KULINER
Perjalanan Panjang Sushiro, dari Sushi Counter ke Revolusi Conveyor Belt
A. Firdaus
Selasa 02 Desember 2025 / 19:26
Jakarta: Jika hari ini kamu duduk di sebuah restoran sushi dan melihat piring-piring berwarna meluncur rapi di atas conveyor belt, sulit membayangkan bahwa semua inovasi ini berawal dari sebuah sushi counter kecil di Osaka pada 1975 silam. Dari ruang sederhana itu, Sushiro membangun dedikasi mendalam terhadap seni sushi ala Jepang, dedikasi yang sampai hari ini masih menjadi DNA utama perusahaan.
Pada 1984, Sushiro mengambil langkah besar dengan menghadirkan conveyor belt sushi agar hidangan yang dulunya dianggap mahal dan khusus perayaan bisa dinikmati lebih banyak orang.
“Kami ingin membuat sushi lebih affordable,” ujar Presiden Direktur SUSHIRO Indonesia Koki Hayashi, memberikan salah satu alasan yang menggerakkan transformasi ini.
Lompatan itu terbukti jitu. Pada 2025, Sushiro telah memiliki lebih dari 800 gerai (outlet) di Jepang dan lebih dari 100 gerai secara global, seperti China, Hong Kong, Taiwan, Singapore, Thailand, Malaysia, dan tentunya Indonesia.
Masuk ke Indonesia pada 2023, gerai pertama Sushiro hadir di Pondok Indah Mall 1. Dengan 100% kepemilikan Jepang, mereka datang bukan sekadar membawa nama, tapi juga kualitas yang ketat dan teknologi yang belum dimiliki restoran sejenis di Indonesia.
Ketika banyak orang Indonesia menjadikan salmon sebagai ikon sushi, Sushiro justru menempatkan maguro (tuna) sebagai bintang utama. Ini adalah tradisi Jepang yang mereka bawa mentah-mentah (pun intended). Mulai dari Bluefin Ootoro hingga Big Eye Tuna, semua diproses dengan standar sushi grade yang ketat dan dikirim dari Jepang maupun perairan yang memenuhi standar kualitas Jepang.

Sushiro menempatkan maguro sebagai jantung resto ini. Dok. A. Firdaus/Medcom
Mereka bahkan menghadirkan promo Bluefin Ootoro Rp19.000 saat pembukaan dan ulang tahun toko, harga yang sulit ditemui di tempat lain berkat skala global Sushiro yang masif.
Untuk salmon, Sushiro memilih jalur berbeda: fresh salmon, bukan frozen. Sebuah langkah langka di industri conveyor belt sushi Indonesia.
Meski pasar Indonesia jatuh cinta pada sushi berlumur saus dan mentai, Sushiro tetap menghadirkan pengalaman otentik, yaitu nigiri dengan potongan ikan segar. Namun mereka bukan tanpa fleksibilitas. Sushiro rutin menghadirkan seasonal menu, salah satunya Dr. Armani, ikan lokal dari Jawa dengan proses mindful farming yang dipantau langsung tim QC Jepang.
Salah satu hal paling menarik dari Sushiro di Indonesia adalah teknologinya. Piring yang meluncur di depanmu bukan sekadar dekorasi, setiap piring memiliki chipbased tracking system yang mencatat:
- Jenis produk.
- Jarak tempuh di conveyor belt.
- Durasi sejak piring keluar dari dapur.
“Begitu mencapai sekitar 350 meter (sekitar 30–40 menit), sistem otomatis akan membuang piring tersebut. Tidak ada kompromi. Tidak ada piring yang muter terus,” kata Hayashi.

Teknologi yang menjadikan Sushiro jadi visioner dalam menyajikan menu di atas conveyor belt. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sushiro juga membaca data konsumsi real-time untuk menyesuaikan produksi. Sehingga waste dapat ditekan ke sekitar 3–5%. Selain itu, jalur conveyor dibagi dua:
- Lane bawah: untuk piring yang bisa langsung diambil.
- Lane atas (fast lane): khusus pesanan dari tablet, dikirim maksimal dalam 3 menit. Namun untuk ramen, menyesuaikan perebusan, sekira 5 menit.
