WISATA
Menikmati Kemegahan Istana Gyeongbokgung dan Keramaian Malam di Myeongdong
Fatha Annisa
Senin 05 Juni 2023 / 10:04
Seoul: Siang menjadi putri kerajaan dan malam menjadi turis yang memborong oleh-oleh. Itulah yang saya lakukan dalam sehari ketika mengunjungi Korea Selatan.
Sebenarnya, tujuan utama saya terbang ke Seoul, Korea Selatan adalah menonton konser salah satu boy group K-pop, NCT Dream. Namun sayang sekali kalau sisa waktu yang saya punya tidak digunakan untuk berjalan-jalan, bukan?
Maka setelah menuntaskan konser 3 hari di Gocheok Sky Dome, saya langsung meluncur ke objek wisata paling populer di Korea Selatan yang konon katanya sangat indah, yakni Gyeongbokgung Palace.
Lokasinya berada di Gunung Baegaksan di sebelah utara dan Yukjogeori (jalanan enam kementerian). Gyeongbokgung yang berarti “sangat diberkati oleh surga’ ini merupakan istana utama Dinasti Joseon yang dibangun pada 1395.

Gyeongbokgung Palace. Foto: Medcom.id
Sebagai pecinta drama Korea (drakor), bangunan-bangunan megah yang saya lihat ketika sudah sampai sangat tidak asing. Saya merasa ditarik ke salah satu drama bertema kerajaan yang pernah saya saksikan.
“Kalau mau vibes-nya makin kayak di Drakor, sewa Hanbok aja,” celetuk teman saat saya sedang mengagumi istana tersebut.
Tanpa pikir panjang, saya bergegas ke tempat penyewaan hanbok atau baju tradisional Korea yang tersebar di sekitar Gyeongbokgung Palace. Saya memilih yang terdekat supaya tidak membuang-buang waktu. Untungnya, toko yang saya pilih punya koleksi hanbok yang cukup banyak.
Harga sewa Hanbok berkisar antara KRW30.000 hingga KRW55.000 per 1,5 jam, tergantung tipe Hanbok yang kamu inginkan. Semakin mahal, modelnya semakin mewah layaknya pakaian para keturunan raja di era Joseon. Namun harga itu sudah termasuk aksesoris tas dan hiasan rambut, lho!
Pilihan saya jatuh pada hanbok berwarna biru muda dengan motif bunga merah muda terang. Saat itu saya baru tahu kalau cara mengenakan Hanbok cukup rumit. Untung saja ada karyawan toko yang dengan senang hati membantu.
Ketika ingin membayar, saya malah terkejut karena penjaga kasir bisa berbahasa Indonesia. “Tiga puluh ribu, tiga puluh ribu. Satu setengah jam, tiga puluh ribu. Pasti cantik,” begitu katanya. Saya dan teman saya sontak tertawa.
Ternyata, sejumlah pemilik toko sewa Hanbok di sekitar Gyeongbokgung Palace memang bisa berbahasa Indonesia, walaupun kemampuannya terbatas. Hal ini karena banyaknya turis asal Indonesia yang berkunjung dan menyewa pakaian tersebut.
Ah, iya. Sedikit informasi tambahan. Masuk ke area Istana Gyeongbokgung tidak dikenakan biaya sepeserpun jika kamu mengenakan Hanbok. Namun jika tidak, kamu harus membeli tiket seharga KRW3.000 untuk pengunjung usia 25-64 tahun.
Saran saya sewa Hanbok saja, karena kapan lagi bisa berpura-pura jadi putri kerajaan Korea Selatan yang sedang berkeliling? Selain itu, foto-foto yang kamu abadikan saat berada di dalam istana akan semakin bagus.

Mengenakan Hanbok di Gyeongbokgung Palace. Foto: Medcom.id
Satu hal yang sangat disayangkan adalah waktu sewa yang cenderung sebentar jika dibandingkan dengan Gyeongbokgung Palace yang sangat luas. Saya jadi tidak bisa mengunjungi semua bangunan yang ada di sana.
Beberapa bangunan dalam kompleks kerajaan yang saya kunjungi hanya Balai Geunjeongjeon, Balai Sujeongjeon, Balai Gangyeongjeon, dan Gyeonghoeru. Kendati demikian, ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan.

