YOUR FASHION
Tepis Stigma Negatif ke Gen Z Melalui Karya Fesyen
Elang Riki Yanuar
Sabtu 18 Januari 2025 / 19:50
Jakarta: Stigma negatif terhadap Gen Z coba ditepis oleh Safwa Najla. Bersama teman-temannya, mahasiswa 19 tahun ini mendirikan jenama fesyen bernama Mungkin.
Sebagai langkah perdana, Najla dan Mungkin menghadirkan sejumlah koleksi hijab. Keputusan ini tak lepas dari pengalaman pribadi Najla ketika merasa tersindir dengan orangtuanya.
"Kita putuskan produksi hijab dulu, karena saat ini semakin banyak gen Z , khususnya wanita muslim yang menganggap produk hijab sebagai pilihan gaya hidup. Hijab yang diinginkan bukan hanya modis, tetapi juga harus nyaman dipakai dalam waktu lama. Tidak saja modis ya, tapi brand hijab Mungkin juga menawarkan dari sisi kenyamanan," katanya.
Najla menyebut anak-anak seusianya kerap mendapat stigma sebagai pemalas dan stigma negatif lainnya. Melalui Mungkin, dia ingin membuktikan jika Gen Z juga bisa berkarya dan berkreasi. Buktinya, semua lini pekerjaan di Mungkin dikerjakan oleh anak-anak seusia Najla.
"Aku sengaja memakai teman-teman gen Z-ku yang potensial. Karena bagaimana pun anak-anak gen Z melek teknologi," ucapnya.
Najla sengaja menggunakan nama 'Mungkin' sebagai produknya dengan harapan baik. Dari sebuah kemungkinan apapun bisa terjadi dan dapat mengambarkan impian, doa, dan segala hal-hal baik.

"Aku ngambil 'Mungkin' itu sebagai representasi harapan yang baik ke depannya, karena mungkin itu tuh sebuah kalimat yang kayak apa aja bisa terjadi. Itu menggambarkan impian, doa, dan segala hal-hal baik itu disatuin bisa jadi kemungkinan yang baik," jelas Najla.
Najla bersyukur mendapat dukungan penuh dari keluarga. Selanjutnya, dia membuka kemungkinan merilis produk fesyen lain yang dekat dengan anak-anak muda.
"Untuk perdana, aku luncurkan hijab dulu. Tapi ke depan Mungkin bakal ada produk lainnya, bisa tas, busana dan lain-lain. Tapi memang ini target pasarnya anak-anak muda, gen z," ucapnya.
Dengan konsep yang mengusung nilai positif dan kualitas tinggi, Najla ingin jenama Mungkin menjadi bukti bahwa Gen Z mampu menepis stereotip yang melekat pada generasinya.
"Aku mau Mungkin tuh lebih besar, dan masif pergerakan untuk anak-anak muda, khususnya seumur aku. Sebenarnya aku ngerasa di media sosial, cap Gen Z tuh malas, kurang baik. Aku pingin buktiin kalau sebenarnya anak Gen Z tuh enggak seburuk itu," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Sebagai langkah perdana, Najla dan Mungkin menghadirkan sejumlah koleksi hijab. Keputusan ini tak lepas dari pengalaman pribadi Najla ketika merasa tersindir dengan orangtuanya.
"Kita putuskan produksi hijab dulu, karena saat ini semakin banyak gen Z , khususnya wanita muslim yang menganggap produk hijab sebagai pilihan gaya hidup. Hijab yang diinginkan bukan hanya modis, tetapi juga harus nyaman dipakai dalam waktu lama. Tidak saja modis ya, tapi brand hijab Mungkin juga menawarkan dari sisi kenyamanan," katanya.
Najla menyebut anak-anak seusianya kerap mendapat stigma sebagai pemalas dan stigma negatif lainnya. Melalui Mungkin, dia ingin membuktikan jika Gen Z juga bisa berkarya dan berkreasi. Buktinya, semua lini pekerjaan di Mungkin dikerjakan oleh anak-anak seusia Najla.
"Aku sengaja memakai teman-teman gen Z-ku yang potensial. Karena bagaimana pun anak-anak gen Z melek teknologi," ucapnya.
baca juga: 'Sport Meet Style', Koleksi Pakaian Olahraga dengan Desain Stylish dan Elegan |
Najla sengaja menggunakan nama 'Mungkin' sebagai produknya dengan harapan baik. Dari sebuah kemungkinan apapun bisa terjadi dan dapat mengambarkan impian, doa, dan segala hal-hal baik.

"Aku ngambil 'Mungkin' itu sebagai representasi harapan yang baik ke depannya, karena mungkin itu tuh sebuah kalimat yang kayak apa aja bisa terjadi. Itu menggambarkan impian, doa, dan segala hal-hal baik itu disatuin bisa jadi kemungkinan yang baik," jelas Najla.
Najla bersyukur mendapat dukungan penuh dari keluarga. Selanjutnya, dia membuka kemungkinan merilis produk fesyen lain yang dekat dengan anak-anak muda.
"Untuk perdana, aku luncurkan hijab dulu. Tapi ke depan Mungkin bakal ada produk lainnya, bisa tas, busana dan lain-lain. Tapi memang ini target pasarnya anak-anak muda, gen z," ucapnya.
Dengan konsep yang mengusung nilai positif dan kualitas tinggi, Najla ingin jenama Mungkin menjadi bukti bahwa Gen Z mampu menepis stereotip yang melekat pada generasinya.
"Aku mau Mungkin tuh lebih besar, dan masif pergerakan untuk anak-anak muda, khususnya seumur aku. Sebenarnya aku ngerasa di media sosial, cap Gen Z tuh malas, kurang baik. Aku pingin buktiin kalau sebenarnya anak Gen Z tuh enggak seburuk itu," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)