WISATA
Wamenpar: 100 Juta Perjalanan Diproyeksikan Terjadi selama Libur Natal dan Tahun Baru
A. Firdaus
Selasa 16 Desember 2025 / 15:42
Jakarta: Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa memastikan pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menghadapi lonjakan pergerakan wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Fokus utama diarahkan pada aspek keamanan, keselamatan, serta kenyamanan wisatawan di seluruh destinasi.
"Kami baru saja melakukan rapat koordinasi dengan Polri untuk memastikan libur Natal dan Tahun Baru berjalan aman, nyaman, dan menyenangkan bagi masyarakat, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa saat Jumpa Pers Akhir Tahun di Gedung Sapta Pesona, Selasa 16 Desember 2025.
Berdasarkan proyeksi, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2025 diperkirakan mencapai 1,5 juta kunjungan. Sementara itu, survei Kementerian Perhubungan mencatat sekitar 100 juta Wisatawan Nusantara berencana melakukan perjalanan selama bulan Desember, dengan puncak pergerakan diperkirakan terjadi pada pekan terakhir Desember.
Melihat tingginya mobilitas wisatawan, Kemeterian Pariwisata (Kemenpar) mendorong seluruh daerah dan pelaku industri untuk bersiap menghadapi lonjakan kunjungan, terutama dari sisi keamanan dan keselamatan. Untuk itu, Kemenpar telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Pariwisata yang ditujukan kepada pemerintah daerah, asosiasi, dan pelaku usaha pariwisata.
Surat edaran tersebut menginstruksikan pemerintah daerah agar melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak, mulai dari asosiasi industri seperti PHRI, sektor kesehatan dan rumah sakit, aparat keamanan Polri, BPBD, hingga Basarnas. Langkah ini dinilai penting mengingat prediksi curah hujan yang cukup tinggi sepanjang Desember, yang berpotensi meningkatkan risiko kebencanaan di destinasi wisata.
Selain koordinasi lintas sektor, Kemenpar juga mendorong penerapan manajemen risiko di destinasi pariwisata, khususnya destinasi dengan tingkat risiko tinggi. Pemerintah daerah diminta mengisi matriks pemetaan risiko untuk mengidentifikasi wilayah rawan bencana, sehingga langkah mitigasi dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.
"Kami juga telah menyebarkan modul teknis manajemen risiko, termasuk panduan CHSE terkait penanggulangan kebencanaan dan pengelolaan pengunjung. Harapannya, seluruh pengelola destinasi dapat menerapkannya secara optimal selama libur akhir tahun," tutup Ni Luh Puspa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Kami baru saja melakukan rapat koordinasi dengan Polri untuk memastikan libur Natal dan Tahun Baru berjalan aman, nyaman, dan menyenangkan bagi masyarakat, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa saat Jumpa Pers Akhir Tahun di Gedung Sapta Pesona, Selasa 16 Desember 2025.
Berdasarkan proyeksi, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2025 diperkirakan mencapai 1,5 juta kunjungan. Sementara itu, survei Kementerian Perhubungan mencatat sekitar 100 juta Wisatawan Nusantara berencana melakukan perjalanan selama bulan Desember, dengan puncak pergerakan diperkirakan terjadi pada pekan terakhir Desember.
Melihat tingginya mobilitas wisatawan, Kemeterian Pariwisata (Kemenpar) mendorong seluruh daerah dan pelaku industri untuk bersiap menghadapi lonjakan kunjungan, terutama dari sisi keamanan dan keselamatan. Untuk itu, Kemenpar telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Pariwisata yang ditujukan kepada pemerintah daerah, asosiasi, dan pelaku usaha pariwisata.
Surat edaran tersebut menginstruksikan pemerintah daerah agar melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak, mulai dari asosiasi industri seperti PHRI, sektor kesehatan dan rumah sakit, aparat keamanan Polri, BPBD, hingga Basarnas. Langkah ini dinilai penting mengingat prediksi curah hujan yang cukup tinggi sepanjang Desember, yang berpotensi meningkatkan risiko kebencanaan di destinasi wisata.
Selain koordinasi lintas sektor, Kemenpar juga mendorong penerapan manajemen risiko di destinasi pariwisata, khususnya destinasi dengan tingkat risiko tinggi. Pemerintah daerah diminta mengisi matriks pemetaan risiko untuk mengidentifikasi wilayah rawan bencana, sehingga langkah mitigasi dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi.
"Kami juga telah menyebarkan modul teknis manajemen risiko, termasuk panduan CHSE terkait penanggulangan kebencanaan dan pengelolaan pengunjung. Harapannya, seluruh pengelola destinasi dapat menerapkannya secara optimal selama libur akhir tahun," tutup Ni Luh Puspa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)