YOUR FASHION
'Suara Bumi' Persembahan DEWI's Luxe Market di Jakarta Fashion Week 2025
Medcom
Senin 28 Oktober 2024 / 09:00
Jakarta: Mengusung tema 'Suara Bumi', DEWI's Luxe Market mempersembahkan sebuah rangkaian show bersama tiga jenama yaitu Adrie Basuki, DIGO Designs, dan KALLArona untuk tampil di panggung Jakarta Fashion Week 2025, pada Rabu (23/10/2024) di CityHall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta.
Adrie Basuki dikenal sebagai jenama yang banyak memadukan seni tradisional Indonesia dalam berbagai desainnya. Sebagai lulusan dan pemenang program Lomba Perancang Mode (LPM) 2021, desainer Adrie Basuki telah secara konsisten mengangkat wastra dan gaya desain Nusantara ke dalam koleksi-koleksinya.
Ia juga menggunakan teknik daur ulang material, menerapkan prinsip sustainability sebaik mungkin. Di JFW 2025, Adrie Basuki menampilkan koleksi bertajuk 'Wana Puspa' atau Hutan Bunga', yang terinspirasi dari kekayaan lanskap hutan dan flora Indonesia dengan siluet khas busana Indonesia.

(Koleksi Hutan Bunga Adrie Basuki di Jakarta Fashion Week 2025. Foto: Dok. JFW)
Aspek desainnya adalah interpretasi personal dari model baju bodo atau baju adat Makassar. Sebuah rangkaian desain yang ditujukan khusus untuk wanita Indonesia.
Selain itu, hampir di setiap look juga terdapat ruching atau serut untuk memberikan volume tambahan dan intrikasi desain yang lebih. Detail aplikasi bunga timbul juga terlihat makin mempercantik rangkaian koleksi Hutan Bunga.
Pada koleksi bertajuk "BEYOND gauze" ini kembali menegaskan gaya signature KALLArona yaitu pakaian semi-tembus pandang, teknik pewarna celup natural dan detail ruching yang organik.
Kata gauze sendiri berasal dari jenis kain yang digunakan untuk membuat koleksi yaitu cotton gauze atau bahan kasa katun tipis. Kain ini dipilih karena kemampuannya yang dapat melerai dan melebur kembali ke alam sehingga menjadikannya kain yang ramah lingkungan.

(Koleksi BEYOND gauze KALLArona di Jakarta Fashion Week 2025. Foto: Dok. JFW)
Dalam desain-desainnya kali ini, KALLArona juga banyak menggunakan bahan nude tipis tembus pandang, lalu gumpalan dan sulir kain gauze yang disematkan pada kain, sehingga menciptakan efek seolah seperti awan-awan yang menggantung.
Tema tersurat yang dihadirkan adalah nuansa nautikal dengan warna-warna laut, alga atau rumput laut, dan penggunaan aksesori whimsical kolaborasi dengan Sabin Collective dan Sol et Terre.
Luapan emosi ini diterjemahkan ke dalam koleksi yang menjadi ikonografi seorang wanita mengidamkan seorang pasangan hidup dengan kesetiaan dan kesabaran.
Berdasarkan dengan imagery ini, DIGO Designs menghadirkan desain-desain yang terinspirasi dari gaun-gaun pengantin elegan khas Indonesia, unsur manis kebaya, penggunaan bahan lace dari taplak meja antik yang dikurasi secara khusus dibeli langsung dari Pasar Beringharjo di Yogyakarta.

(Koleksi Faithfulness Digo Design di Jakarta Fashion Week 2025. Foto: Dok. JFW)
Aura desain tradisional pun dibuat lebih kontemporer dengan detail bustier, veil renda, aneka korset klasik, detail kristik dan perhiasan emas. Ada kesan gaya poskolonial pada keseluruhan presentasi ini.
Pemilihan warna dalam koleksi ini juga sangat dewasa dan penuh pertimbangan. Warna krem dan putih lembut alami didapatkan dari warna vintage lace, sentuhan merah marun yang menyala dan memberi kesan elegan, serta untuk pertama kalinya DIGO Designs bereksperimen dengan kain batik dalam desain mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Adrie Basuki dikenal sebagai jenama yang banyak memadukan seni tradisional Indonesia dalam berbagai desainnya. Sebagai lulusan dan pemenang program Lomba Perancang Mode (LPM) 2021, desainer Adrie Basuki telah secara konsisten mengangkat wastra dan gaya desain Nusantara ke dalam koleksi-koleksinya.
Ia juga menggunakan teknik daur ulang material, menerapkan prinsip sustainability sebaik mungkin. Di JFW 2025, Adrie Basuki menampilkan koleksi bertajuk 'Wana Puspa' atau Hutan Bunga', yang terinspirasi dari kekayaan lanskap hutan dan flora Indonesia dengan siluet khas busana Indonesia.

