YOUR FASHION
Tobatenun Bawa “Masa Rani” di JFW 2024, Inspirasi Motif Tradisional Batak Karo
Aulia Putriningtias
Rabu 25 Oktober 2023 / 17:16
Jakarta: Dalam rangka Jakarta Fashion Week 2024, Tobatenun, jenama tekstil ternama di Indonesia ikut serta unjuk diri dalam parade. Pada tahun ini, membawa koleksi 'Masa Rani,' yang berarti 'Masa Panen' pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Tobatenun mempersembahkan koleksi terbarunya, 'Masa Rani: A Season of Bounty'. Hal ini sekaligus menjadikan ajang tersebut sebagai sebuah penghargaan untuk para partonun, yang merupakan seniman di balik koleksi ready to wear yang memikat.
'Masa Rani' mencerminkan keragaman budaya dan kekayaan hasil bumi Kabupaten dan Puak Karo. Daerah ini terkenal sebagai produsen padi, buah-buahan, dan bunga-bungaan, dengan produk-produk pertanian yang bahkan diekspor ke luar Indonesia, termasuk Malaysia.
Tobatenun mengambil inspirasi dari kekayaan ini untuk menciptakan koleksi 'Masa Rani' dengan beragam warna. Warna tersebut seperti fir green yang mencerminkan tanaman padi dan sun kissed coral yang menggambarkan berbagai hasil bumi seperti bunga dan buah.
Koleksi ini menampilkan motif kontemporer yang terinspirasi oleh Uis Beka Buluh, motif tradisional dari kelompok masyarakat Batak Karo yang biasanya digunakan dalam berbagai acara suka cita maupun duka cita. Ini dikenakan oleh laki-laki dengan cara melipat kain menjadi segitiga di pundak.
.jpg)
Dalam koleksi berisi 16 tampilan ini, Tobatenun menggunakan pewarna alami. Hal ini menjadikannya langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan dalam seluruh proses produksi produk mode dengan dampak lingkungan yang minimal.
"Komitmen Tobatenun untuk melestarikan budaya, khususnya kain tenun Batak, tidak akan terwujud tanpa kontribusi berharga dari berbagai mitra kami, para partonun, dan komunitas yang terus kami kembangkan, yaitu Jabu Borna dan Jabu Bonang," kata Kerrina Basaria, Founder & CEO Tobatenun.
Para partonun dibalik koleksi ini telah berhasil menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan nuansa kontemporer, menciptakan sebuah harmoni visual yang memukau. Motif-motif yang terinspirasi dari tradisi agrikultur Puak Karo adalah cerminan dari bagaimana Tobatenun terus berinovasi.
Tidak hanya itu, juga memadukan kekayaan warisan budaya dengan tren fesyen terkini. Dalam penggabungan ini, Tobatenun tidak hanya mengeksplorasi kain tenun Batak dalam konteks modern, tetapi juga menjembatani kesenian tradisional dengan pandangan masa depan yang berkelanjutan.
Menurut Kerrina, membawa karya indah dari para partonun ke panggung JFW 2024 bukan lagi sekadar tampilan mode, namun juga sebuah ajakan untuk menghargai dan mempromosikan keindahan tenun Batak dalam semua aspeknya, baik yang berakar dalam tradisi maupun yang terinspirasi oleh elemen kontemporer.
"Ini adalah sebuah langkah konkrit dalam menghadirkan keberlanjutan dalam industri mode, sambil memberikan sorotan kepada seni dan budaya Indonesia yang berharga," pungkas Kerrina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Tobatenun mempersembahkan koleksi terbarunya, 'Masa Rani: A Season of Bounty'. Hal ini sekaligus menjadikan ajang tersebut sebagai sebuah penghargaan untuk para partonun, yang merupakan seniman di balik koleksi ready to wear yang memikat.
'Masa Rani' mencerminkan keragaman budaya dan kekayaan hasil bumi Kabupaten dan Puak Karo. Daerah ini terkenal sebagai produsen padi, buah-buahan, dan bunga-bungaan, dengan produk-produk pertanian yang bahkan diekspor ke luar Indonesia, termasuk Malaysia.
Tobatenun mengambil inspirasi dari kekayaan ini untuk menciptakan koleksi 'Masa Rani' dengan beragam warna. Warna tersebut seperti fir green yang mencerminkan tanaman padi dan sun kissed coral yang menggambarkan berbagai hasil bumi seperti bunga dan buah.
Koleksi ini menampilkan motif kontemporer yang terinspirasi oleh Uis Beka Buluh, motif tradisional dari kelompok masyarakat Batak Karo yang biasanya digunakan dalam berbagai acara suka cita maupun duka cita. Ini dikenakan oleh laki-laki dengan cara melipat kain menjadi segitiga di pundak.
.jpg)
Dalam koleksi berisi 16 tampilan ini, Tobatenun menggunakan pewarna alami. Hal ini menjadikannya langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan dalam seluruh proses produksi produk mode dengan dampak lingkungan yang minimal.
"Komitmen Tobatenun untuk melestarikan budaya, khususnya kain tenun Batak, tidak akan terwujud tanpa kontribusi berharga dari berbagai mitra kami, para partonun, dan komunitas yang terus kami kembangkan, yaitu Jabu Borna dan Jabu Bonang," kata Kerrina Basaria, Founder & CEO Tobatenun.
Para partonun dibalik koleksi ini telah berhasil menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan nuansa kontemporer, menciptakan sebuah harmoni visual yang memukau. Motif-motif yang terinspirasi dari tradisi agrikultur Puak Karo adalah cerminan dari bagaimana Tobatenun terus berinovasi.
Tidak hanya itu, juga memadukan kekayaan warisan budaya dengan tren fesyen terkini. Dalam penggabungan ini, Tobatenun tidak hanya mengeksplorasi kain tenun Batak dalam konteks modern, tetapi juga menjembatani kesenian tradisional dengan pandangan masa depan yang berkelanjutan.
Menurut Kerrina, membawa karya indah dari para partonun ke panggung JFW 2024 bukan lagi sekadar tampilan mode, namun juga sebuah ajakan untuk menghargai dan mempromosikan keindahan tenun Batak dalam semua aspeknya, baik yang berakar dalam tradisi maupun yang terinspirasi oleh elemen kontemporer.
"Ini adalah sebuah langkah konkrit dalam menghadirkan keberlanjutan dalam industri mode, sambil memberikan sorotan kepada seni dan budaya Indonesia yang berharga," pungkas Kerrina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)