"Proses pengembangan (naskah) lumayan intens. Draf #1, draf #2, dia (Hanung) ngikutin banget. Nah waktu mulai masuk draf #3, dia sudah mulai syuting (film Benyamin). Tapi ya (pengerjaan naskah) jalan terus," kata Salman saat ditemui di Senayan City Mall Jakarta, Senin (16/10/2017) malam.
"Sangat hati-hati banget dengan Hanung. Pelan-pelan banget. Ini mungkin salah satu draf #1 terlama yang pernah gue kerjakan. Hanung juga berapa kali bilang: gue butuh waktu lagi nih," imbuhnya.
Kini naskah telah sampai tahap draf ke-3. Salman menyebut bagian terlama adalah draf pertama karena dia dan Hanung belum menemukan pijakan cerita yang dirasa tepat. Perdebatan diakui cukup alot.
"Dari draf pertama ke draf berikutnya cenderung lebih lancar karena gue dan Hanung sudah nemu pijakan bermain di mana. Itu yang lama, berantem lama di situ. Gue mau ke sini, dia mau ke sana. Gue bilang enggak bisa, mau bertahan dengan novelnya."
"Gue dan Hanung sama-sama sepakat, enggak perlu diomongkan, bahwa ini proyek yang enggak bisa main-main. Kami butuh waktu banget buat mengerjakan skenario ini," ucap Salman.
Novel Bumi Manusia adalah bagian pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, yang ditulis selama dia diasingkan di Pulau Buru pada kurun waktu 1970-an. Novel terbit pertama kali dalam bahasa Indonesia pada 1980, dan telah diterbitkan ulang dalam banyak bahasa, seperti Ukraina, Jerman, serta Thai.
Proyek film adaptasi Salman dan Hanung dikerjakan di bawah bendera Falcon Pictures, yang mendapat hak produksi-distribusi sejak beberapa tahun terakhir. Penulisan naskah dimulai sejak awal 2017. Salman mengerjakan naskah bersama tim dari Wahana Penulis. Arief Ashshiddiq bertindak sebagai story editor dan Hasan Aspahani bergabung menjadi story developer.
Sejauh ini belum ada kabar mengenai siapa aktor yang dibidik. Jadwal resmi rilis film juga belum ditentukan. Namun menurut Salman, syuting kemungkinan akan dilakukan sekitar pertengahan 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News