"Filmnya period, tahun 1600-an zaman-zaman Korea kuno. Jadi itu di negara orang merantau main film bersama tim Korea dan tiba-tiba adegan berbahasa Korea, yang dengerin kan bukan satu orang mereka semua native sepaker (Korea)," cerita Joe Taslim saat menjadi bintang tamu Ngobrol Asyik Medcom.id.
Tuntutan peran sebagai pendekar Gurutai dari Dinasti Qing membuat Joe Taslim cukup tertekan dan merasa grogi. Sebab, dalam waktu beberapa bulan dia harus fasih berbahasa Korea. Disebut, setidaknya 70 hingga 80 persen menggunakan bahasa Korea dan Manchuria.
"Jadi pressure-nya gila gua kalau salah ngomong bukan cuma satu, semuanya akan dengerin. Ini orang Indonesia ngomong bahasa Korea kayak apa bentukannya," terang aktor asal Palembang tersebut.
"Itu tantangan setiap hari, syuting dan pressure setiap hari syuting tetapi dijalani kelar juga," kata Joe Taslim.
Pendekar Gurutai dikenal pintar dan fasih berbahasa Korea dan Manchuria. Untuk memelajari bahasa Manchuria, Joe Taslim belajar dari seorang profesor di Korea Selatan. Sebab, bahasa Manchuria disebut telah punah.
The Swordsman merupakan film sageuk dengan adegan-adegan action menggunakan pedang. Menceritakan masa transisi Dinasti Ming-Qing, ketika klan Manchu dari Dinasti Qing menaklukkan Dinasti Ming di Tiongkok. Manchuria terletak di timur laut Tiongkok, berbatasan dengan Korea dan Rusia.
Syuting film The Swordsman sudah rampung pada September 2017. Joe Taslim beradu peran dengan aktor Jang Hyuk dan Lee Minhyuk BTOB.
Film The Swordsman dijadwalkan tayang di bioskop Korea Selatan pada 17 September 2020. Belum diketahui pasti apakah The Swordsman rilis di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News