WISATA
Jika Salah Satu Bait Indah Semesta Serupa Telaga, Dialah Danau Sun Moon
Yatin Suleha
Minggu 21 Desember 2025 / 22:23
Jakarta: Dalam keheningan ia berdiam. Berdiri dalam keindahan bait-bait alam yang menghanyutkan diri. Siapa pun yang menyempatkan singgah di pinggirannya bakal terbawa arus ketenangan.
Sebuah mahakarya sejati dari alam semesta, Danau Sun Moon diselimuti oleh kabut bagai mimpi. Dalam perairan biru dan hijau itu, bersemayam Pulau Lalu di jantungnya, bagai syair alam yang memisahkan sang surya dari sang rembulan.
Pagi itu Jumat, 12 Desember 2025, perjalanan kami diakhiri dalam ayunan sepeda beroda dua. Kepergian kami tim media dari 6 negara terpilih, dan finalis dari 6 negara terbaik-termasuk Indonesia dalam ajang Go Healthy with Taiwan mencapai titik akhir.
Ajang yang diinisiasi oleh Taiwan International Trade Administration (TITA) di bawah Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan (MOEA), dan dilaksanakan oleh Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) untuk mempromosikan gaya hidup sehat melalui inovasi teknologi kesehatan Taiwan ini ditutup dengan memori berjelajah singkat di Danau Sun Moon atau Sun Moon Lake.
.jpeg)
(Beberapa area sudut memberikan kamu jeda dan bisa mengambil foto akan karya alam indah Sun Moon Lake di Nantou, Taiwan. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Saat mengitarinya dengan bus, kami seperti berada di pinggiran karya seni. Bayangan hutan hijau subur terpantul sempurna di atas permukaan air yang jernih. Saatnya tiba di lokasi penyewaan sepeda, sedikit demi sedikit lansekap di sini terasa bagai lukisan yang hidup. Dan kami masuk di dalamnya.
Kira-kira baru 50-an meter, saya berhenti sebentar. Rasanya mata saya seolah tak percaya bahwa danau ini berada di Nantou, Taiwan. Bisa dibilang saya sedikit small minded bahwa keindahan seperti ini rasanya lagi dan lagi cuma ada di alam Swiss. Namun, Tuhan memahat Danau Sun Moon seolah sedang tersenyum. Super istimewa..
Area pegunungan bagai saling berpelukan mengitarinya dan danaunya bagai magis yang menentramkan. Berada di kota kecil Yuchi, Sun Moon Lake merupakan danau alami terbesar yang juga jadi salah satu destinasi wisata paling populer di Taiwan.
Sempat berpikir, dari mana nama indah ini berasal? Nama Sun Moon Lake berasal dari bentuknya yang unik, yaitu sisi timurnya bulat seperti matahari (sun), sementara sisi baratnya melengkung seperti bulan sabit (moon).
Danau ini adalah danau alami terbesar di Taiwan dan rumah bagi suku asli Thao, serta menjadi ikon pariwisata terkenal dengan pemandangan indah dan budaya lokal yang kaya.
Sebentar-sebentar saya berhenti untuk mengabadikan keindahan danau ini dan menyerapi pesona indahnya. Sungguh cinta yang hadir dalam ketenangan yang tak terusik.
.jpeg)
(Mengambil selfie di depan Sun Moon Lake yang indah. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Jujur saja, jiwa intrusif saya berkata "lompat-lompat-lompat!" Bagaimana tidak, sejauh mata ini memandang rasanya visual ini begitu menggiurkan. Air jernih hingga bebatuan di bawahnya bisa mudah terlihat.
Alhamdulilah, saya tidak khilaf. Karena danau cantik ini juga menjadi perlindungan sumber air, dan air Sun Moon Lake digunakan untuk keperluan minum, sehingga perlu dilindungi dari pencemarannya. Selain itu satu dua kapal dan perahu yang beroperasi di danau, menciptakan risiko juga bagi perenang.