Meski membawa standar Jepang, Sushiro tetap melakukan penyesuaian tertentu untuk tiap negara. Namun asas utamanya tidak berubah, yaitu authentic Japanese sushi experience. Bahan baku yang benar-benar hanya dapat dihasilkan di Jepang tetap diimpor, seperti shoyu halal, vinegars khusus, dan wasabi fresh packet.
Sementara bahan lainnya kini banyak disumberkan dari Indonesia, dengan standar yang disupervisi langsung oleh tim Jepang.
Sushiro juga sadar masih banyak masyarakat Indonesia yang belum familiar dengan dunia perikanan. Maka mereka mulai menghadirkan edukasi ringan, seperti perbedaan salmon dan trout, asal-usul tobiko, asal ikura, dan an bagaimana menentukan sushi grade.
Tidak heran bila brand ini bukan hanya menjual makanan, tapi juga pengalaman dan pengetahuan.
Dengan pasar sushi di Indonesia yang terus naik, Sushiro pun sudah memikirkan teknologi baru yang akan datang. Misalnya digital sushi lane ala Jepang, di mana menu yang muncul di layar besar menggantikan piring berjalan.
Sushiro pun berencana memperluas rentang menu, dari hidangan yang ramah bagi pemula hingga opsi premium bernilai tinggi. Semua tetap dengan fokus yang sama: kualitas dan teknologi.
Sushiro mungkin telah berkembang dari counter kecil menjadi jaringan global raksasa. Dari sepiring nigiri sederhana di Osaka hingga tablet berteknologi chip di Jakarta. Namun satu hal tidak berubah, dedikasi pada kualitas tertinggi dan pengalaman makan sushi yang autentik.
Bagi para pencinta makanan Jepang, Sushiro bukan sekadar restoran. Ia adalah perjalanan rasa lintas dekade, yang kini bisa dinikmati sambil duduk santai di depan conveyor belt. Dan, kehadiran outlet terbaru mereka di East Mall Grand Indonesia menjadi bukti bahwa Sushiro terus meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen Indonesia yang mencintai sushi.
Promo di outlet ke-10
Outlet di East Mall Grand Indonesia lantai 5 ini memiliki kapasitas 276 kursi yang mencakup area meja reguler dan counter seat untuk memberikan pengalaman makan yang nyaman bagi pelanggan. Dengan lokasi strategis di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, Sushiro Grand Indonesia diharapkan menjadi destinasi kuliner Jepang favorit bagi keluarga, pekerja kantoran, maupun pengunjung mal.

Hadirnya Sushiro di GI, menambah komitmen Sushiro dalam menghadirkan budaya Jepang ke Indonesia. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sejak membuka outlet pertamanya di Pondok Indah Mall pada 2023, Sushiro telah berekspansi ke berbagai lokasi strategis: Puri Indah Mall, Gandaria City, Pacific Place, Mall of Indonesia, Margo City, Kota Kasablanka, Emporium Pluit Mall, K-Mall, dan kini Grand Indonesia sebagai outlet ke-10.
Dalam rangka merayakan pembukaan outlet Grand Indonesia sekaligus dua tahun kehadiran Sushiro di Indonesia, berbagai promo spesial tersedia sepanjang Desember:
- 1–3 Desember: All White Plate hanya 10K.
- 1–14 Desember: Bluefin Ootoro dan Aburi Salmon Mentai hanya 19K, serta Aburi Fatty Salmon 14K.
- 15–28 Desember: Foie grass dan roast beef festival.
Sushiro juga menyiapkan rangkaian program akhir tahun dengan menu-menu menarik yang akan diumumkan dalam waktu dekat untuk memberikan lebih banyak pengalaman kuliner Jepang bagi pelanggan di Indonesia.
