WISATA
Terpikat Desa Nelayan, 'The Humble' Tai O di Lantau Island
Yatin Suleha
Rabu 20 November 2024 / 00:47
Jakarta: Berjajar rumah-rumah panggung di atas air yang pasang surut itu, air berkilauan. Paparan sinar matahari bagai memberikan kilau pada tepi pantai yang menawan-yang dihiasi oleh rumah-rumah sederhana para nelayan di Tai O.
Di bagian barat daya Pulau Lantau, Sungai Tai O membelah ke utara (sebagai Sungai Tai O) dan barat serta di pertigaan ini terletak pulau yang disebut sebagai Tai O.
Dua jembatan penyeberangan melintasi sungai di pertigaan utara dan baratnya. Desa ini sebagian besar terletak di tepi sungai. Tai O menjadi salah satu dari lima desa di Pulau Lantau yang dimukimkan kembali ketika pembatasan pesisir Great Clearance dicabut pada tahun 1669.
Selama beberapa hari tim Medcom.id dibawa keliling oleh H/Advisors Klareco dalam Famtrip pengalaman ramah muslim di Hong Kong. Kegiatan ini merupakan inisiasi yang digagas oleh Hong Kong Tourism Board (HKTB). Jadi, buckle up, kita akan jalan-jalan!

(Membuat telur asin ala Hong Kong. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Diapit oleh garis pantai perbukitan hijau yang curam, jantung Desa Tai O adalah alun-alun di depan kuil Kwan Tai yang penuh hiasan. Jalan-jalan sempit menjalar ke segala arah, dipenuhi toko-toko yang menjual hasil bumi setempat.
Bersinggah sejenak ke sebuah rumah perajin kuning telur dengan kapal, ia bernama Pearl Fan. Pearl Fan dan keluarga menambah lini bisnis telur asin. Memisahkan kuning telur dari putihnya di dalam air-sungguh nyatanya tak semudah tulisan ini. Tim Medcom.id yang mencobanya pun gagal.
Jangan bayangkan telur asin yang dibuat di Indonesia karena kuning telur yang berhasil dipisahkan harus dijemur selama tiga sampai empat hari dengan sinar matahari hingga mengering. Sebelum dijemur kuning telur dibubuhkan garam. Hal ini untuk mengawetkan kuning telur tersebut.
Pasangan suami istri ini menerangkan usaha kuning telur yang diberi garam ini merupakan tambahan setelah sejak 1940 banyak warga desa pesisir yang secara rutin memproduksi garam.

(Tai O adalah rumah bagi suku Tanka, masyarakat nelayan yang membangun rumah mereka di atas lahan pasang surut Lantau Island selama beberapa generasi. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Olahan telur asin ini menjadikan aneka makanan jadi lebih lezat. Menurut tour guide kami, Mr Chui-atau yang bisa dipanggil dengan nama Carolus, guna kuning telur ini akan melapisi berbagai makanan yang diolah.
Sebut misal memasak ayam, kuning telur ini akan jadi lapisan gurih. Bayangin kalau kamu makan aneka kuliner yang berbalut salted egg, mentap kan lezatnya. Jadi memperkaya rasa dari makanan.
Joanna, tour guide kami yang lainnya juga memberi tips, "Egg yolk (telur asin) dikukus terlebih dahulu sebelum diolah lagi dalam masakan. Bisa dicampur dengan bahan utama lain." Ia bilang, karena kuning telur ini sudah terasa asin, sebaiknya memasak tak menggunakan garam berlebih, agar masakan tak keasinan.
Pearl Fan bilang, bahwa ia telah membuat telur asin sekitar 8 tahun, dan ia menjualnya seharga HKD3,5 per buahnya atau setara Rp7 ribu. Sangat terjangkau.

