YOUR FASHION
9 Desainer Perempuan Inspiratif Lawan Ageism di Fashion Presentation JFW 2026 X POND's
Yuni Yuli Yanti
Selasa 21 Oktober 2025 / 10:00
Jakarta: Bicara tentang ageism (diskriminasi atau stereotyping berdasarkan usia), fashion biasa dikaitkan dengan hal-hal baru dan “the next big thing” sehingga desainer muda sering diposisikan sebagai “pembawa angin segar”.
Sementara, desainer yang sudah lebih lama eksis cenderung dianggap kurang progresif karena stereotip bahwa kreativitas akan menurun seiring bertambahnya usia.
Menyikapi fenomena ini, POND’S Age Miracle menyambut gelaran Jakarta Fashion Week 2026 dengan menghadirkan sebuah fashion presentation bertema ”The Revival of Miracles”, pada Senin (20/10/2025), di Plaza Indonesia, Jakarta.
Sesi eksklusif ini merayakan bangkitnya sembilan desainer perempuan inspiratif yaitu Kleting Titis Wigati, Asti Surya, Velda Anabela dan Rebecca Billina, Juliana Ng, Ansy Savitri, Vivian Mazuki, Ingrid Husodo, Fitria Vidyawati, dan Bonnie Natasha Arif yang berhasil menghidupkan kembali karya dan labels mereka di tengah berbagai tantangan.
"Sebagai brand age management yang sangat lekat dengan dunia fashion, POND’S Age Miracle ingin ‘mematahkan’ stereotip tersebut karena kami percaya usia bukanlah halangan bagi seorang desainer perempuan untuk melakukan sebuah revival melalui dorongan untuk terus berevolusi dan melahirkan miracles baru pada karya-karyanya. Untuk itu, POND’S Age Miracle dan JFW menghadirkan ‘The Revival of Miracles’ sebagai tribute terhadap sembilan desainer perempuan yang berani melawan ageism melalui transformasi yang lebih bold untuk comeback ke dunia fashion," ungkap Esa Mahira Arman, Senior Brand Manager POND’S.
Selain stereotip yang berkaitan dengan usia, para desainer perempuan juga nyatanya menghadapi berbagai tantangan, seperti momen yang mengharuskan mereka untuk jeda sejenak, atau tuntutan untuk menjalankan banyak roles lainnya. Maka, mereka pun perlu berupaya ekstra keras untuk terus beradaptasi agar karyanya bisa terus konsisten namun relevan dengan dinamika industri fashion.
Andandika Surasetja, Creative Director Jakarta Fashion Week (JFW) mengatakan layaknya ungkapan ‘once a designer, always a designer’, berbekal passion dan purpose kuat untuk memajukan industri fashion, setiap desainer bisa melawan ageism dengan dorongan percaya diri. Termasuk kesembilan desainer perempuan yang kami pilih di acara ‘The Revival of Miracles’ melalui proses kurasi yang cukup panjang.

(9 desainer perempuan inspiratif di acara fashion presentation “The Revival of Miracles”. Foto: Dok. Istimewa)
"Mereka tidak hanya berhasil membuktikan konsistensi dalam berkarya, namun juga memiliki kisah inspiratif yang sangat sejalan dengan misi JFW dan POND’S Age Miracle untuk melawan ageism. Dikemas dalam konsep fashion presentation yang interaktif dan intimate, hari ini mereka menampilkan koleksi terbaru yang diharapkan bisa menginspirasi para desainer lainnya untuk tidak tunduk pada usia dan terus bertransformasi tanpa kehilangan ciri khas dalam setiap karya," jelas Andandika.
Dalam kesempatan yang sama, Kleting Titis Wigati, pendiri label KLÉ berbagi cerita, didirikan pada 2009, KLÉ merasakan manis pahitnya perjalanan sebuah label. Puncak ujian terjadi pada 2020 ketika pandemi melanda dan di saat yang sama Kleting mengandung anak kembar, yang akhirnya mengharuskannya mengambil jeda untuk fokus menjalani peran sebagai ibu.
"Momen ini menjadi ruang refleksi, baik untuk diri saya maupun untuk KLÉ – bagaimana memisahkan peran antara diri saya sebagai pribadi dan ibu, serta sebagai desainer. Kembalinya KLÉ ke industri pasca-pandemi ditambah pengalaman menjadi seorang ibu menegaskan visi saya tentang label yang dipimpin seorang perempuan: penting untuk menekankan bahwa bekerja bukan lagi soal working hard, melainkan working smart. Momen ini menjadi sebuah revival bagi saya: kebangkitan baru untuk melawan ageism dengan perspektif yang lebih matang, selaras, dan relevan dengan zaman," ujar Kleting.
Hal senada juga disampaikan oleh Asti Surya. Menurutnya, tantangan terbesar bukan hanya sekadar soal tren atau manajemen, melainkan stigma usia, bagaimana ia mampu tetap relevan dengan pergeseran lingkar kultur anak muda.
Para desainer ini menjadi bukti bahwa miracles can happen at any age, at any time. Bersama mereka, POND’S Age Miracle ingin mendukung perempuan Indonesia melawan ageism dengan membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk terus berkembang, memulai hal baru, dan tampil percaya diri dengan cara “cheat your age”.