"Indonesia adalah pasar yang sangat penting dan berkembang pesat. Melalui pembukaan outlet di Grand Indonesia, kami ingin menghadirkan pengalaman sushi Jepang berkualitas yang semakin dekat dengan pelanggan. Komitmen kami selalu berfokus pada kualitas, inovasi, dan konsistensi. Kami ingin setiap pelanggan merasakan standar Jepang yang sama di setiap kunjungan," pungkas Hayashi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Pada 1984, Sushiro mengambil langkah besar dengan menghadirkan conveyor belt sushi agar hidangan yang dulunya dianggap mahal dan khusus perayaan bisa dinikmati lebih banyak orang.
“Kami ingin membuat sushi lebih affordable,” ujar Presiden Direktur SUSHIRO Indonesia Koki Hayashi, memberikan salah satu alasan yang menggerakkan transformasi ini.
Lompatan itu terbukti jitu. Pada 2025, Sushiro telah memiliki lebih dari 800 gerai (outlet) di Jepang dan lebih dari 100 gerai secara global, seperti China, Hong Kong, Taiwan, Singapore, Thailand, Malaysia, dan tentunya Indonesia.
Masuk ke Indonesia pada 2023, gerai pertama Sushiro hadir di Pondok Indah Mall 1. Dengan 100% kepemilikan Jepang, mereka datang bukan sekadar membawa nama, tapi juga kualitas yang ketat dan teknologi yang belum dimiliki restoran sejenis di Indonesia.
Maguro di Puncak Hirarki, filosofi rasa sushiro
Ketika banyak orang Indonesia menjadikan salmon sebagai ikon sushi, Sushiro justru menempatkan maguro (tuna) sebagai bintang utama. Ini adalah tradisi Jepang yang mereka bawa mentah-mentah (pun intended). Mulai dari Bluefin Ootoro hingga Big Eye Tuna, semua diproses dengan standar sushi grade yang ketat dan dikirim dari Jepang maupun perairan yang memenuhi standar kualitas Jepang.

Sushiro menempatkan maguro sebagai jantung resto ini. Dok. A. Firdaus/Medcom
Mereka bahkan menghadirkan promo Bluefin Ootoro Rp19.000 saat pembukaan dan ulang tahun toko, harga yang sulit ditemui di tempat lain berkat skala global Sushiro yang masif.
Untuk salmon, Sushiro memilih jalur berbeda: fresh salmon, bukan frozen. Sebuah langkah langka di industri conveyor belt sushi Indonesia.
Meski pasar Indonesia jatuh cinta pada sushi berlumur saus dan mentai, Sushiro tetap menghadirkan pengalaman otentik, yaitu nigiri dengan potongan ikan segar. Namun mereka bukan tanpa fleksibilitas. Sushiro rutin menghadirkan seasonal menu, salah satunya Dr. Armani, ikan lokal dari Jawa dengan proses mindful farming yang dipantau langsung tim QC Jepang.
Teknologi jadi rahasia kesegaran yang konsisten
Salah satu hal paling menarik dari Sushiro di Indonesia adalah teknologinya. Piring yang meluncur di depanmu bukan sekadar dekorasi, setiap piring memiliki chipbased tracking system yang mencatat:
- Jenis produk.
- Jarak tempuh di conveyor belt.
- Durasi sejak piring keluar dari dapur.
“Begitu mencapai sekitar 350 meter (sekitar 30–40 menit), sistem otomatis akan membuang piring tersebut. Tidak ada kompromi. Tidak ada piring yang muter terus,” kata Hayashi.

Teknologi yang menjadikan Sushiro jadi visioner dalam menyajikan menu di atas conveyor belt. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sushiro juga membaca data konsumsi real-time untuk menyesuaikan produksi. Sehingga waste dapat ditekan ke sekitar 3–5%. Selain itu, jalur conveyor dibagi dua:
- Lane bawah: untuk piring yang bisa langsung diambil.
- Lane atas (fast lane): khusus pesanan dari tablet, dikirim maksimal dalam 3 menit. Namun untuk ramen, menyesuaikan perebusan, sekira 5 menit.
Adaptasi lidah lokal tanpa kehilangan jati diri
Meski membawa standar Jepang, Sushiro tetap melakukan penyesuaian tertentu untuk tiap negara. Namun asas utamanya tidak berubah, yaitu authentic Japanese sushi experience. Bahan baku yang benar-benar hanya dapat dihasilkan di Jepang tetap diimpor, seperti shoyu halal, vinegars khusus, dan wasabi fresh packet.