Sepanjang perjalanan sepeda manual (yang juga ada sepeda listrik), beberapa jaraknya kamu akan menemui para petugas yang membawa bendera kecil (beberapa pun tidak) yang memastikan kamu berjalan di track yang benar dan membantu jika ada yang diperlukan.
Beberapa sudutnya menempatkan meja dan kursi serta sudut lengkung agar siapa pun bisa mampir dan berfoto jika mau. Lingkungan yang bersih, udara seperti kristal cair—bening, tajam, dan tanpa noda.
Setiap tarikan napas terasa dingin dan menyegarkan, membersihkan rongga dada dari sisa-sisa sesak kota. Suara burung-burung di sekelilingnya bagai berkata, "kami juga menikmatinya..."
Memang tidak menyenangkan mempunyai Osteoarthritis. Saya harus berpeluh lebih untuk mencapai jaraknya. Saat itulah saya ditawari sepeda listrik untuk ditukar dengan sepeda manual oleh Bheshaj Joshi. Lekaki manis yang disapa B ini menawari saya untuk berganti sepedanya dengan sepeda saya.
B sendiri adalah salah satu tim yang berasal dari Amerika yang memenangkan ajang Go Healthy with Taiwan. Ia berada di dalam tim Ideaslab bersama Winston Yang dan David Choi.
Proposal analisis gerak bisbol berbasis AI milik Ideaslab menyabet juara pertama dalam ajang bergengsi Go Healthy with Taiwan di Taipei, Taiwan 10 Desember silam.
Ia bilang, "Do you want to change with my bike?" katanya. Tentu saja sejurus jitu setelah mengambil berbagai foto Sun Moon Lake sana dan sini, saya sigap menjawab, "Yes, thank you so much!" sambil melemparkan senyum terima kasih.
Sesampainya di garis finish yang merupakan garis awal tadi, rasanya saya merasakan bagai post-happy depression. Ya, mirip seperti Post-Concert Depression--yang habis bahagia betul lalu euforia kebahagiaan itu berakhir.
Sambil berpikir sejenak, saya menyempatkan waktu bertanya bagaimana tanggapan B akan Danau Matahari Bulan alias Sun Moon Lake ini.
.jpeg)
(B saat berpose di Sun Moon Lake. Foto: Dok. B)
Ketika saya membaca tentang Danau Sun Moon, kesan saya biasa saja—itu hanyalah sebuah danau, dan ada banyak danau di seluruh dunia. Sebagian besar memang menyenangkan, dan banyak di antaranya telah menjadi destinasi wisata yang berkembang pesat.
Danau Como dan Danau Garda di Italia sangatlah indah. Danau Windermere di Inggris adalah sebuah negeri dongeng tersendiri, dan merupakan tempat favorit saya di planet ini. Saya merasa kurang bersemangat dengan ide untuk mengunjungi danau yang satu ini.
Namun, saat melewati jalanan yang berkelok-kelok setelah hari yang panjang untuk perjalanan dan kunjungan perusahaan, sekilas pemandangan danau melalui jendela bus di antara pepohonan yang berlalu menjadi pemandangan yang menyenangkan.
Hal itu memperbarui janji akan waktu tenang yang telah lama saya nantikan. Keesokan paginya, melihat hamparan air biru keemasan yang berkilauan di bawah matahari pagi mengubah segalanya bagi saya. Sisi sinis dalam diri saya seketika berubah menjadi sosok romantis yang penuh harapan.
"Rasa takjub kekanak-kanakan saya entah bagaimana terbangun kembali pada saat itu. Itu adalah salah satu momen yang memungkinkan seseorang untuk menjadi berani lagi. Momen tersebut memberi saya keberanian untuk percaya pada diri sendiri lagi, sesuatu yang telah lama saya rindukan," ungkap B.
Saya tidak tahu bahwa saya ternyata perlu berada di sana. Saya merasa bahagia. Saya mungkin tidak akan berkunjung kembali ke sana dalam waktu dekat, tetapi saya akan mengingatnya selamanya.
