YOUR FASHION

Dian Sastrowardoyo Ajak Masyarakat Berpartisipasi dalam Pengajuan Kebaya ke UNESCO

Mia Vale
Selasa 19 Juli 2022 / 20:39
Jakarta: Salah satu keragaman budaya yang ada di Indonesia adalah pakaian adatnya. Salah satunya, kebaya. Pakaian ini memiliki kesan anggun di mana menambah penampilan semakin elegan bagi pemakainya. Salah satu jenis kebaya Jawa yang banyak dipakai oleh wanita, adalah kebaya kutu baru.

Ya, kebaya kutu baru telah menjadi perhatian masyarakat kala Dian Sastrowardoyo mengenakannya sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat Indonesia agar ikut berpartisipasi dalam pengajuan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Saat itu Dian mengenakan kutu baru dengan warna hitam. Ia memadupadankan kebaya tersebut dengan bawahan kain jarik batik berwarna coklat. Tak lupa aksesori juga dikenakannya seperti selendang berwarna kalem, sanggul, kalung dan anting sebagai pemanis penampilannya tersebut.



(Dian Sastro mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengajuan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda melalui Instagramnya @therealdisastr. Foto: Dok. Instagram Dian Sastrowardoyo/@therealdisastr)


Kebaya kutu baru merupakan pakaian tradisional Indonesia yang memiliki ciri khas berupa tambahan kain yang menghubungkan sisi kanan dan kiri kebaya. Kain yang dijahit di bagian tengah muka ini biasanya disebut juga dengan nama bef, sehingga kebaya yang dihasilkan dikenal pula dengan sebutan kebaya bef.

Kebaya dengan tambahan kain bef pun hanya ditemukan pada kebaya kutu baru. Inilah yang membuat bentuknya terlihat beda dengan kebaya daerah lain. Kebaya kutu baru boleh dibilang desainnya agak terkesan kuno. Namun, kebaya ini justru banyak disukai kaum hawa, karena mampu menampilkan sesuatu yang netral.
 

Erat kaitannya dengan Islam


Dinukil dari Fitinline, konsep penciptaannya kebaya kutu baru sebenarnya memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan berkembanganya ajaran Islam yang dianut oleh Kerajaan di Surakarta pada masa lalu.

Perubahan bentuk kebaya kutu baru secara berangsur-angsur mulai tampak sejak masa Kerajaan Mataram Islam di Surakarta, di mana pada masa itu kebaya kutu baru digunakan untuk menutup aurat bagi kaum wanita. 
 

Bahan kebaya kutu baru 


Dalam laman yang sama juga disebutkan untuk memudahkan dalam memilih bahan kebaya, berikut beberapa referensi jenis bahan kain yang bisa dipilih untuk membuat kebaya kutu baru.

- Kain Lurik. Merupakan Kain lurik merupakan salah satu kain tradisional Indonesia yang memiliki motif sangat khas yakni bergaris-garis kecil. Kain lurik sendiri memang memiliki motif yang sangat klasik, sehingga tidak lekang oleh zaman.

- Kain jumputan. Termasuk ke dalam jenis kain yang memiliki nilai seni cukup tinggi karena antara kain satu dengan lainnya pasti tidak akan dijumpai motif yang sama persis. 

- Kain sutra. Sejenis kain yang diperoleh dari serat alami berupa filamen yang dihasilkan dari kepompong ulat sutra murbeisaat membuat kepompong. Kain ini umumnya memiliki karakteristik halus, ringan, berkilau dan dapat menyerap keringat sehingga sangat cocok digunakan di udara yang hangat dan beriklim tropis. 

- Kain katun. Merupakan sejenis bahan kain yang memiliki tekstur sangat lembut, mudah menyerap keringat dan nyaman dipakai seharian.

- Kain brokat. Termasuk ke dalam jenis kain yang kaya akan dekorasi. Kemewahan dan pesona yang melekat pada kain brokat menjadikannya sebagai kain spesial yang sangat cocok dipakai untuk membuat kebaya kutu baru maupun jenis kebaya yang lainnya.

Kebaya kutu baru bisa dipadankan dengan jari atau rok. Pun bisa disertai dengan bustier atau longtorso untuk menyempurnakan bentuk tubuh supaya terkesan lebih ramping dan proporsional saat memakai kebaya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH