KULINER
The Gading Archive Ajak Kamu Icip-icip Kuliner Legendaris Kelapa Gading
Yuni Yuli Yanti
Senin 26 Mei 2025 / 09:00
Jakarta: Memasuki usia ke-50 di tahun 2025, PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon), menghadirkan The Gading Archive (TGA), sebuah upaya untuk mengangkat kembali kekayaan kuliner Kelapa Gading sekaligus merayakan para pelaku industri kuliner dalam mengukir sejarah rasa di kawasan ini.
"Tujuan dasar mengadakan TGA ini untuk melestarikan tempat-tempat makan atau pejuang-pejuang kuliner. Di kelapa Gading ini banyak sekali makanan-makanan enak, yang mungkin khalayak ramai belum tahu. Nah, kita ingin memperkenalkan kembali lewat berbagai media supaya orang tidak lupa atau mudah mengakses dan menikmati kembali cita rasa makanan di sini," ungkap Soegianto Nagaria, Director Summarecon dalam konferensi pers, pada Sabtu (24/5/2025), di GAFOY, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta.
The Gading Archive hadir dalam bentuk ekshibisi, eksplorasi rasa dan platform digital yang didedikasikan untuk mendukung keberlanjutan wirausaha kuliner, agar dapat terus dinikmati lintas generasi.
Eksibisi akan berlokasi di The Gading Archive Pop-Up Space, GAFOY, Summarecon Mall Kelapa Gading, dan secara resmi dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 24 Mei 2025, berlangsung hingga 29 Juni 2025. Ekshibisi juga TGA dapat dikunjungi setiap hari dari pukul 11.00 - 20.00 WIB, tanpa dipungut biaya.
Soegianto menjelaskan dalam season pertama, TGA menggandeng 20 jenama kuliner dari beberapa kategori, mulai dari makanan utama, minuman, hidangan penutup atau camilan.
"TGA ini kami rangkai dalam bentuk season dan ini baru musim pertama di mana kami baru menampilkan 20 dari sekian banyak kuliner legendari di Kelapa Gading. Kami mencanangkan akan ada season-season berikutnya secara berkelanjutan, dengan tujuan untuk memperkenalkan secara proper. Sekarang ini 20 yang pionir yang kami bagi dengan beberapa kategori dengan tujuan melengkapi sebuah tour kuliner dari makanan utama sampai makanan dessert gitu," jelasnya.

(Ki-ka: Edwin Pangestu, Founder Gastronusa, Soegianto Nagaria, Direktur Summarecon, Philip, Owner Warung Thailand SCI, Mella Halim, Owner Bakmi Aloi dalam konferensi pers the Gading Archive 2025. Foto: Dok. Yuni)
Sebanyak 13 cerita akan menjadi representasi dari bagian ini yaitu Homemade Bakery, Pempek Palembang & Otak-otak 161, Gado-gado AA, Bakmi Tan, Rumah Makan Ma'rannu, Warung Tahu, Wiro Sableng, Si Jempol, Sari 21, Bakmi Aloi, Kwetiau Kelapa Gading, Christy Pudding dan Es Krim Brasil.
Yudi Samson, Pemilik Rumah Makan Ma'rannu Gading, mengatakan restoran yang menyajikan kuliner khas kota Makassar ini telah berdiri sejak tahun 1983. Dan, Neneknya merupakan generasi pertama sekaligus orang Makassar pertama yang membuka rumah makan di Kelapa Gading.
"Arti dari nama Ma'rannu adalah ceria dan bahagia. Ini merupakan suatu harapan ketika pengunjung datang kesini bawaannya itu bahagia. Menu spesial kami adalah coto Makassar dan sop konro (iga sapi), kepala ikan bandeng atau bawal, nasi goreng merah, mie goreng, sate dan lain sebagainya. Yang jadi favoritnya tentu coto dan sop konro," tutur Yudi.

(Yudi Samson, pemilik Rumah Makan Ma'rannu Gading. Foto: Dok. Yuni)
Sementara itu, Martabak Bangka Bong Ngian masuk dalam musim pertama pilihan kuliner TGA karena memiliki cita rasa yang sangat khas dan juga menjadi favoritnya warga Kelapa Gading.
Tia Angelina putri ketiga dari Pak Bong Ngian mengatakan martabaknya begitu spesial karena memiliki adonan yang sedikit lebih tebal, tetapi lebih lembut dan bersarang atau berongga. Meski kulitnya garing di luar, tapi dalamnya tetap lembut.
"Favorit di sini seimbang antara martabak manis dan martabak telor, keduanya banyak yang suka. Awal berdiri kami membuat pukis gerobakan, namun seiring berjalannya waktu mulai merambah ke martabak sampai sekarang. Rasanya tetap khas dan autentik dari sejak tahun 1981 mungkin karena Pak Bong Ngian sendiri yang belanja ke pasar setiap hari," ujar Tia.
Melengkapi ekshibisi, TGA juga menghadirkan program Food Passport yang mengajak pengunjung untuk dapat bereksplorasi kuliner secara langsung. Cukup dengan mendaftarkan diri di Gafoy dan mendapatkan TGA Food Passport, maka setiap peserta siap untuk berpetualang rasa di 20 destinasi kuliner terpilih dan berkesempatan mendapatkan hadiah seperti kaos TGA, Topi, botol Corkcicle dan hadiah istimewa berupa Fujifilm Instax Camera.
"Selain itu, akan digelar workshop gratis setiap akhir minggunya, mulai dari Custom Acrylic Keychain, DIY Drip Coffee Bag with Strada Coffee, DIY postcard/Poster Station, Drink & Kerupuk Kiosk, dan DIY Indonesian Spice Station," tutup Soegianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
"Tujuan dasar mengadakan TGA ini untuk melestarikan tempat-tempat makan atau pejuang-pejuang kuliner. Di kelapa Gading ini banyak sekali makanan-makanan enak, yang mungkin khalayak ramai belum tahu. Nah, kita ingin memperkenalkan kembali lewat berbagai media supaya orang tidak lupa atau mudah mengakses dan menikmati kembali cita rasa makanan di sini," ungkap Soegianto Nagaria, Director Summarecon dalam konferensi pers, pada Sabtu (24/5/2025), di GAFOY, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta.
The Gading Archive hadir dalam bentuk ekshibisi, eksplorasi rasa dan platform digital yang didedikasikan untuk mendukung keberlanjutan wirausaha kuliner, agar dapat terus dinikmati lintas generasi.
Eksibisi akan berlokasi di The Gading Archive Pop-Up Space, GAFOY, Summarecon Mall Kelapa Gading, dan secara resmi dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 24 Mei 2025, berlangsung hingga 29 Juni 2025. Ekshibisi juga TGA dapat dikunjungi setiap hari dari pukul 11.00 - 20.00 WIB, tanpa dipungut biaya.
Soegianto menjelaskan dalam season pertama, TGA menggandeng 20 jenama kuliner dari beberapa kategori, mulai dari makanan utama, minuman, hidangan penutup atau camilan.
"TGA ini kami rangkai dalam bentuk season dan ini baru musim pertama di mana kami baru menampilkan 20 dari sekian banyak kuliner legendari di Kelapa Gading. Kami mencanangkan akan ada season-season berikutnya secara berkelanjutan, dengan tujuan untuk memperkenalkan secara proper. Sekarang ini 20 yang pionir yang kami bagi dengan beberapa kategori dengan tujuan melengkapi sebuah tour kuliner dari makanan utama sampai makanan dessert gitu," jelasnya.

