KULINER

10 Makanan Natal Khas Indonesia dan Asal Usulnya

Putri Purnama Sari
Selasa 10 Desember 2024 / 16:31
Jakarta: Perayaan Natal di Indonesia tak hanya dirayakan dengan sukacita keagamaan, tetapi juga dengan aneka hidangan khas yang mencerminkan kekayaan tradisi dan budaya Nusantara.

Makanan Natal khas Indonesia bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga cerita tentang budaya, sejarah, dan nilai-nilai keluarga. Setiap makanan membawa pesan kehangatan, kebersamaan, dan rasa syukur. Hal ini menjadikan perayaan Natal di Indonesia semakin bermakna dan berkesan.

Setiap daerah memiliki sajian khas Natal yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat akan makna yang menggambarkan kehangatan dan kebersamaan keluarga.

Oleh karena itu, berikut ini Medcom.id telah merangkum 10 makanan Natal khas Indonesia beserta cerita di baliknya. Simak yuk, siapa tahu ada makanan khas dari daerahmu!

Makanan Natal khas Indonesia di Berbagai Daerah

1. Ayam Kodok (Jakarta)


Ilustrasi Shutterstock

Ayam Kodok adalah hidangan istimewa yang dikenal di kalangan masyarakat Jakarta, terutama mereka yang memiliki latar belakang Tionghoa-Peranakan. Meski namanya unik, Ayam Kodok tidak mengandung kodok sama sekali.

Hidangan ini berupa ayam utuh yang kulitnya dipisahkan dengan hati-hati, lalu diisi dengan campuran daging ayam cincang, daging sapi, telur, dan rempah-rempah. Ayam yang telah diisi kemudian dipanggang hingga kulitnya renyah dan dagingnya empuk.  

Asal usul Ayam Kodok dipengaruhi oleh masakan Belanda, di mana hidangan ini terinspirasi dari stuffed turkey yang sering disajikan saat Natal. Dengan sedikit penyesuaian sesuai selera lokal, Ayam Kodok kini menjadi sajian mewah dalam perayaan Natal di banyak rumah tangga, melambangkan kebersamaan keluarga.  

2. Brenebon (Manado, Sulawesi Utara)


Ilustrasi Shutterstock

Brenebon, atau sup kacang merah, adalah hidangan tradisional masyarakat Minahasa yang menjadi menu wajib pada saat Natal. Nama “Brenebon” berasal dari bahasa Belanda bruin boonen, yang berarti kacang merah. Hidangan ini merupakan warisan kolonial yang telah diadaptasi dengan cita rasa lokal.  

Brenebon biasanya dimasak dengan kacang merah, daging babi atau sapi, dan aneka rempah seperti daun salam, kayu manis, dan pala. Proses memasaknya yang lama memastikan kuahnya kaya rasa. Brenebon biasanya dinikmati bersama nasi atau roti, melengkapi suasana hangat saat keluarga berkumpul di malam Natal.  

Baca juga: DIY Dekorasi Natal yang Hemat Bujet

3. Klapertart (Manado, Sulawesi Utara)


Ilustrasi Shutterstock

Klapertart adalah dessert khas Minahasa yang sangat populer di Indonesia, terutama saat perayaan Natal. Hidangan ini merupakan salah satu peninggalan kuliner Belanda yang masih lestari hingga kini. Nama “klapertart” berasal dari kata Belanda klapper (kelapa) dan tart (kue).  

Klapertart dibuat dari campuran kelapa muda, tepung terigu, mentega, telur, dan susu, dengan tambahan kismis dan kenari untuk memberikan tekstur dan rasa yang lebih kaya.

Di Minahasa, Klapertart sering disajikan dalam dua versi: versi panggang dengan lapisan atas yang karamel, atau versi kukus yang lebih lembut. Hidangan ini melambangkan kemewahan sekaligus kenangan masa lalu yang tetap dirayakan dalam suasana Natal.  

4. Ikan Kuah Kuning (Maluku dan Papua)


Ilustrasi Shutterstock

Ikan Kuah Kuning adalah hidangan ikonik dari Maluku dan Papua yang menjadi sajian favorit pada perayaan Natal. Hidangan ini dibuat dari ikan segar seperti kakap atau tuna, yang dimasak dengan kuah berbumbu kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lokal lainnya. Warna kuning yang cerah pada kuahnya melambangkan kebahagiaan dan harapan baru.  