(Koleksi Hutan Bunga Adrie Basuki di Jakarta Fashion Week 2025. Foto: Dok. JFW)
Aspek desainnya adalah interpretasi personal dari model baju bodo atau baju adat Makassar. Sebuah rangkaian desain yang ditujukan khusus untuk wanita Indonesia.
Selain itu, hampir di setiap look juga terdapat ruching atau serut untuk memberikan volume tambahan dan intrikasi desain yang lebih. Detail aplikasi bunga timbul juga terlihat makin mempercantik rangkaian koleksi Hutan Bunga.
Desain eksperimental KALLArona
Jenama KALLArona yang didirikan dan dibina oleh Pindho Saraswati dan desainer Mayang Idbariza selalu mengedepankan misi keberlanjutan di berbagai koleksi yang ditampilkan.Pada koleksi bertajuk "BEYOND gauze" ini kembali menegaskan gaya signature KALLArona yaitu pakaian semi-tembus pandang, teknik pewarna celup natural dan detail ruching yang organik.
Kata gauze sendiri berasal dari jenis kain yang digunakan untuk membuat koleksi yaitu cotton gauze atau bahan kasa katun tipis. Kain ini dipilih karena kemampuannya yang dapat melerai dan melebur kembali ke alam sehingga menjadikannya kain yang ramah lingkungan.

(Koleksi BEYOND gauze KALLArona di Jakarta Fashion Week 2025. Foto: Dok. JFW)
Dalam desain-desainnya kali ini, KALLArona juga banyak menggunakan bahan nude tipis tembus pandang, lalu gumpalan dan sulir kain gauze yang disematkan pada kain, sehingga menciptakan efek seolah seperti awan-awan yang menggantung.
Tema tersurat yang dihadirkan adalah nuansa nautikal dengan warna-warna laut, alga atau rumput laut, dan penggunaan aksesori whimsical kolaborasi dengan Sabin Collective dan Sol et Terre.
Faithfulness DIGO Designs
Karya dari desainer Yonatan Digo Permadi ini mempersembahkan sebuah koleksi penuh rasa dan sentuhan personal berjudul Faithfulness. Terinspirasi dari rasa kehilangan, kesetiaan dan kesabaran mendalam yang ia rasakan ketika Hugi, anjing kesayangannya, sempat hilang selama beberapa hari.Luapan emosi ini diterjemahkan ke dalam koleksi yang menjadi ikonografi seorang wanita mengidamkan seorang pasangan hidup dengan kesetiaan dan kesabaran.
Berdasarkan dengan imagery ini, DIGO Designs menghadirkan desain-desain yang terinspirasi dari gaun-gaun pengantin elegan khas Indonesia, unsur manis kebaya, penggunaan bahan lace dari taplak meja antik yang dikurasi secara khusus dibeli langsung dari Pasar Beringharjo di Yogyakarta.

(Koleksi Faithfulness Digo Design di Jakarta Fashion Week 2025. Foto: Dok. JFW)
Aura desain tradisional pun dibuat lebih kontemporer dengan detail bustier, veil renda, aneka korset klasik, detail kristik dan perhiasan emas. Ada kesan gaya poskolonial pada keseluruhan presentasi ini.
Pemilihan warna dalam koleksi ini juga sangat dewasa dan penuh pertimbangan. Warna krem dan putih lembut alami didapatkan dari warna vintage lace, sentuhan merah marun yang menyala dan memberi kesan elegan, serta untuk pertama kalinya DIGO Designs bereksperimen dengan kain batik dalam desain mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)