.jpeg)
(Sun Moon Lake, danau air tawar alami terbesar di Taiwan. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
B kembali berkata..
Secara pribadi, bagi saya hampir terasa luar biasa—dalam artian yang ajaib—betapa bersihnya danau ini. Orang-orang yang tinggal di sana, maupun mereka yang berkunjung, memiliki rasa hormat yang luar biasa terhadap danau tersebut.
Mereka berusaha keras untuk menjaga kemurniannya. Menikmati anugerahnya, namun tidak mengambil apa pun darinya. Saya percaya budaya seperti itulah yang layak memiliki keajaiban seindah ini.
Aktivitas bersepedanya, tentu saja, terasa magis. Hal itu membuat kita sejenak melupakan dunia "luar" dan memaksa kita untuk hadir sepenuhnya di momen saat ini.
Saya sangat menikmati saat-saat berhenti bersepeda sejenak, dan hanya menatap danau tanpa gangguan.
Namun, yang paling saya nikmati adalah orang-orang yang bersama saya. Saya bersepeda bersama Kris Abbey dan Moritz. Kenangan saya tentang kunjungan tersebut tidak tertangkap dalam foto danau yang sempurna layaknya wallpaper.
Saya akan selalu mengingat momen ketika kami bertiga mengambil foto selfie yang bingkainya nyaris tidak rapi dengan latar belakang danau yang tidak fokus. Momen itulah yang memiliki nilai sesungguhnya.
-Dalam koneksi manusia dan etika budaya, serta foto yang "tidak sempurna" sering kali menjadi kenangan yang paling jujur- Bheshaj Joshi, Ideaslab.
Dan, kamu harus mengunjunginya, karena Sun Moon Lake lebih indah di mata daripada cuma di tulisan ini.
(Sun Moon Lake. Video: Dok. YouTube Keith & Dev)
1. Sun Moon Lake (Danau Matahari Bulan) berada di Kabupaten Nantou, Taiwan, tepatnya di kota kecil Yuchi, dan merupakan danau alami terbesar serta salah satu destinasi wisata paling populer di Taiwan.
2. Luas Danau Sun Moon (Sun Moon Lake) adalah sekitar 7,93 km persegi (atau 827 hektar), menjadikannya danau air tawar alami terbesar di Taiwan, terletak di ketinggian 748 meter, menjadikannya area yang sejuk dan dingin.
3. Jarak keseluruhan di sekitar danau tersebut kurang lebih 30 km. Kamu akan menemukan 4 kuil besar (Kuil Longfeng, Kuil Wenwu, Kuil Xuanzang, dan Kuil Xuanguang), serta objek wisata lainnya seperti Songbolun, Dajhuhu, Shuiwatou, Tutingzai, dan Gunung Fuji. Tapi biasanya jarak 3 km bersepeda sudah menghabiskan waktu sekitar 30 menitan ditambah kegiatan berfoto-foto atau ambil video bisa lebih lama lagi.
4. Saat matahari terbit di atas gunung, danau yang berkabut perlahan menampakkan pantulan profil pepohonan dan pegunungan, diperkuat oleh suara serangga yang berdengung dan burung yang berkicau. Saat senja, danau itu diwarnai keemasan oleh matahari terbenam seperti negeri dongeng.
5. Tiket masuk Sun Moon Lake sendiri umumnya gratis untuk area umum, tapi ada biaya untuk atraksi seperti Cable Car (Kereta Gantung) dan Danau Kapal Pesiar, yang bisa dibeli terpisah atau dalam paket terusan (Combo Pass) mulai dari sekitar Rp150.000 - Rp300.000
Untuk sewa sepeda, ada banyak pilihan, mulai dari sepeda standar (sekitar NT$150 atau Rp75.000-an) hingga sepeda listrik (bisa lebih mahal), dengan opsi sewa per jam atau paket harian.