(Gang-gang sempit di Tai O, menawarkan hasil bumi sekitar. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Tai O Fishing Village menampilkan wajah sederhana warisan nelayan Hong Kong. Memaparkan sejarah yang kaya dan panjang sebagai komunitas nelayan yang dihuni oleh Suku Tanka, kelompok etnis yang secara tradisional hidup sebagai pelaut serta nelayan.
Saat ini desa Tai O menjadi salah satu tujuan wisata dari manca negara. Rombongan turis menunggu kapal-kapal untuk mengantarkan mereka melihat kerajinan khas desa ini dari gang-gang sempit.
Hebatnya, bayangan pesimistis tentang kampung nelayan ini langsung terbuang jauh-jauh. Perkampungan ini justru sangat bersih juga tertata rapi. Tak ada kesan kumuh, kotor dan sampah sedikitpun yang berserak, semua tertata apik.
Gang-gang sempit di perkampungan nelayan ini jadi pasar tradisional mereka untuk berjualan di depan rumah masing-masing. Aneka yang diasinkan pun yang segar.
Kios-kios juga menyajikan jajanan kaki lima, seperti bakso ikan, sotong, ikan asin yang digantung, sekeranjang makanan laut kering, toples terasi yang difermentasi, sampai moci berisi mangga, hingga restoran hidangan laut yang populer.
Ada juga kafe santai yang menyajikan teh, kopi, dan makanan ringan, beberapa di antaranya bahkan memiliki meja yang menghadap ke laut. Gang sempit yang ramai lalu-lalang ini justru banyak dijadikan para wisatawan untuk berfoto estetik. Sederhana tapi cantik.

(Jembatan pendek Sun Ki. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Salah satu dari banyak hal menarik lainnya yang bisa ditemukan di Tai O juga ada jembatan pendek Sun Ki. Melintasi sungai dan dataran lumpur di sisi timur laut desa, menghubungkan Jalan Kat Hing (barat) dan Jalan Sun Ki (timur). Ada papan informasi kecil yang memberikan gambaran sekilas tentang sejarah jembatan.
Dibangun pada tahun 1979 dan dibiayai oleh penduduk setempat untuk menciptakan cara yang lebih nyaman untuk menyeberangi sungai dan flat di sini. Sebelum jembatan ini dibangun, banyak desa yang harus menyeberang dari generasi ke generasi.
Dari tengah jembatan ini jadi pemandangan terbaik berupa rumah panggung Tai O yang berjajar di tepi sungai dan rumah susun. Ini adalah tempat yang ciamik untuk mengambil foto. Jadi titik awal yang baik untuk menjelajahi desa nelayan Tai O.
Gang-gang sempit, trotoar yang ditinggikan, dan jembatan gantung membentang di atas kanal sambil meliuk-liuk mengelilingi kelompok rumah panggung yang menawarkan pemandangan yang Instagramable di setiap belokan, jadi referensi sisi Hong Kong yang lainnya.
Jadi, jika bayangan kamu Hong Kong selalu soal kilauan sinar pada dinding-dinging pencakar langit, selalu ingat dari semuanya, masih berdiri Tai O yang bersahaja dalam syair kemewahan "Pearl of the Orient".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Di bagian barat daya Pulau Lantau, Sungai Tai O membelah ke utara (sebagai Sungai Tai O) dan barat serta di pertigaan ini terletak pulau yang disebut sebagai Tai O.
Dua jembatan penyeberangan melintasi sungai di pertigaan utara dan baratnya. Desa ini sebagian besar terletak di tepi sungai. Tai O menjadi salah satu dari lima desa di Pulau Lantau yang dimukimkan kembali ketika pembatasan pesisir Great Clearance dicabut pada tahun 1669.
Selama beberapa hari tim Medcom.id dibawa keliling oleh H/Advisors Klareco dalam Famtrip pengalaman ramah muslim di Hong Kong. Kegiatan ini merupakan inisiasi yang digagas oleh Hong Kong Tourism Board (HKTB). Jadi, buckle up, kita akan jalan-jalan!
Pesona desa nelayan Tai O

(Membuat telur asin ala Hong Kong. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Diapit oleh garis pantai perbukitan hijau yang curam, jantung Desa Tai O adalah alun-alun di depan kuil Kwan Tai yang penuh hiasan. Jalan-jalan sempit menjalar ke segala arah, dipenuhi toko-toko yang menjual hasil bumi setempat.
Bersinggah sejenak ke sebuah rumah perajin kuning telur dengan kapal, ia bernama Pearl Fan. Pearl Fan dan keluarga menambah lini bisnis telur asin. Memisahkan kuning telur dari putihnya di dalam air-sungguh nyatanya tak semudah tulisan ini. Tim Medcom.id yang mencobanya pun gagal.
Jangan bayangkan telur asin yang dibuat di Indonesia karena kuning telur yang berhasil dipisahkan harus dijemur selama tiga sampai empat hari dengan sinar matahari hingga mengering. Sebelum dijemur kuning telur dibubuhkan garam. Hal ini untuk mengawetkan kuning telur tersebut.
Pasangan suami istri ini menerangkan usaha kuning telur yang diberi garam ini merupakan tambahan setelah sejak 1940 banyak warga desa pesisir yang secara rutin memproduksi garam.