(Ki-ka: Edwin Pangestu, Founder Gastronusa, Soegianto Nagaria, Direktur Summarecon, Philip, Owner Warung Thailand SCI, Mella Halim, Owner Bakmi Aloi dalam konferensi pers the Gading Archive 2025. Foto: Dok. Yuni)
Dua Kurasi Kuliner
Dalam gelaran The Gading Archive, dua kurasi kuliner akan menjadi sorotan utama yaitu:1. Kuliner Legendaris
Sebuah bentuk penghormatan Summarecon kepada para perintis rasa. Mereka adalah sosok-sosok gigih yang membangun fondasi kuliner Kelapa Gading hingga membentuk identitas rasa yang khas bagi kawasan ini.Sebanyak 13 cerita akan menjadi representasi dari bagian ini yaitu Homemade Bakery, Pempek Palembang & Otak-otak 161, Gado-gado AA, Bakmi Tan, Rumah Makan Ma'rannu, Warung Tahu, Wiro Sableng, Si Jempol, Sari 21, Bakmi Aloi, Kwetiau Kelapa Gading, Christy Pudding dan Es Krim Brasil.
2. Kuliner Only in Gading
Harta karun cita rasa yang dapat ditemukan di sudu-sudut Kelapa Gading. Kekayaan kuliner yang tersembunyi di tujuh restoran terpilih, yaitu Martabak Bong Ngian, Bakso Ragil, Ippeke Komachi, Sate Afrika H Ismail Coulibaly, Warung Thailand SCI, Nasi Uduk Lapangan Tenis dan Unank Juice.Yudi Samson, Pemilik Rumah Makan Ma'rannu Gading, mengatakan restoran yang menyajikan kuliner khas kota Makassar ini telah berdiri sejak tahun 1983. Dan, Neneknya merupakan generasi pertama sekaligus orang Makassar pertama yang membuka rumah makan di Kelapa Gading.
"Arti dari nama Ma'rannu adalah ceria dan bahagia. Ini merupakan suatu harapan ketika pengunjung datang kesini bawaannya itu bahagia. Menu spesial kami adalah coto Makassar dan sop konro (iga sapi), kepala ikan bandeng atau bawal, nasi goreng merah, mie goreng, sate dan lain sebagainya. Yang jadi favoritnya tentu coto dan sop konro," tutur Yudi.

(Yudi Samson, pemilik Rumah Makan Ma'rannu Gading. Foto: Dok. Yuni)
Sementara itu, Martabak Bangka Bong Ngian masuk dalam musim pertama pilihan kuliner TGA karena memiliki cita rasa yang sangat khas dan juga menjadi favoritnya warga Kelapa Gading.
Tia Angelina putri ketiga dari Pak Bong Ngian mengatakan martabaknya begitu spesial karena memiliki adonan yang sedikit lebih tebal, tetapi lebih lembut dan bersarang atau berongga. Meski kulitnya garing di luar, tapi dalamnya tetap lembut.
"Favorit di sini seimbang antara martabak manis dan martabak telor, keduanya banyak yang suka. Awal berdiri kami membuat pukis gerobakan, namun seiring berjalannya waktu mulai merambah ke martabak sampai sekarang. Rasanya tetap khas dan autentik dari sejak tahun 1981 mungkin karena Pak Bong Ngian sendiri yang belanja ke pasar setiap hari," ujar Tia.
Melengkapi ekshibisi, TGA juga menghadirkan program Food Passport yang mengajak pengunjung untuk dapat bereksplorasi kuliner secara langsung. Cukup dengan mendaftarkan diri di Gafoy dan mendapatkan TGA Food Passport, maka setiap peserta siap untuk berpetualang rasa di 20 destinasi kuliner terpilih dan berkesempatan mendapatkan hadiah seperti kaos TGA, Topi, botol Corkcicle dan hadiah istimewa berupa Fujifilm Instax Camera.
"Selain itu, akan digelar workshop gratis setiap akhir minggunya, mulai dari Custom Acrylic Keychain, DIY Drip Coffee Bag with Strada Coffee, DIY postcard/Poster Station, Drink & Kerupuk Kiosk, dan DIY Indonesian Spice Station," tutup Soegianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)