Sementara bahan lainnya kini banyak disumberkan dari Indonesia, dengan standar yang disupervisi langsung oleh tim Jepang.
Sushiro juga sadar masih banyak masyarakat Indonesia yang belum familiar dengan dunia perikanan. Maka mereka mulai menghadirkan edukasi ringan, seperti perbedaan salmon dan trout, asal-usul tobiko, asal ikura, dan an bagaimana menentukan sushi grade.
Tidak heran bila brand ini bukan hanya menjual makanan, tapi juga pengalaman dan pengetahuan.
Tren, inovasi, dan masa depan Sushi di Indonesia
Dengan pasar sushi di Indonesia yang terus naik, Sushiro pun sudah memikirkan teknologi baru yang akan datang. Misalnya digital sushi lane ala Jepang, di mana menu yang muncul di layar besar menggantikan piring berjalan.
Sushiro pun berencana memperluas rentang menu, dari hidangan yang ramah bagi pemula hingga opsi premium bernilai tinggi. Semua tetap dengan fokus yang sama: kualitas dan teknologi.
Dari 1975 hingga hari ini, filosofinya sama
Sushiro mungkin telah berkembang dari counter kecil menjadi jaringan global raksasa. Dari sepiring nigiri sederhana di Osaka hingga tablet berteknologi chip di Jakarta. Namun satu hal tidak berubah, dedikasi pada kualitas tertinggi dan pengalaman makan sushi yang autentik.
Bagi para pencinta makanan Jepang, Sushiro bukan sekadar restoran. Ia adalah perjalanan rasa lintas dekade, yang kini bisa dinikmati sambil duduk santai di depan conveyor belt. Dan, kehadiran outlet terbaru mereka di East Mall Grand Indonesia menjadi bukti bahwa Sushiro terus meningkatkan pelayanannya terhadap konsumen Indonesia yang mencintai sushi.
Promo di outlet ke-10
Outlet di East Mall Grand Indonesia lantai 5 ini memiliki kapasitas 276 kursi yang mencakup area meja reguler dan counter seat untuk memberikan pengalaman makan yang nyaman bagi pelanggan. Dengan lokasi strategis di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, Sushiro Grand Indonesia diharapkan menjadi destinasi kuliner Jepang favorit bagi keluarga, pekerja kantoran, maupun pengunjung mal.
Hadirnya Sushiro di GI, menambah komitmen Sushiro dalam menghadirkan budaya Jepang ke Indonesia. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sejak membuka outlet pertamanya di Pondok Indah Mall pada 2023, Sushiro telah berekspansi ke berbagai lokasi strategis: Puri Indah Mall, Gandaria City, Pacific Place, Mall of Indonesia, Margo City, Kota Kasablanka, Emporium Pluit Mall, K-Mall, dan kini Grand Indonesia sebagai outlet ke-10.
Dalam rangka merayakan pembukaan outlet Grand Indonesia sekaligus dua tahun kehadiran Sushiro di Indonesia, berbagai promo spesial tersedia sepanjang Desember:
- 1–3 Desember: All White Plate hanya 10K.
- 1–14 Desember: Bluefin Ootoro dan Aburi Salmon Mentai hanya 19K, serta Aburi Fatty Salmon 14K.
- 15–28 Desember: Foie grass dan roast beef festival.
Sushiro juga menyiapkan rangkaian program akhir tahun dengan menu-menu menarik yang akan diumumkan dalam waktu dekat untuk memberikan lebih banyak pengalaman kuliner Jepang bagi pelanggan di Indonesia.
"Indonesia adalah pasar yang sangat penting dan berkembang pesat. Melalui pembukaan outlet di Grand Indonesia, kami ingin menghadirkan pengalaman sushi Jepang berkualitas yang semakin dekat dengan pelanggan. Komitmen kami selalu berfokus pada kualitas, inovasi, dan konsistensi. Kami ingin setiap pelanggan merasakan standar Jepang yang sama di setiap kunjungan," pungkas Hayashi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)