(Sun Moon Lake. Video: Instagram Titin/@deartitin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Sebuah mahakarya sejati dari alam semesta, Danau Sun Moon diselimuti oleh kabut bagai mimpi. Dalam perairan biru dan hijau itu, bersemayam Pulau Lalu di jantungnya, bagai syair alam yang memisahkan sang surya dari sang rembulan.
Baca Juga :
Proposal Milik Suhandoko - APTIKNAS Jadi Salah Satu yang Terbaik di Go Healthy with Taiwan 2025
12 Desember itu..
Pagi itu Jumat, 12 Desember 2025, perjalanan kami diakhiri dalam ayunan sepeda beroda dua. Kepergian kami tim media dari 6 negara terpilih, dan finalis dari 6 negara terbaik-termasuk Indonesia dalam ajang Go Healthy with Taiwan mencapai titik akhir.
Ajang yang diinisiasi oleh Taiwan International Trade Administration (TITA) di bawah Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan (MOEA), dan dilaksanakan oleh Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) untuk mempromosikan gaya hidup sehat melalui inovasi teknologi kesehatan Taiwan ini ditutup dengan memori berjelajah singkat di Danau Sun Moon atau Sun Moon Lake.
.jpeg)
(Beberapa area sudut memberikan kamu jeda dan bisa mengambil foto akan karya alam indah Sun Moon Lake di Nantou, Taiwan. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Saat mengitarinya dengan bus, kami seperti berada di pinggiran karya seni. Bayangan hutan hijau subur terpantul sempurna di atas permukaan air yang jernih. Saatnya tiba di lokasi penyewaan sepeda, sedikit demi sedikit lansekap di sini terasa bagai lukisan yang hidup. Dan kami masuk di dalamnya.
Kira-kira baru 50-an meter, saya berhenti sebentar. Rasanya mata saya seolah tak percaya bahwa danau ini berada di Nantou, Taiwan. Bisa dibilang saya sedikit small minded bahwa keindahan seperti ini rasanya lagi dan lagi cuma ada di alam Swiss. Namun, Tuhan memahat Danau Sun Moon seolah sedang tersenyum. Super istimewa..
Area pegunungan bagai saling berpelukan mengitarinya dan danaunya bagai magis yang menentramkan. Berada di kota kecil Yuchi, Sun Moon Lake merupakan danau alami terbesar yang juga jadi salah satu destinasi wisata paling populer di Taiwan.
Sempat berpikir, dari mana nama indah ini berasal? Nama Sun Moon Lake berasal dari bentuknya yang unik, yaitu sisi timurnya bulat seperti matahari (sun), sementara sisi baratnya melengkung seperti bulan sabit (moon).
Danau ini adalah danau alami terbesar di Taiwan dan rumah bagi suku asli Thao, serta menjadi ikon pariwisata terkenal dengan pemandangan indah dan budaya lokal yang kaya.
Sebentar-sebentar saya berhenti untuk mengabadikan keindahan danau ini dan menyerapi pesona indahnya. Sungguh cinta yang hadir dalam ketenangan yang tak terusik.
Bersepeda 3 km
.jpeg)
(Mengambil selfie di depan Sun Moon Lake yang indah. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
Jujur saja, jiwa intrusif saya berkata "lompat-lompat-lompat!" Bagaimana tidak, sejauh mata ini memandang rasanya visual ini begitu menggiurkan. Air jernih hingga bebatuan di bawahnya bisa mudah terlihat.
Alhamdulilah, saya tidak khilaf. Karena danau cantik ini juga menjadi perlindungan sumber air, dan air Sun Moon Lake digunakan untuk keperluan minum, sehingga perlu dilindungi dari pencemarannya. Selain itu satu dua kapal dan perahu yang beroperasi di danau, menciptakan risiko juga bagi perenang.
Sepanjang perjalanan sepeda manual (yang juga ada sepeda listrik), beberapa jaraknya kamu akan menemui para petugas yang membawa bendera kecil (beberapa pun tidak) yang memastikan kamu berjalan di track yang benar dan membantu jika ada yang diperlukan.
