan Yayan untuk ikut audisi, salah satunya dari Gareth Evans, sutradara film Merantau.
 
Tanpa ekspektasi, Yayan dengan santai mengikuti audisi. 
 
"Enggak ada beban saat menjalani audisi waktu itu. Intinya lakukan yang terbaik, dan niat yang baik, maka kamu akan dapatkan hasil yang baik. Kalau pun saat itu saya tidak lolos, saya tidak masalah. Masih banyak hal positif lain yang bisa saya lakukan," ujar Yayan yang ditemui medcom.id di Studio Merantau Film, Jakarta Pusat.
 
Tak berapa lama, pria yang fasih berbahasa Sunda ini dinyatakan lolos.
 
Akting Yayan di Merantau bisa dikatakan sebagai "tiket" menuju film-film laga selanjutnya. Ia pun kembali dipinang untuk memerankan Mad Dog, algojo bengis di film The Raid: Redemption dan Prakoso, pembunuh bayaran di  The Raid 2: Berandal.
 
Yayan optimistis peluangnya untuk terjun ke panggung internasional terbuka lebar. Tahun depan, ia akan membintangi film produksi Jepang berjudul  Yakuza Apocalypse: The Great War of The Underworld. Lagi-lagi, Yayan memerankan tokoh antagonis yang akan beradu akting dengan aktor Jepang ternama, Hayato Ichihara. 
 
Tak Banyak Berubah
 
Yayan Ruhian menjadi salah satu aktor laga yang dipertimbangkan saat ini. Meski demikian, 
bapak dua anak ini masih enggan jika disebut sebagai aktor hebat.
 
"Sama halnya seperti kita memakai kemeja dan kaos. Rasanya beda. Begitu pun saya ketika masih jadi pelatih, dengan sekarang setelah sudah main film (ada perbedaan). Tetapi saya menikmati itu sebagai sebuah kebutuhan. Saya masih orang yang sama.  Bedanya, mungkin sekarang saya lebih banyak teman dan saudara," kata pria yang mengaku aslinya gemar mengumbar senyum ini.
 
Pede Meski Tak Fasih Bahasa Inggris
 
Kesuksesan The Raid: Redemption dan The Raid: Berandal menembus Hollywood, membuat Yayan dan semua kru pemain harus melakukan promo film ke berbagai tempat, termasuk ke luar negeri. Meski terkendala bahasa, pria berambut gondrong ini mengaku tetap pede. 
 

 

LDR dengan Keluarga
 
Lewat peran-perannya di film, Yayan Ruhian terkenal sebagai sosok antagonis dengan wajah sangar.   Namun, tak banyak yang tahu ternyata Yayan memiliki hati lembut dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan kewajibannya sebagai ayah dan suami.
 
Meskipun terpisah jarak, Yayan yang tinggal di Jakarta karena tuntutan pekerjaan, selalu rutin mengunjungi anak istri di kampung halaman, Tasikmalaya. Masalah jarak, ditafsirkan positif sebagai tabungan rindu dan motivasi untuk memberi kehidupan lebih baik pada keluarganya.
 
"Alhamdulillah, karena jarak, saya jadi kangen terus. Kalau ketemu, maunya kangen-kangenan terus sama mereka," ungkap Yayan menutup obrolan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIT)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan