YOUR FASHION
Disebut Mirip, Ini Alasan Tenarnya Citayam Fashion Week dan Harajuku Fashion
Yuni Yuli Yanti
Kamis 21 Juli 2022 / 07:21
Jakarta: Sejak awal Juli 2022, dunia media sosial diramaikan dengan fenomena kehadiran ABG Citayam di sekitaran Sudirman, Jakarta. Sekumpulan remaja berusia belasan hingga awal 20an ini makin menjadi sorotan karena outfit yang mereka pakai cukup unik dan nyentrik. Bahkan, mereka berhasil membuat jalanan di Sudirman bak catwalk supermodel hingga akhirnya kawasan tersebut dikenal sebagai Citayam Fashion Week (CFW).
Seperti diketahui, fenomena ini mulai viral ketika Jeje, Roy, Bonge, atau pun Kurma muncul di berbagai akun Instagram dan tiktok untuk diwawancarai. Saat ditanya, mereka dengan outfit yang nyentrik namun kece sempat mengundang perhatian netizen. Bahkan, jawaban mereka pun menarik dan tak jarang menggelitik sehingga membuat banyak orang yang penasaran dengan sosok keempat remaja tersebut.
Karena itulah, kawasan Sudirman (Stasiun Dukuh Atas sampai Stasiun Bandara BNI City) ramai didatangi remaja dari berbagai daerah. Ada yang sengaja ingin bertemu Jeje, Bonge, Roy, dan Kurma atau sekadar nongkrong dan foto-foto saja karena kawasan tersebut dianggap sangat Instagramble.
Meski sukses mengundang atensi publik, namun kehadiran fenomena CFW ini juga menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa perilaku berkumpulnya para remaja di kawasan SCBD ini sangat menganggu aktivitas orang-orang yang bekerja di sana. Juga, macetnya lalu lintas kendaraan akibat orang-orang yang melakukan runaway dan foto-foto di zebra cross kawasan tersebut.
Sementara, bagi orang-orang masyarakat lainnya aksi ABG Citayam ini disebut positif karena mereka dapat memberi pengaruh yang baik untuk remaja di Indonesia. Bahkan, Pemprov DKI sebagai yang punya lahan, tidak melarang kawasan tersebut 'diduduki' ABG dari luar Jakarta. Hanya saja, Pemprov membatasi aktivitas mereka hanya sampai pukul 22.00 WIB.
“Thread keren tentang ribuan anak muda Indonesia yang berdandan dan membuat jalan-jalan di Jakarta Pusat menjadi hidup sebagai fashion catwalk, seperti Harajuku di Jepang,” tulis Tokyo Fashion di akun Twitternya.
Bahkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga menyandingkan Citayam Fashion Week seperti Harajuku.
“Bukan hanya menjadi hit atau tren saat liburan sekolah, tetapi bisa seperti Harajuku di Jepang," kata Sandiaga dikutip dari Antara.
Harajuku merupakan sebuah nama distrik yang berada di Shibuya, kota Tokyo, Jepang. Distrik ini dikenal sebagai tempat berkumpul anak-anak muda yang bergaya eksentrik sejak tahun 1990-an. Harajuku Fashion sempat diliput oleh majalah bulanan FRUiTS dan momen inilah yang membawa pengaruh bagi gaya berpakaian di Jepang. Para pembaca melihat berbagai macam gaya-gaya berpakaian ala Harajuku Fashion di dalam majalah tersebut.
Sering kali gaya berpakaian Harajuku Fashion dianggap aneh dan diremehkan oleh orang lain. Namun, hal seperti ini justru dapat membantu seseorang bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki kesamaan dengan mereka, sehingga mereka merasa menjadi bagian dari suatu komunitas.