Gyeonghoeru. Foto: Medcom.id
Perjalanan saya tidak berhenti sampai di Istana Gyeongbokgung saja. Menjelang malam, Si Putri Kerajaan ini kembali menjadi turis asal Indonesia yang membelah keramaian di Myeongdong, salah satu pusat perbelanjaan di Korea Selatan.
Toko barang-barang bermerk ternama tersebar di sisi kanan dan kiri area, sementara di depan-depan toko tersebut banyak sekali pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai macam hal mulai dari tas, kaus, hingga makanan.
“Saya mau beli semuanya,” adalah yang saya ucapkan dengan menggebu-gebu sesaat melihat deretan pedagang jajanan khas Korea di area Myeongdong.

Myeongdong. Foto: Medcom.id
Lalu mata saya semakin berbinar saat melihat Bungeo-ppang, kue unik berbentuk ikan mas. Saya selalu penasaran dengan kue ini karena sering muncul di acara TV Korea. Ini juga makanan favorit idola K-pop kesayangan saya, jadi saya harus mencobanya.
Harganya cukup murah, KRW5.000 untuk 4 Bungeo-ppang. Dalam kue tersebut ada berbagai varian isi, seperti kacang merah, coklat, custard, dan keju. Saya memilih isi coklat dan kacang merah. Ternyata, rasanya memang manis, legit, dan sangat enak.

Bungeo-ppang. Foto: Medcom.id
Target saya selanjutnya adalah Odeng. Meksipun jajanan ini sudah banyak ditemukan di Jakarta, pasti rasanya tetap berbeda. Namun niat saya harus pupus karena tiba-tiba mendapatkan telepon dari orang tua di Indonesia yang mendadak ingin dibelikan oleh-oleh.
Karena hari sudah semakin larut, saya cepat-cepat mencari toko oleh-oleh. Untungnya, Myeongdong memang merupakan salah satu pusat oleh-oleh di Korea. Jadi, mencari barang-barang titipan itu tidaklah sulit.
Namun, kamu harus sabar dan mengecek harga barang yang kamu inginkan dari satu toko ke toko lain karena setiap toko menawarkan harga berbeda. Malah, beberapa pedagang memperbolehkan pembeli untuk menawar harga.
Entah berapa banyak barang yang saya borong malam itu. Yang jelas, kantong belanja yang saya bawa terasa sangat berat sehingga membuat lelah. Tapi tetap saja, melancong ke Negeri Gingseng pengalaman yang sangat menyenangkan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(SUR)
Sebenarnya, tujuan utama saya terbang ke Seoul, Korea Selatan adalah menonton konser salah satu boy group K-pop, NCT Dream. Namun sayang sekali kalau sisa waktu yang saya punya tidak digunakan untuk berjalan-jalan, bukan?
Maka setelah menuntaskan konser 3 hari di Gocheok Sky Dome, saya langsung meluncur ke objek wisata paling populer di Korea Selatan yang konon katanya sangat indah, yakni Gyeongbokgung Palace.
Lokasinya berada di Gunung Baegaksan di sebelah utara dan Yukjogeori (jalanan enam kementerian). Gyeongbokgung yang berarti “sangat diberkati oleh surga’ ini merupakan istana utama Dinasti Joseon yang dibangun pada 1395.

