Noh Salleh, penyanyi solo asal Malaysia, cukup mencuri perhatian, termasuk oleh penikmat musik Indonesia. Lewat album mini Angin Kencang dia menghadirkan musik yang terasa sejuk di telinga.
Noh yang dikenal juga sebagai vokalis band Hujan mencoba terus mengeksplorasi gaya musiknya, untuk itu dia memutuskan untuk menjajal kemampuannya sebagai penyanyi solo. Ia lantas menggandeng sejumlah musisi Indonesia untuk memuluskan rencananya bersolo karier.
Adalah Ramondo Gascaro, Adink Permana dan Ade Firza Paloh, tiga nama yang dominan terdengar jika membahas album mini Noh Salleh yang berisi 6 lagu (dua di antaranya lagu yang sama, sehingga ada 5 lagu berbeda) ini. Bahkan Noh secara terbuka mengatakan, bahwa bekerjasama dengan mereka yang pernah dan sedang terlibat dalam band SORE membuat musiknya terdengar “sore-ish.”
Tidak hanya memukau secara musik, album mini Angin Kencang juga menghadirkan lirik yang cantik. Beberapa gaya bahasa yang ada dalam mini album itu disebut Noh sebagai gaya bahasa “nusantara klasik.”
Mengenal Noh lebih jauh, kita akan semakin tahu bahwa musisi Indonesia cukup berperan dalam proses kreatifnya.
Akhir pekan lalu, Noh menyempatkan diri untuk meladeni pertanyaan-pertanyaan dari medcom.id seputar album mininya yang mencuri perhatian dan juga gagasan-gagasannya dalam bermusik.
Apa alasan Anda bersolo karier, sementara sudah cukup sukses dengan band Hujan?Aslinya, Angin Kencang untuk proyek solo. Waktu rekaman pertama kali (lagu Angin Kencang) saya masih sibuk dengan Hujan. Tapi kemudian saya menikmati dan larut (dengan proyek solo), lantas lagunya bertambah jadi 5! Enggak ada rencana untuk rilis album solo, apalagi berkarier sebagai penyanyi solo.
Album (EP Angin Kencang) enggak ada batas waktu pengerjaan. Prosesnya memakan waktu 2 tahun, walau cuma 5 lagu saja. Setelah itu saya pikir, setelah 10 tahun dengan Hujan, mungkin kami butuh istirahat dan menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Dalam hal ini, saya sudah memiliki pekerjaan. Why not just go for it.
Di samping itu, (proyek solo) ini menampilkan sisi saya yang sebenarnya, apa yang saya ingingkan sebagai individu. Saya benar-benar cinta sound musik yang ke arah ini. So obviously everything is spontanious. Ada bahayanya, ada untungnya.
Siapa pengaruh utama dalam Noh menggarap album mini Angin Kencang?
Obviously SORE! tapi menjelang pembuatan lagu, saya banyak dengar lagu-lagu dari penyanyi klasik. Di antaranya P. Ramlee dan Sam Saimun.
Saya banyak terekspose dengan musik-musik seperti ini di Amcorpmall, salah satu mall yang dimana tiap hari Minggu, mereka menggelar “Sunday Market,” menjual apa aja di dalamnya. Jadi, para pedagangnya banyak membawa rilisan fisik lama, piringan hitam dan lainnya. Entah mengapa saya bersentuhan dengan musik-musik klasik nusantara. Aneh juga saya pikir, (tapi itu) warisan kita juga saya rasa.
Mengapa Noh memilih menggarap album itu dengan musisi Indonesia?
Terus terang di Malaysia enggak ada yang mendalami musik old school (tua) seperti itu. Mungkin ada, dan saya enggak tahu. Saya belum pernah menemui studio rekaman yang bisa membuat tata musik seperti ini. Bukan memboikot skema musik Malaysia, tapi arah mereka di sini terlalu ke arah musik-musik urban.