(Tai O adalah rumah bagi suku Tanka, masyarakat nelayan yang membangun rumah mereka di atas lahan pasang surut Lantau Island selama beberapa generasi. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Olahan telur asin ini menjadikan aneka makanan jadi lebih lezat. Menurut tour guide kami, Mr Chui-atau yang bisa dipanggil dengan nama Carolus, guna kuning telur ini akan melapisi berbagai makanan yang diolah.
Sebut misal memasak ayam, kuning telur ini akan jadi lapisan gurih. Bayangin kalau kamu makan aneka kuliner yang berbalut salted egg, mentap kan lezatnya. Jadi memperkaya rasa dari makanan.
Joanna, tour guide kami yang lainnya juga memberi tips, "Egg yolk (telur asin) dikukus terlebih dahulu sebelum diolah lagi dalam masakan. Bisa dicampur dengan bahan utama lain." Ia bilang, karena kuning telur ini sudah terasa asin, sebaiknya memasak tak menggunakan garam berlebih, agar masakan tak keasinan.
Pearl Fan bilang, bahwa ia telah membuat telur asin sekitar 8 tahun, dan ia menjualnya seharga HKD3,5 per buahnya atau setara Rp7 ribu. Sangat terjangkau.
Jadi objek wisata budaya

(Gang-gang sempit di Tai O, menawarkan hasil bumi sekitar. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Tai O Fishing Village menampilkan wajah sederhana warisan nelayan Hong Kong. Memaparkan sejarah yang kaya dan panjang sebagai komunitas nelayan yang dihuni oleh Suku Tanka, kelompok etnis yang secara tradisional hidup sebagai pelaut serta nelayan.
Saat ini desa Tai O menjadi salah satu tujuan wisata dari manca negara. Rombongan turis menunggu kapal-kapal untuk mengantarkan mereka melihat kerajinan khas desa ini dari gang-gang sempit.
Hebatnya, bayangan pesimistis tentang kampung nelayan ini langsung terbuang jauh-jauh. Perkampungan ini justru sangat bersih juga tertata rapi. Tak ada kesan kumuh, kotor dan sampah sedikitpun yang berserak, semua tertata apik.
Gang-gang sempit di perkampungan nelayan ini jadi pasar tradisional mereka untuk berjualan di depan rumah masing-masing. Aneka yang diasinkan pun yang segar.
Kios-kios juga menyajikan jajanan kaki lima, seperti bakso ikan, sotong, ikan asin yang digantung, sekeranjang makanan laut kering, toples terasi yang difermentasi, sampai moci berisi mangga, hingga restoran hidangan laut yang populer.
Ada juga kafe santai yang menyajikan teh, kopi, dan makanan ringan, beberapa di antaranya bahkan memiliki meja yang menghadap ke laut. Gang sempit yang ramai lalu-lalang ini justru banyak dijadikan para wisatawan untuk berfoto estetik. Sederhana tapi cantik.
Jembatan pendek Sun Ki

(Jembatan pendek Sun Ki. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Salah satu dari banyak hal menarik lainnya yang bisa ditemukan di Tai O juga ada jembatan pendek Sun Ki. Melintasi sungai dan dataran lumpur di sisi timur laut desa, menghubungkan Jalan Kat Hing (barat) dan Jalan Sun Ki (timur). Ada papan informasi kecil yang memberikan gambaran sekilas tentang sejarah jembatan.
Dibangun pada tahun 1979 dan dibiayai oleh penduduk setempat untuk menciptakan cara yang lebih nyaman untuk menyeberangi sungai dan flat di sini. Sebelum jembatan ini dibangun, banyak desa yang harus menyeberang dari generasi ke generasi.
Dari tengah jembatan ini jadi pemandangan terbaik berupa rumah panggung Tai O yang berjajar di tepi sungai dan rumah susun. Ini adalah tempat yang ciamik untuk mengambil foto. Jadi titik awal yang baik untuk menjelajahi desa nelayan Tai O.
Gang-gang sempit, trotoar yang ditinggikan, dan jembatan gantung membentang di atas kanal sambil meliuk-liuk mengelilingi kelompok rumah panggung yang menawarkan pemandangan yang Instagramable di setiap belokan, jadi referensi sisi Hong Kong yang lainnya.
Jadi, jika bayangan kamu Hong Kong selalu soal kilauan sinar pada dinding-dinging pencakar langit, selalu ingat dari semuanya, masih berdiri Tai O yang bersahaja dalam syair kemewahan "Pearl of the Orient".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)