Beberapa sudutnya menempatkan meja dan kursi serta sudut lengkung agar siapa pun bisa mampir dan berfoto jika mau. Lingkungan yang bersih, udara seperti kristal cair—bening, tajam, dan tanpa noda.
Setiap tarikan napas terasa dingin dan menyegarkan, membersihkan rongga dada dari sisa-sisa sesak kota. Suara burung-burung di sekelilingnya bagai berkata, "kami juga menikmatinya..."
Kesan Bheshaj Joshi
Memang tidak menyenangkan mempunyai Osteoarthritis. Saya harus berpeluh lebih untuk mencapai jaraknya. Saat itulah saya ditawari sepeda listrik untuk ditukar dengan sepeda manual oleh Bheshaj Joshi. Lekaki manis yang disapa B ini menawari saya untuk berganti sepedanya dengan sepeda saya.
B sendiri adalah salah satu tim yang berasal dari Amerika yang memenangkan ajang Go Healthy with Taiwan. Ia berada di dalam tim Ideaslab bersama Winston Yang dan David Choi.
Proposal analisis gerak bisbol berbasis AI milik Ideaslab menyabet juara pertama dalam ajang bergengsi Go Healthy with Taiwan di Taipei, Taiwan 10 Desember silam.
Ia bilang, "Do you want to change with my bike?" katanya. Tentu saja sejurus jitu setelah mengambil berbagai foto Sun Moon Lake sana dan sini, saya sigap menjawab, "Yes, thank you so much!" sambil melemparkan senyum terima kasih.
Sesampainya di garis finish yang merupakan garis awal tadi, rasanya saya merasakan bagai post-happy depression. Ya, mirip seperti Post-Concert Depression--yang habis bahagia betul lalu euforia kebahagiaan itu berakhir.
Sambil berpikir sejenak, saya menyempatkan waktu bertanya bagaimana tanggapan B akan Danau Matahari Bulan alias Sun Moon Lake ini.
Baca Juga :
TAITRA di Indonesia: 'Tim Indonesia 1 dari 6 Finalis Teratas, Adalah Pencapaian yang Luar Biasa'
Kata B soal Sun Moon Lake
.jpeg)
(B saat berpose di Sun Moon Lake. Foto: Dok. B)
Ketika saya membaca tentang Danau Sun Moon, kesan saya biasa saja—itu hanyalah sebuah danau, dan ada banyak danau di seluruh dunia. Sebagian besar memang menyenangkan, dan banyak di antaranya telah menjadi destinasi wisata yang berkembang pesat.
Danau Como dan Danau Garda di Italia sangatlah indah. Danau Windermere di Inggris adalah sebuah negeri dongeng tersendiri, dan merupakan tempat favorit saya di planet ini. Saya merasa kurang bersemangat dengan ide untuk mengunjungi danau yang satu ini.
Namun, saat melewati jalanan yang berkelok-kelok setelah hari yang panjang untuk perjalanan dan kunjungan perusahaan, sekilas pemandangan danau melalui jendela bus di antara pepohonan yang berlalu menjadi pemandangan yang menyenangkan.
Hal itu memperbarui janji akan waktu tenang yang telah lama saya nantikan. Keesokan paginya, melihat hamparan air biru keemasan yang berkilauan di bawah matahari pagi mengubah segalanya bagi saya. Sisi sinis dalam diri saya seketika berubah menjadi sosok romantis yang penuh harapan.
"Rasa takjub kekanak-kanakan saya entah bagaimana terbangun kembali pada saat itu. Itu adalah salah satu momen yang memungkinkan seseorang untuk menjadi berani lagi. Momen tersebut memberi saya keberanian untuk percaya pada diri sendiri lagi, sesuatu yang telah lama saya rindukan," ungkap B.
Saya tidak tahu bahwa saya ternyata perlu berada di sana. Saya merasa bahagia. Saya mungkin tidak akan berkunjung kembali ke sana dalam waktu dekat, tetapi saya akan mengingatnya selamanya.
