WISATA
Liburan ke Labuan Bajo? Berikut Ini Tips agar Kamu tak Mengalami Culture Shock
Medcom
Kamis 22 Juni 2023 / 11:11
Jakarta: Labuan Bajo adalah salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Kota ini terletak di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dan merupakan pintu gerbang untuk mengunjungi Taman Nasional Komodo.
Namun, selain keindahan alamnya yang mempesona, Labuan Bajo juga memiliki kebudayaan yang unik dan menarik. Berbagai suku dan etnis hidup berdampingan di sini, seperti Manggarai, Bajo, Flores, Bugis, Bima, dan lainnya. Mereka memiliki adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang berbeda-beda, namun tetap menjaga kerukunan dan toleransi.
Jika kamu berencana untuk berwisata ke Labuan Bajo, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang budayanya, agar tidak mengalami culture shock atau keterkejutan budaya. Culture shock adalah perasaan tidak nyaman atau bingung yang dialami seseorang ketika berada di lingkungan budaya yang berbeda dari asalnya
Culture shock bisa menyebabkan stres, kesalahpahaman, atau konflik jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan menghormati budaya setempat sebelum berkunjung ke suatu tempat.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin membuatmu kaget atau bingung saat berwisata ke Labuan Bajo melansir Pesona Indonesia:
Rata-rata penduduk Labuan Bajo dan Flores umumnya terkenal karena kalau bicara suaranya keras. Tenang aja, itu bukan berarti lagi marah ya, emang suaranya aja yang besar. Tapi, hatinya lembut-lembut.
Ga percaya? Cobain aja sendiri, pada murah senyum kok. Suara keras ini mungkin merupakan pengaruh dari bahasa Manggarai yang memiliki banyak bunyi konsonan dan vokal pendek. Jadi, jangan salah paham ya jika kamu mendengar orang-orang berbicara dengan nada tinggi atau keras.
Di sini, saat kamu menyebut WARUNG, berarti tempat makan ya (warteg), bukan tempat beli sembako. Jangan heran kalau kamu nanya WARUNG malah diarahin ke tempat makan.
Jadi, kalau mau tanya warung (tempat jualan sembako) ke orang Labuan Bajo Flores, sebaiknya menggunakan kata Kios yah. Ini karena kata warung berasal dari bahasa Jawa yang berarti tempat makan. Sedangkan kata kios berasal dari bahasa Belanda yang berarti toko kecil.
Eits sabar dulu. Bukan berarti ga mau minta maaf ya. Di Labuan Bajo dan Flores pada umumnya, kita meminta maaf itu dengan kata JANGAN MARAH atau NEKA RABO (Bahasa Manggarai). Tenang, Sama aja kok maksudnya! Ini karena budaya setempat lebih mengutamakan sikap hormat dan sopan daripada kata-kata formal.
Jadi, jika kamu melakukan kesalahan atau menyinggung orang lain, cukup ucapkan jangan marah atau neka rabo dengan nada rendah dan ramah.
Fauzi Pratama Ramadhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Namun, selain keindahan alamnya yang mempesona, Labuan Bajo juga memiliki kebudayaan yang unik dan menarik. Berbagai suku dan etnis hidup berdampingan di sini, seperti Manggarai, Bajo, Flores, Bugis, Bima, dan lainnya. Mereka memiliki adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang berbeda-beda, namun tetap menjaga kerukunan dan toleransi.
Jika kamu berencana untuk berwisata ke Labuan Bajo, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang budayanya, agar tidak mengalami culture shock atau keterkejutan budaya. Culture shock adalah perasaan tidak nyaman atau bingung yang dialami seseorang ketika berada di lingkungan budaya yang berbeda dari asalnya
Culture shock bisa menyebabkan stres, kesalahpahaman, atau konflik jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan menghormati budaya setempat sebelum berkunjung ke suatu tempat.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin membuatmu kaget atau bingung saat berwisata ke Labuan Bajo melansir Pesona Indonesia:
Suara besar bukan berarti marah
Rata-rata penduduk Labuan Bajo dan Flores umumnya terkenal karena kalau bicara suaranya keras. Tenang aja, itu bukan berarti lagi marah ya, emang suaranya aja yang besar. Tapi, hatinya lembut-lembut.
Ga percaya? Cobain aja sendiri, pada murah senyum kok. Suara keras ini mungkin merupakan pengaruh dari bahasa Manggarai yang memiliki banyak bunyi konsonan dan vokal pendek. Jadi, jangan salah paham ya jika kamu mendengar orang-orang berbicara dengan nada tinggi atau keras.
Warung = Kios
Di sini, saat kamu menyebut WARUNG, berarti tempat makan ya (warteg), bukan tempat beli sembako. Jangan heran kalau kamu nanya WARUNG malah diarahin ke tempat makan.
Jadi, kalau mau tanya warung (tempat jualan sembako) ke orang Labuan Bajo Flores, sebaiknya menggunakan kata Kios yah. Ini karena kata warung berasal dari bahasa Jawa yang berarti tempat makan. Sedangkan kata kios berasal dari bahasa Belanda yang berarti toko kecil.
Tidak ada kata maaf
Eits sabar dulu. Bukan berarti ga mau minta maaf ya. Di Labuan Bajo dan Flores pada umumnya, kita meminta maaf itu dengan kata JANGAN MARAH atau NEKA RABO (Bahasa Manggarai). Tenang, Sama aja kok maksudnya! Ini karena budaya setempat lebih mengutamakan sikap hormat dan sopan daripada kata-kata formal.
Jadi, jika kamu melakukan kesalahan atau menyinggung orang lain, cukup ucapkan jangan marah atau neka rabo dengan nada rendah dan ramah.
Fauzi Pratama Ramadhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)