Gyeongbokgung Palace. Foto: Medcom.id
Sebagai pecinta drama Korea (drakor), bangunan-bangunan megah yang saya lihat ketika sudah sampai sangat tidak asing. Saya merasa ditarik ke salah satu drama bertema kerajaan yang pernah saya saksikan.
“Kalau mau vibes-nya makin kayak di Drakor, sewa Hanbok aja,” celetuk teman saat saya sedang mengagumi istana tersebut.
Tanpa pikir panjang, saya bergegas ke tempat penyewaan hanbok atau baju tradisional Korea yang tersebar di sekitar Gyeongbokgung Palace. Saya memilih yang terdekat supaya tidak membuang-buang waktu. Untungnya, toko yang saya pilih punya koleksi hanbok yang cukup banyak.
Harga sewa Hanbok berkisar antara KRW30.000 hingga KRW55.000 per 1,5 jam, tergantung tipe Hanbok yang kamu inginkan. Semakin mahal, modelnya semakin mewah layaknya pakaian para keturunan raja di era Joseon. Namun harga itu sudah termasuk aksesoris tas dan hiasan rambut, lho!
Pilihan saya jatuh pada hanbok berwarna biru muda dengan motif bunga merah muda terang. Saat itu saya baru tahu kalau cara mengenakan Hanbok cukup rumit. Untung saja ada karyawan toko yang dengan senang hati membantu.
Ketika ingin membayar, saya malah terkejut karena penjaga kasir bisa berbahasa Indonesia. “Tiga puluh ribu, tiga puluh ribu. Satu setengah jam, tiga puluh ribu. Pasti cantik,” begitu katanya. Saya dan teman saya sontak tertawa.
Baca: Tips Liburan Hemat ke Korea Selatan |
Ternyata, sejumlah pemilik toko sewa Hanbok di sekitar Gyeongbokgung Palace memang bisa berbahasa Indonesia, walaupun kemampuannya terbatas. Hal ini karena banyaknya turis asal Indonesia yang berkunjung dan menyewa pakaian tersebut.
Ah, iya. Sedikit informasi tambahan. Masuk ke area Istana Gyeongbokgung tidak dikenakan biaya sepeserpun jika kamu mengenakan Hanbok. Namun jika tidak, kamu harus membeli tiket seharga KRW3.000 untuk pengunjung usia 25-64 tahun.
Saran saya sewa Hanbok saja, karena kapan lagi bisa berpura-pura jadi putri kerajaan Korea Selatan yang sedang berkeliling? Selain itu, foto-foto yang kamu abadikan saat berada di dalam istana akan semakin bagus.

Mengenakan Hanbok di Gyeongbokgung Palace. Foto: Medcom.id
Satu hal yang sangat disayangkan adalah waktu sewa yang cenderung sebentar jika dibandingkan dengan Gyeongbokgung Palace yang sangat luas. Saya jadi tidak bisa mengunjungi semua bangunan yang ada di sana.
Beberapa bangunan dalam kompleks kerajaan yang saya kunjungi hanya Balai Geunjeongjeon, Balai Sujeongjeon, Balai Gangyeongjeon, dan Gyeonghoeru. Kendati demikian, ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan.

Gyeonghoeru. Foto: Medcom.id
Perjalanan saya tidak berhenti sampai di Istana Gyeongbokgung saja. Menjelang malam, Si Putri Kerajaan ini kembali menjadi turis asal Indonesia yang membelah keramaian di Myeongdong, salah satu pusat perbelanjaan di Korea Selatan.
Toko barang-barang bermerk ternama tersebar di sisi kanan dan kiri area, sementara di depan-depan toko tersebut banyak sekali pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai macam hal mulai dari tas, kaus, hingga makanan.
“Saya mau beli semuanya,” adalah yang saya ucapkan dengan menggebu-gebu sesaat melihat deretan pedagang jajanan khas Korea di area Myeongdong.

Myeongdong. Foto: Medcom.id
Lalu mata saya semakin berbinar saat melihat Bungeo-ppang, kue unik berbentuk ikan mas. Saya selalu penasaran dengan kue ini karena sering muncul di acara TV Korea. Ini juga makanan favorit idola K-pop kesayangan saya, jadi saya harus mencobanya.
Harganya cukup murah, KRW5.000 untuk 4 Bungeo-ppang. Dalam kue tersebut ada berbagai varian isi, seperti kacang merah, coklat, custard, dan keju. Saya memilih isi coklat dan kacang merah. Ternyata, rasanya memang manis, legit, dan sangat enak.

Bungeo-ppang. Foto: Medcom.id
Target saya selanjutnya adalah Odeng. Meksipun jajanan ini sudah banyak ditemukan di Jakarta, pasti rasanya tetap berbeda. Namun niat saya harus pupus karena tiba-tiba mendapatkan telepon dari orang tua di Indonesia yang mendadak ingin dibelikan oleh-oleh.
Karena hari sudah semakin larut, saya cepat-cepat mencari toko oleh-oleh. Untungnya, Myeongdong memang merupakan salah satu pusat oleh-oleh di Korea. Jadi, mencari barang-barang titipan itu tidaklah sulit.
Namun, kamu harus sabar dan mengecek harga barang yang kamu inginkan dari satu toko ke toko lain karena setiap toko menawarkan harga berbeda. Malah, beberapa pedagang memperbolehkan pembeli untuk menawar harga.
Entah berapa banyak barang yang saya borong malam itu. Yang jelas, kantong belanja yang saya bawa terasa sangat berat sehingga membuat lelah. Tapi tetap saja, melancong ke Negeri Gingseng pengalaman yang sangat menyenangkan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)