"Kami mengajak semua perempuan untuk ‘cheat your age’ bersama POND’S Age Miracle, agar bisa melawan ageism dengan menemukan kekuatan atau keajaiban dalam diri – berapapun usia mereka. Karena bertambahnya usia bukan hanya sekadar soal angka – melainkan akumulasi dari rasa percaya diri, dimana self-care menjadi kunci penting yang bisa membuat perempuan terus bersinar," tutup Esa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Sementara, desainer yang sudah lebih lama eksis cenderung dianggap kurang progresif karena stereotip bahwa kreativitas akan menurun seiring bertambahnya usia.
Menyikapi fenomena ini, POND’S Age Miracle menyambut gelaran Jakarta Fashion Week 2026 dengan menghadirkan sebuah fashion presentation bertema ”The Revival of Miracles”, pada Senin (20/10/2025), di Plaza Indonesia, Jakarta.
Sesi eksklusif ini merayakan bangkitnya sembilan desainer perempuan inspiratif yaitu Kleting Titis Wigati, Asti Surya, Velda Anabela dan Rebecca Billina, Juliana Ng, Ansy Savitri, Vivian Mazuki, Ingrid Husodo, Fitria Vidyawati, dan Bonnie Natasha Arif yang berhasil menghidupkan kembali karya dan labels mereka di tengah berbagai tantangan.
"Sebagai brand age management yang sangat lekat dengan dunia fashion, POND’S Age Miracle ingin ‘mematahkan’ stereotip tersebut karena kami percaya usia bukanlah halangan bagi seorang desainer perempuan untuk melakukan sebuah revival melalui dorongan untuk terus berevolusi dan melahirkan miracles baru pada karya-karyanya. Untuk itu, POND’S Age Miracle dan JFW menghadirkan ‘The Revival of Miracles’ sebagai tribute terhadap sembilan desainer perempuan yang berani melawan ageism melalui transformasi yang lebih bold untuk comeback ke dunia fashion," ungkap Esa Mahira Arman, Senior Brand Manager POND’S.
Selain stereotip yang berkaitan dengan usia, para desainer perempuan juga nyatanya menghadapi berbagai tantangan, seperti momen yang mengharuskan mereka untuk jeda sejenak, atau tuntutan untuk menjalankan banyak roles lainnya. Maka, mereka pun perlu berupaya ekstra keras untuk terus beradaptasi agar karyanya bisa terus konsisten namun relevan dengan dinamika industri fashion.
Andandika Surasetja, Creative Director Jakarta Fashion Week (JFW) mengatakan layaknya ungkapan ‘once a designer, always a designer’, berbekal passion dan purpose kuat untuk memajukan industri fashion, setiap desainer bisa melawan ageism dengan dorongan percaya diri. Termasuk kesembilan desainer perempuan yang kami pilih di acara ‘The Revival of Miracles’ melalui proses kurasi yang cukup panjang.

(9 desainer perempuan inspiratif di acara fashion presentation “The Revival of Miracles”. Foto: Dok. Istimewa)
"Mereka tidak hanya berhasil membuktikan konsistensi dalam berkarya, namun juga memiliki kisah inspiratif yang sangat sejalan dengan misi JFW dan POND’S Age Miracle untuk melawan ageism. Dikemas dalam konsep fashion presentation yang interaktif dan intimate, hari ini mereka menampilkan koleksi terbaru yang diharapkan bisa menginspirasi para desainer lainnya untuk tidak tunduk pada usia dan terus bertransformasi tanpa kehilangan ciri khas dalam setiap karya," jelas Andandika.
Dalam kesempatan yang sama, Kleting Titis Wigati, pendiri label KLÉ berbagi cerita, didirikan pada 2009, KLÉ merasakan manis pahitnya perjalanan sebuah label. Puncak ujian terjadi pada 2020 ketika pandemi melanda dan di saat yang sama Kleting mengandung anak kembar, yang akhirnya mengharuskannya mengambil jeda untuk fokus menjalani peran sebagai ibu.
"Momen ini menjadi ruang refleksi, baik untuk diri saya maupun untuk KLÉ – bagaimana memisahkan peran antara diri saya sebagai pribadi dan ibu, serta sebagai desainer. Kembalinya KLÉ ke industri pasca-pandemi ditambah pengalaman menjadi seorang ibu menegaskan visi saya tentang label yang dipimpin seorang perempuan: penting untuk menekankan bahwa bekerja bukan lagi soal working hard, melainkan working smart. Momen ini menjadi sebuah revival bagi saya: kebangkitan baru untuk melawan ageism dengan perspektif yang lebih matang, selaras, dan relevan dengan zaman," ujar Kleting.
Hal senada juga disampaikan oleh Asti Surya. Menurutnya, tantangan terbesar bukan hanya sekadar soal tren atau manajemen, melainkan stigma usia, bagaimana ia mampu tetap relevan dengan pergeseran lingkar kultur anak muda.
Para desainer ini menjadi bukti bahwa miracles can happen at any age, at any time. Bersama mereka, POND’S Age Miracle ingin mendukung perempuan Indonesia melawan ageism dengan membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk terus berkembang, memulai hal baru, dan tampil percaya diri dengan cara “cheat your age”.
"Kami mengajak semua perempuan untuk ‘cheat your age’ bersama POND’S Age Miracle, agar bisa melawan ageism dengan menemukan kekuatan atau keajaiban dalam diri – berapapun usia mereka. Karena bertambahnya usia bukan hanya sekadar soal angka – melainkan akumulasi dari rasa percaya diri, dimana self-care menjadi kunci penting yang bisa membuat perempuan terus bersinar," tutup Esa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)