WISATA
Tantangan Indonesia dalam Menghadapi Pariwisata Berkelanjutan
A. Firdaus
Jumat 01 Desember 2023 / 10:10
Jakarta: Indonesia dengan berbagai potensi sumber daya alam dan keragaman budaya memiliki potensi yang tinggi dalam pengembangan pariwisata hijau. Sudah terbukti bahwa sektor energi terbarukan telah menarik total investasi modal tertinggi secara global dalam 4 tahun terakhir.
Hanya saja, tak ada perjalanan yang mulus untuk bisa mewujudkan pariwisata hijau di masa depan. Menurut Ketua PHRI, Haryadi Sukamdani saat mengisi acara Indonesia Tourism Outlook 2024, ada beberapa tantangan yang diperkirakan bakal dihadapi industri Pariwisata Indonesia pada tahun depan.
"Di antaranya adalah belum pulihnya daya beli masyarakat serta masih tingginya harga tiket transportasi udara. Koordinasi dan kolaborasi di antara semua pihak juga harus semakin baik. Media tentu berperan besar dalam mengolaborasikan hal tersebut," ujar Hariyadi.
Selain itu juga hadir Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, yang mengatakan bahwa akan ada banyak tren pariwisata baru pada tahun mendatang.
"Pada intinya wisatawan akan mencari pengalaman-pengalaman baru. Wisatawan akan meninggalkan konsep-konsep yang konvensional dan mencari new experience," ujar Agustini Rahayu.
Sementara Director of Check-In Asia, Gary Bowerman, mengatakan Indonesia harus mulai menaruh perhatian besar terhadap pasar Tiongkok dan India. Kedua negara tersebut diperkirakan akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tertinggi di tahun depan.
"Bagaimana menemukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat wisatawan China dari berwisata hanya di dalam negeri, menuju pasar di Asia Tenggara terutama Indonesia," kata Gary.
Ketua Forwaparekraf, Pasha Ernowo, mengatakan pihaknya memilih tema 'Peluang dan Tantangan Investasi untuk Pariwisata Berkelanjutan' dalam kegiatan outlook kali ini mengingat Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah dan geografis yang mendukung. Menurutnya, sudah saatnya untuk lebih fokus terhadap pengembangan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan.
"Di sisi lain, investasi yang mengedepankan keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan di sektor pariwisata harus terus gencar dilakukan, sehingga tidak tertinggal dengan negara-negara lain dan yang paling penting adalah pengembangan yang dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap lingkungan," imbuh Pasha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Hanya saja, tak ada perjalanan yang mulus untuk bisa mewujudkan pariwisata hijau di masa depan. Menurut Ketua PHRI, Haryadi Sukamdani saat mengisi acara Indonesia Tourism Outlook 2024, ada beberapa tantangan yang diperkirakan bakal dihadapi industri Pariwisata Indonesia pada tahun depan.
"Di antaranya adalah belum pulihnya daya beli masyarakat serta masih tingginya harga tiket transportasi udara. Koordinasi dan kolaborasi di antara semua pihak juga harus semakin baik. Media tentu berperan besar dalam mengolaborasikan hal tersebut," ujar Hariyadi.
Selain itu juga hadir Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, yang mengatakan bahwa akan ada banyak tren pariwisata baru pada tahun mendatang.
"Pada intinya wisatawan akan mencari pengalaman-pengalaman baru. Wisatawan akan meninggalkan konsep-konsep yang konvensional dan mencari new experience," ujar Agustini Rahayu.
Sementara Director of Check-In Asia, Gary Bowerman, mengatakan Indonesia harus mulai menaruh perhatian besar terhadap pasar Tiongkok dan India. Kedua negara tersebut diperkirakan akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tertinggi di tahun depan.
"Bagaimana menemukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat wisatawan China dari berwisata hanya di dalam negeri, menuju pasar di Asia Tenggara terutama Indonesia," kata Gary.
Ketua Forwaparekraf, Pasha Ernowo, mengatakan pihaknya memilih tema 'Peluang dan Tantangan Investasi untuk Pariwisata Berkelanjutan' dalam kegiatan outlook kali ini mengingat Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah dan geografis yang mendukung. Menurutnya, sudah saatnya untuk lebih fokus terhadap pengembangan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan.
"Di sisi lain, investasi yang mengedepankan keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan di sektor pariwisata harus terus gencar dilakukan, sehingga tidak tertinggal dengan negara-negara lain dan yang paling penting adalah pengembangan yang dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap lingkungan," imbuh Pasha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)