Beresonansi dengan jiwa
.jpeg)
(Sun Moon Lake, danau air tawar alami terbesar di Taiwan. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)
B kembali berkata..
Secara pribadi, bagi saya hampir terasa luar biasa—dalam artian yang ajaib—betapa bersihnya danau ini. Orang-orang yang tinggal di sana, maupun mereka yang berkunjung, memiliki rasa hormat yang luar biasa terhadap danau tersebut.
Mereka berusaha keras untuk menjaga kemurniannya. Menikmati anugerahnya, namun tidak mengambil apa pun darinya. Saya percaya budaya seperti itulah yang layak memiliki keajaiban seindah ini.
Aktivitas bersepedanya, tentu saja, terasa magis. Hal itu membuat kita sejenak melupakan dunia "luar" dan memaksa kita untuk hadir sepenuhnya di momen saat ini.
Saya sangat menikmati saat-saat berhenti bersepeda sejenak, dan hanya menatap danau tanpa gangguan.
Namun, yang paling saya nikmati adalah orang-orang yang bersama saya. Saya bersepeda bersama Kris Abbey dan Moritz. Kenangan saya tentang kunjungan tersebut tidak tertangkap dalam foto danau yang sempurna layaknya wallpaper.
Saya akan selalu mengingat momen ketika kami bertiga mengambil foto selfie yang bingkainya nyaris tidak rapi dengan latar belakang danau yang tidak fokus. Momen itulah yang memiliki nilai sesungguhnya.
-Dalam koneksi manusia dan etika budaya, serta foto yang "tidak sempurna" sering kali menjadi kenangan yang paling jujur- Bheshaj Joshi, Ideaslab.
Dan, kamu harus mengunjunginya, karena Sun Moon Lake lebih indah di mata daripada cuma di tulisan ini.
(Sun Moon Lake. Video: Dok. YouTube Keith & Dev)
5 fun fact dari Sun Moon Lake
1. Sun Moon Lake (Danau Matahari Bulan) berada di Kabupaten Nantou, Taiwan, tepatnya di kota kecil Yuchi, dan merupakan danau alami terbesar serta salah satu destinasi wisata paling populer di Taiwan.
2. Luas Danau Sun Moon (Sun Moon Lake) adalah sekitar 7,93 km persegi (atau 827 hektar), menjadikannya danau air tawar alami terbesar di Taiwan, terletak di ketinggian 748 meter, menjadikannya area yang sejuk dan dingin.
3. Jarak keseluruhan di sekitar danau tersebut kurang lebih 30 km. Kamu akan menemukan 4 kuil besar (Kuil Longfeng, Kuil Wenwu, Kuil Xuanzang, dan Kuil Xuanguang), serta objek wisata lainnya seperti Songbolun, Dajhuhu, Shuiwatou, Tutingzai, dan Gunung Fuji. Tapi biasanya jarak 3 km bersepeda sudah menghabiskan waktu sekitar 30 menitan ditambah kegiatan berfoto-foto atau ambil video bisa lebih lama lagi.
4. Saat matahari terbit di atas gunung, danau yang berkabut perlahan menampakkan pantulan profil pepohonan dan pegunungan, diperkuat oleh suara serangga yang berdengung dan burung yang berkicau. Saat senja, danau itu diwarnai keemasan oleh matahari terbenam seperti negeri dongeng.
5. Tiket masuk Sun Moon Lake sendiri umumnya gratis untuk area umum, tapi ada biaya untuk atraksi seperti Cable Car (Kereta Gantung) dan Danau Kapal Pesiar, yang bisa dibeli terpisah atau dalam paket terusan (Combo Pass) mulai dari sekitar Rp150.000 - Rp300.000
Untuk sewa sepeda, ada banyak pilihan, mulai dari sepeda standar (sekitar NT$150 atau Rp75.000-an) hingga sepeda listrik (bisa lebih mahal), dengan opsi sewa per jam atau paket harian.
(Sun Moon Lake. Video: Instagram Titin/@deartitin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)