Saya enggak mau membuang-buang uang untuk bayar studio, tapi enggak bisa dapat apa yang saya mau. Tetapi, di Indonesia kita sudah tahu banyak studio dan musisi yang mengerjakan musik seperti ini. Ditambah saya ada teman-teman musisi yang sangat cocok untuk mewujudkan keinginan saya.
.jpg)
Mengapa memutuskan merilis album mini terlebih dahulu dan bukan full album?
Seperti yang saya jawab awal tadi, ini hanyalah proyek solo, tanpa rencana dan berlanjut sampai 5 lagu. Mungkin uangnya tidak cukup juga (untuk membuat album penuh). Disamping itu, bolak –balik (mengurus rekaman) sama teman-teman di Indonesia melelahkan juga, Bro. Saya rasa, ini alasan kenapa bukan album penuh.
Apa tema besar dan pesan dalam album mini Angin Kencang?
Saya rasa cinta! Driven my love, sebuah obsesi dengan kasih sayang (waktu awal-awal penulisan lagu, saya baru berumah tangga). Lagu Angin Kencang dan Bunga di Telinga di inspirasi oleh istri saya.
Dari mana datangnya inspirasi dalam proses kreatif pembuatan lagu?
Saya enggak begitu yakin, tapi saya pilih awal perjalanan album mini ini adalah lagu Angin Kencang. Asalnya, aransemen lagu itu John Lennon banget, tapi alhamdulillah ketika sampai ke tangan Mondo dan Adink, lagu itu jadi seperti musiknya Sore (Sore-ish).
Dan banyak lainnya dari eksperimen saya dalam penulisan lagu. Cara saya menulis lagu biasa, seperti cara orang lain juga. Tapi benar-benar saya rasa persentasenya banyak (terinspirasi) oleh album Ports of Lima, album ke-dua dari SORE itu. Bahaya banget!
Dalam pengerjaannya, yang saya tahu awalnya album mini ini ditangani oleh Ramondo Gascaro, lantas pindah tangan ke Adink Permana, apa alasannya?
Di tengah pengerjaan album ini, tiba-tiba Mondo menikah! Hahahah saya juga enggak begitu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi Adink melakukannya dengan sangat baik. Kita tahu Mondo juga merilis singel bertepatan dengan saya rilis. Jadi, kita tahu dia sibuk apa. Juga istrinya melahirkan anak pertama mereka, waktu itu. Alhamdulillah.Mengapa Noh memilih kerjasama dengan orang-orang yang pernah terlibat dengan band SORE?
Hanya mereka teman-teman yang saya kenal dan percaya yang bisa mewujudkan apa yang saya mau. Yang paling mendekati tata musik yang saya pengin, ya mereka-mereka ini. Jenius dan berbakat. Kerja melalui email saja sudah bisa begini ini, kalau saya ke Jakarta pasti saya rasa lebih seru lagi.
Sejauh mana peran musisi Indonesia (Adink, Ade, Mondo) dalam penggarapan album mini Angin Kencang?
Adink dan Mondo sebagai arranger producer, Ade menulis lirik dan jadi penyanyi latar. Jadi saya sudah siapkan lagu-lagunya, mengirim ke Indonesia dan mereka kerjakan di sana.
Hampir tidak ada masalah karena visi kita sama. Penulisan lagu-lagu saya tidak menyusahkan mereka. Alhamdulillah. Tetapi, Adink tidak terlalu kaku soal aransemen, contohnya dia sempat WhatsApp tanya, "Eh, Noh solo part ini (dan) ini mau gitar atau trumpet?" Sehingga saya masih punyai ruang untuk campur tangan dalam aransemen.
Apa alasan Noh menggandeng Ade Paloh untuk menulis lirik?
Adink mengerjakan proyek ini dengan berdiskusi dengan Ade. Lalu saya tanya apakah Ade bisa ikut berkontribusi menulis lirik di salah satu lagu. Ade membuat Bunga di Telinga, hasilnya gila! Dahsyat!. Lalu saya menjelaskan dia soal (ide lagu) Sang Penikam, dia juga tertarik untuk tulis lirik Sang Penikam. Saya juga mengalami writer’s block di bagian akhir.