Harajuku Fashion juga dikenal oleh masyarakat luar Jepang melalui media sosial. Akun-akun di media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Tumblr sering mempublikasikan mengenai Harajuku Fashion, baik berupa foto maupun video. Dengan banyaknya jumlah pengguna media sosial, maka orang-orang dari luar Jepang menjadi terekspos oleh keberadaan Harajuku Fashion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Seperti diketahui, fenomena ini mulai viral ketika Jeje, Roy, Bonge, atau pun Kurma muncul di berbagai akun Instagram dan tiktok untuk diwawancarai. Saat ditanya, mereka dengan outfit yang nyentrik namun kece sempat mengundang perhatian netizen. Bahkan, jawaban mereka pun menarik dan tak jarang menggelitik sehingga membuat banyak orang yang penasaran dengan sosok keempat remaja tersebut.
Karena itulah, kawasan Sudirman (Stasiun Dukuh Atas sampai Stasiun Bandara BNI City) ramai didatangi remaja dari berbagai daerah. Ada yang sengaja ingin bertemu Jeje, Bonge, Roy, dan Kurma atau sekadar nongkrong dan foto-foto saja karena kawasan tersebut dianggap sangat Instagramble.
Meski sukses mengundang atensi publik, namun kehadiran fenomena CFW ini juga menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa perilaku berkumpulnya para remaja di kawasan SCBD ini sangat menganggu aktivitas orang-orang yang bekerja di sana. Juga, macetnya lalu lintas kendaraan akibat orang-orang yang melakukan runaway dan foto-foto di zebra cross kawasan tersebut.
Sementara, bagi orang-orang masyarakat lainnya aksi ABG Citayam ini disebut positif karena mereka dapat memberi pengaruh yang baik untuk remaja di Indonesia. Bahkan, Pemprov DKI sebagai yang punya lahan, tidak melarang kawasan tersebut 'diduduki' ABG dari luar Jakarta. Hanya saja, Pemprov membatasi aktivitas mereka hanya sampai pukul 22.00 WIB.
Mirip Harajuku Fashion
Karena menjadi perbincangan hangat di media sosial, popularitas Citayam Fashion Week pun sempat dilirik oleh media fesyen Jepang, Tokyo Fashion. Media tersebut menyebut CFW mirip dengan Harajuku Fashion Street di Jepang.“Thread keren tentang ribuan anak muda Indonesia yang berdandan dan membuat jalan-jalan di Jakarta Pusat menjadi hidup sebagai fashion catwalk, seperti Harajuku di Jepang,” tulis Tokyo Fashion di akun Twitternya.
Bahkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga menyandingkan Citayam Fashion Week seperti Harajuku.
“Bukan hanya menjadi hit atau tren saat liburan sekolah, tetapi bisa seperti Harajuku di Jepang," kata Sandiaga dikutip dari Antara.
Harajuku merupakan sebuah nama distrik yang berada di Shibuya, kota Tokyo, Jepang. Distrik ini dikenal sebagai tempat berkumpul anak-anak muda yang bergaya eksentrik sejak tahun 1990-an. Harajuku Fashion sempat diliput oleh majalah bulanan FRUiTS dan momen inilah yang membawa pengaruh bagi gaya berpakaian di Jepang. Para pembaca melihat berbagai macam gaya-gaya berpakaian ala Harajuku Fashion di dalam majalah tersebut.
Walau dianggap aneh, justru makin eksis
Melansir dari Binus University, Harajuku Fashion dikenal sebagai salah satu bentuk dari pengungkapan ekspresi yang dilakukan oleh anak-anak muda. Menurut Yuniya Kawamura, Profesor Sosiologi dari Fashion Institute of Technology di New York, pakaian-pakaian yang dikenakan merupakan bentuk ekspresi dari nilai-nilai, norma, dan kepercayaan para pemakainya.Sering kali gaya berpakaian Harajuku Fashion dianggap aneh dan diremehkan oleh orang lain. Namun, hal seperti ini justru dapat membantu seseorang bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki kesamaan dengan mereka, sehingga mereka merasa menjadi bagian dari suatu komunitas.
Harajuku Fashion juga dikenal oleh masyarakat luar Jepang melalui media sosial. Akun-akun di media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Tumblr sering mempublikasikan mengenai Harajuku Fashion, baik berupa foto maupun video. Dengan banyaknya jumlah pengguna media sosial, maka orang-orang dari luar Jepang menjadi terekspos oleh keberadaan Harajuku Fashion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)
RELATED ARTICLE
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0260 [51]