Tradisi menyajikan ikan kuah kuning pada Natal mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang sangat bergantung pada hasil laut. Hidangan ini juga menjadi simbol penghormatan terhadap alam yang telah memberikan rezeki.  

5. Babi Panggang Karo (Sumatera Utara)


Ilustrasi Shutterstock

Babi Panggang Karo, atau yang sering disingkat sebagai BPK, adalah salah satu sajian paling populer di kalangan masyarakat Batak Karo saat Natal. Daging babi dipanggang dengan teknik tradisional, seringkali di atas arang, sehingga menghasilkan tekstur yang renyah di luar namun tetap juicy di dalam.  

Proses pembumbuan menggunakan andaliman, bawang putih, dan rempah khas Batak lainnya memberikan rasa yang unik dan kuat. Hidangan ini biasanya disantap dengan saus spesial dari darah babi yang dimasak bersama rempah. Selain sebagai makanan, BPK melambangkan rasa syukur atas berkat Tuhan yang melimpah sepanjang tahun.  

6. Sayur Lodeh (Jawa Tengah dan Jawa Timur)


Ilustrasi Shutterstock

Sayur Lodeh sering muncul dalam perayaan Natal masyarakat Jawa, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hidangan ini dikenal karena rasanya yang gurih dan sederhana, terbuat dari santan, labu siam, kacang panjang, tahu, dan tempe. Dalam perayaan Natal, lodeh spesial dibuat dengan tambahan ayam atau daging sebagai simbol kemewahan.  

Lodeh dipercaya melambangkan kesederhanaan dan kebersamaan dalam keluarga. Tradisi menyajikan sayur ini saat Natal juga menunjukkan bagaimana budaya Jawa mengharmoniskan nilai lokal dengan perayaan keagamaan.  

7. Papeda (Maluku dan Papua)


Ilustrasi Shutterstock

Papeda adalah bubur sagu khas Maluku dan Papua yang menjadi makanan pokok di wilayah tersebut. Saat Natal, papeda menjadi bagian tak terpisahkan dari hidangan keluarga, biasanya disajikan bersama ikan kuah kuning atau lauk lainnya.  

Papeda melambangkan kelestarian tradisi dan kekuatan komunitas. Meski sederhana, hidangan ini penuh makna, mengingatkan setiap orang akan pentingnya menjaga hubungan dengan alam dan sesama.  

8. Nasi Jaha (Minahasa, Sulawesi Utara)


Ilustrasi Shutterstock

Nasi Jaha adalah nasi ketan yang dimasak dengan santan dan jahe, kemudian dibakar dalam bambu. Hidangan ini berasal dari Minahasa dan sering disiapkan untuk acara-acara khusus, termasuk Natal.  

Tradisi memasak Nasi Jaha melibatkan seluruh anggota keluarga, mulai dari menyiapkan bahan hingga proses pembakaran. Hidangan ini melambangkan kehangatan dan kebersamaan, di mana semua orang turut ambil bagian dalam proses persiapannya.  

Baca juga: Tren Outfit Natal 2024, Lengan Bergaya, Gaun Beludru hingga Warna Metalik

9. Legit Mandar (Sulawesi Barat)


Ilustrasi Shutterstock

Kue Legit Mandar adalah sajian khas dari Sulawesi Barat yang berbahan dasar tepung beras, gula aren, dan santan. Hidangan ini memiliki tekstur yang kenyal dengan rasa manis yang khas, cocok disantap bersama teh atau kopi.  

Pada perayaan Natal, Legit Mandar sering disajikan sebagai simbol suka cita dan penghormatan terhadap tamu. Rasa manisnya mencerminkan kehangatan dan kasih sayang dalam hubungan keluarga.  

10. Kue Bagea (Maluku)


Ilustrasi Shutterstock

Bagea adalah kue berbahan dasar sagu yang populer di Maluku. Kue ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang sedikit manis dengan aroma rempah yang khas. Selama Natal, Bagea menjadi pilihan camilan untuk menemani minum teh atau kopi, menciptakan suasana yang akrab dan penuh kehangatan.  

Tradisi membuat Bagea diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi simbol kebanggaan masyarakat Maluku akan kekayaan kuliner mereka.  (Angel Rinella)



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(SUR)

MOST SEARCH