WISATA
Candi Borobudur Ditempeli Permen Karet, Wamenpar Tekankan Pentingnya Sadar Wisata
A. Firdaus
Jumat 16 Mei 2025 / 11:10
Jakarta: Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengingatkan kepada seluruh wisatawan untuk menjunjung nilai sadar berwisata agar setiap destinasi wisata di Indonesia tetap berkelanjutan dan tidak rusak seperti halnya permukaan Candi Borobudur yang kini mengalami masalah ditempeli permen karet.
"Inilah sebenarnya, saya katakan bahwa sadar wisata itu tidak hanya harus dimiliki oleh pelaku di industri pariwisata, tapi juga kita secara umum. Masyarakat Indonesia juga harus punya sadar wisata dalam dirinya.," kata Ni Luh saat ditemui usai mengikuti acara 'Ngoprek'.
Menanggapi permukaan Candi Borobudur yang ditempeli banyak permen karet, Ni Luh menekankan bahwa nilai sadar berwisata akan mendorong orang untuk lebih menghargai peninggalan sejarah maupun budaya yang ada di destinasi wisata.
"Pemulihan destinasi wisata harus dilakukan secara bersama-sama tanpa mengandalkan kelompok masyarakat lokal saja," kata Wamenpar melansir Antara.
Baca juga: Waisak 2025: Borobudur Bersinar, Ekonomi Ikut Mengalir!
Dalam hal itu, Ni Luh menyatakan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata sudah bergerak melalui adanya program unggulan yakni Gerakan Wisata Bersih (GWB). Tujuannya untuk meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan.
"Menjaga atau melakukan pemulihan itu juga bisa dilakukan secara bersama-sama, contohnya kenapa kita melakukan Gerakan Wisata Bersih ? Karena itu adalah cara kita mengaktifkan kembali community base (berbasis komunitas)," ujar dia.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga Candi Borobudur tetap lestari dengan menjaga sikap ketika berkunjung, termasuk menghargai peninggalan nenek moyang dengan tidak melakukan perbuatan yang tak bertanggung jawab.
"Soal itu (Borobudur yang ditempeli permen karet), yang saya ajak lagi, ayo kita semua sadar wisata. Kalau kita mau destinasi kita bagus, ya kita yang harus menjaganya," kata Ni Luh.
Sebelumnya, Ni Luh juga sudah menekankan bahwa Candi Borobudur berada di bawah pengawasan Pemerintah Indonesia bersama UNESCO, dan dunia menaruh perhatian lebih terhadap keberlanjutan destinasi tersebut.
Ia yakin dengan adanya pengembangan yang terus dilakukan di sekitar candi oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) dapat mendukung jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi religi itu.
Diketahui ada lebih dari 3 ribu permen karet yang ditemukan pada permukaan Candi Borobudur. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk membatasi jumlah kunjungan wisata ke dalam area candi.
Jumlah kunjungan dibatasi menjadi 1.200 kunjungan per hari. Tujuan dari diberlakukannya aturan tersebut yakni agar struktur candi tetap terjaga dari adanya tekanan dan gesekan, serta menjaga kelestariannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Inilah sebenarnya, saya katakan bahwa sadar wisata itu tidak hanya harus dimiliki oleh pelaku di industri pariwisata, tapi juga kita secara umum. Masyarakat Indonesia juga harus punya sadar wisata dalam dirinya.," kata Ni Luh saat ditemui usai mengikuti acara 'Ngoprek'.
Menanggapi permukaan Candi Borobudur yang ditempeli banyak permen karet, Ni Luh menekankan bahwa nilai sadar berwisata akan mendorong orang untuk lebih menghargai peninggalan sejarah maupun budaya yang ada di destinasi wisata.
"Pemulihan destinasi wisata harus dilakukan secara bersama-sama tanpa mengandalkan kelompok masyarakat lokal saja," kata Wamenpar melansir Antara.
Baca juga: Waisak 2025: Borobudur Bersinar, Ekonomi Ikut Mengalir!
Dalam hal itu, Ni Luh menyatakan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata sudah bergerak melalui adanya program unggulan yakni Gerakan Wisata Bersih (GWB). Tujuannya untuk meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan.
"Menjaga atau melakukan pemulihan itu juga bisa dilakukan secara bersama-sama, contohnya kenapa kita melakukan Gerakan Wisata Bersih ? Karena itu adalah cara kita mengaktifkan kembali community base (berbasis komunitas)," ujar dia.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga Candi Borobudur tetap lestari dengan menjaga sikap ketika berkunjung, termasuk menghargai peninggalan nenek moyang dengan tidak melakukan perbuatan yang tak bertanggung jawab.
"Soal itu (Borobudur yang ditempeli permen karet), yang saya ajak lagi, ayo kita semua sadar wisata. Kalau kita mau destinasi kita bagus, ya kita yang harus menjaganya," kata Ni Luh.
Sebelumnya, Ni Luh juga sudah menekankan bahwa Candi Borobudur berada di bawah pengawasan Pemerintah Indonesia bersama UNESCO, dan dunia menaruh perhatian lebih terhadap keberlanjutan destinasi tersebut.
Ia yakin dengan adanya pengembangan yang terus dilakukan di sekitar candi oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) dapat mendukung jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi religi itu.
Diketahui ada lebih dari 3 ribu permen karet yang ditemukan pada permukaan Candi Borobudur. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk membatasi jumlah kunjungan wisata ke dalam area candi.
Jumlah kunjungan dibatasi menjadi 1.200 kunjungan per hari. Tujuan dari diberlakukannya aturan tersebut yakni agar struktur candi tetap terjaga dari adanya tekanan dan gesekan, serta menjaga kelestariannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)