Lagu-lagu dalam album mini Angin Kencang memiliki bahasa yang juga dipahami dengan baik di Indonesia? Apakah ada kesengajaan membuat lirik seperti itu agar album mini ini bisa diterima di Indonesia?
Warga Indonesia bisa memahami karena Sang Penikam, Gelung dan Bunga di Telinga ditulis oleh Ade Firza Paloh. Buat saya, itu lebih dari sekedar kepuasan. Ade Paloh tanya (pada saya) mau Bahasa Indonesia standar atau mau (bahasa gaya) Nusantara atau Jawa Klasik, jadi saya pusing memilih.
Saya bilang Nusantara Klasik. Kalau didengar, lagu-lagu Sam Saimun bahasanya saya paham. Padahal itu Bahasa Nusantara Indonesia. Saya mau yang begitu, simpel tetapi juga ada artinya.
Kalau mau dipikirkan mau buat lagu khas untuk Indonesian atau Malaysian itu sudah bukan tanggung jawab saya, yang penting music-nya. Soal nasionalisme tolak ketepi. Ini hanya hiburan soalnya.
Apakah Noh mengikuti perkembangan musik di Indonesia? Kalau iya, sejak kapan?
Ya, keyboardist band Hujan, Hang Dimas Santoso, dia yang banyak memperkenalkan saya pada bakat-bakat dari Indonesia. Menginspirasi sekali. Akhir 2005 lah saya rasa (mulai menyimak musik Indonesia). 2007 first gig the Changcuters di Malaysia, kita yang bawa mereka turun. Zaman masih rock n' roll banget! Hahaha.
Siapa musisi Indonesia pertama yang membuat Noh kagum?
Saat saya berusia 18 tahun, Ruth Sahanaya pernah tampil di festival jazz di Kuching Sarawak, kampung halaman saya. Di situ saya sudah suka. Benar-benar entertainer, kata-katanya di atas panggung, vokalnya, tetapi saya sangat muda waktu itu, semua saya kagumi.
.jpg)
Apa lagu Indonesia kesukaan Noh?
Ada banyak.. (lantas Metrotvnews.com memintanya menyebutkan 5 saja)
Karolina - Sore
Disudut Bibirmu - Sam Saimun
Desember - Efek rumah kaca
Mawar Berduri - Tetty Kadi
Esok Kan Tiba - d'Masiv
Apakah Noh berencana masuk industri musik Indonesia?
Di mana saja yang bisa menerima musik saya, saya akan pergi. Sekarang saya tahu musik saya lebih diterima di sana, jadi saya pikir saya harus ke sana.
Bisa diceritakan perbedaan utama industri musik di Indonesia dan di Malaysia?
Saya enggak yakin dengan kondisi industri musik di negara saya, terlebih di Indonesia. Saya enggak bisa menceritakan perbedaannya. Saya tipikal pemusik yang bikin musik mengikuti hati.
Itu mungkin Angin Kencang perlahan diterima di sini (Malaysia), karena saya enggak mengikuti perkembangan dan saya enggak mengikuti “formula” yang ada.
Bagaimana masyarakat Malaysia menyikapi album mini Angin Kencang?
Perlahan, bukan makanan mereka mungkin. Saya juga berharap album mini ini bisa menginspirasi mereka. Di sini, musik pop lama juga tetap relevan. Tapi saya bisa lihat rata-rata di sini mereka tetap suka ballad.
Radio juga menyajikan lagu-lagu pasar mereka, saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena masing-masing punya kepentingan. Tapi itulah kondisi di sini. Saya enggak tahu cerita di dalamnya dari industri yang saya jelasin tadi.
Kapan Noh meluncurkan album penuh?
In Shaa Allah nanti kita mulai merekam. Karena sekarang masih mengumpulkan materi. Konsepnya masih French-Pop seperti ini. Doakan semoga biayanya cukup!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id