"Saya baca buku Pak Pram pada saat kuliah. Pada saat itu bacanya ngumpet-ngumpet. Saat itu dilarang, amat sangat dilarang," kata Donny Damara di Jakarta Selatan.
Buku-buku Pram saat itu beredar dalam bentuk buku, fotokopian, dan stensil. Meski terbilang langka dan terlarang, Donny Damara bangga dapat membaca buku karya Pram saat itu.
"Pada zaman Soeharto semua dilarang. Sangat bangga sekali bisa baca dia dan benar ya pemikiran dia enggak bisa dibilang bahwa dia orang kiri atau komunis," kata Donny.
"Satu yang saya tangkap dari Pram kenapa kita harus bersandar dan bergantung pada orang lain kalau kita mau mengungkapkan pikiran kita," tegasnya.
Karya Pramoedya Ananta Toer sempat dipamerkan dalam Namaku Pram di Dia Lo Gue Art Space, Jakarta Selatan, tahun lalu. Donny Damara yang saat itu mengunjungi pameran tersebut ikut tersentuh melihat Pram sebagai sosok bapak untuk anak-anaknya.
"Sadis banget, baca suratnya enggak pernah mau bilang dia susah untuk anak-anaknya," kenang Donny.
Donny menceritakan, buku Pram yang beredar pada zamannya yaitu sekitar tahun 1986-1987 berbentuk buku berbahan kertas merang, fotokopian, dan stensilan. Penyebaran buku di kalangan mahasiswa UI saat itu cukup marak bahkan diketahui oleh para dosen dan rektor. Donny menjelaskan, saat itu meski dilarang mereka masih aman membaca karya Pram.
Film Bumi Manusia adalah adaptasi novel berjudul sama karya Sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia mengawali kisah Tetralogi Buru yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 1980-an.
Film adaptasi Bumi Manusia diproduksi Falcon Pictures dan disutradarai Hanung Bramantyo.
Film Bumi Manusia akan tayang perdana di bioskop bersama karya film adaptasi novel Pramoedya lain yakni Perburuan pada 15 Agustus 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id