WISATA
Hotel Indonesia Masih Terbatas soal Keberlanjutan, Ini Alasannya
Aulia Putriningtias
Kamis 25 September 2025 / 16:35
Jakarta: Keberlanjutan dalam berbagai sektor mulai diterapkan satu demi satu, salah satunya adalah hotel. Namun, sustainability atau keberlanjutan dalam hotel masih terbatas, mengapa?
Keberlanjutan dalam sektor hotel, juga dikenal sebagai green hotel, adalah praktik yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan mereka, berfokus pada tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Baca juga: Harvest Harmony Table: Menyulam Rasa dan Kebersamaan di Swiss-Kitchen
Hal ini melibatkan efisiensi energi dan air, manajemen limbah yang bertanggung jawab, dukungan terhadap komunitas lokal, pelestarian budaya dan lingkungan, serta transparansi dan edukasi bagi tamu dan staf.
Menurut Hariyadi Sukamdani selaku Chairman of Indonesian Hotel and Restaurant Association, beberapa hotel di Indonesia belum bisa sepenuhnya melakukan keberlanjutan. Ada beberapa kendala mengenai hal ini.

(Rizki Handayani selaku Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata mengatakan, "Kami juga mencari cara membantu dan mendukung industri hotel yang akan bertransformasi ke arah pariwisata berkelanjutan yang green hotel." Foto: Dok. Medcom.id/@Aulia Putriningtias)
"Hotel-hotel yang sudah menerapkan sistem yang mungkin di Jakarta tepatnya secara umum mungkin masih terbatas ya karena banyak faktornya," ungkap Hariyadi dalam acara Himpunan Humas Hotel (H3) Summit di Jakarta, Kamis, 25 September 2025.
"Ambilkan contoh aja misalnya yang terkait dengan sampah-sampah itu banyak yang mempunyai keterbatasan lahan. Mereka tidak bisa melakukan itu dengan baik dia semuanya di dilepas keluar," jelasnya.
Ia mengambil contoh hadirnya hotel-hotel di atas bangunan seperti mal atau tempat lainnya. Dengan keterbatasan lahan, sulit juga untuk melakukan pengolahan sampah secara langsung dari pihak hotel.
Belum lagi untuk mengurangi emisi karbon cukup sulit penerapannya ketika memiliki berbagai keterbatasan. Jadi, keterbatasan-keterbatasan ini yang membuat hotel-hotel di Indonesia masih dalam skala terbatas dalam menerapkan keberlanjutan.
Rizki Handayani selaku Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata pun melihat bahwa situasinya masih sulit untuk benar-benar menerapkan green hotel 100 persen. Ia mengatakan bahwa memang masih butuh waktu.
Baca juga: Hotel Baru Ini Bisa Jadi One-Stop Destination karena Terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan
"Kami juga mencari cara membantu dan mendukung industri hotel yang akan bertransformasi ke arah pariwisata berkelanjutan yang green hotel," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Keberlanjutan dalam sektor hotel, juga dikenal sebagai green hotel, adalah praktik yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan mereka, berfokus pada tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Baca juga: Harvest Harmony Table: Menyulam Rasa dan Kebersamaan di Swiss-Kitchen
Hal ini melibatkan efisiensi energi dan air, manajemen limbah yang bertanggung jawab, dukungan terhadap komunitas lokal, pelestarian budaya dan lingkungan, serta transparansi dan edukasi bagi tamu dan staf.
Menurut Hariyadi Sukamdani selaku Chairman of Indonesian Hotel and Restaurant Association, beberapa hotel di Indonesia belum bisa sepenuhnya melakukan keberlanjutan. Ada beberapa kendala mengenai hal ini.

(Rizki Handayani selaku Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata mengatakan, "Kami juga mencari cara membantu dan mendukung industri hotel yang akan bertransformasi ke arah pariwisata berkelanjutan yang green hotel." Foto: Dok. Medcom.id/@Aulia Putriningtias)
"Hotel-hotel yang sudah menerapkan sistem yang mungkin di Jakarta tepatnya secara umum mungkin masih terbatas ya karena banyak faktornya," ungkap Hariyadi dalam acara Himpunan Humas Hotel (H3) Summit di Jakarta, Kamis, 25 September 2025.
"Ambilkan contoh aja misalnya yang terkait dengan sampah-sampah itu banyak yang mempunyai keterbatasan lahan. Mereka tidak bisa melakukan itu dengan baik dia semuanya di dilepas keluar," jelasnya.
Ia mengambil contoh hadirnya hotel-hotel di atas bangunan seperti mal atau tempat lainnya. Dengan keterbatasan lahan, sulit juga untuk melakukan pengolahan sampah secara langsung dari pihak hotel.
Belum lagi untuk mengurangi emisi karbon cukup sulit penerapannya ketika memiliki berbagai keterbatasan. Jadi, keterbatasan-keterbatasan ini yang membuat hotel-hotel di Indonesia masih dalam skala terbatas dalam menerapkan keberlanjutan.
Rizki Handayani selaku Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata pun melihat bahwa situasinya masih sulit untuk benar-benar menerapkan green hotel 100 persen. Ia mengatakan bahwa memang masih butuh waktu.
Baca juga: Hotel Baru Ini Bisa Jadi One-Stop Destination karena Terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan
"Kami juga mencari cara membantu dan mendukung industri hotel yang akan bertransformasi ke arah pariwisata berkelanjutan yang green hotel," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)